Jakarta -
Seperti kita tahu,Â
polusi udara bisa berdampak buruk bagi kesehatan. Nah, bagaimana jika yang terpapar adalah ibu hamil? Apa dampaknya bagi si janin?
Sebuah penelitian mengungkapkan, lebih dari separuh bayi yang belum lahir terpapar polusi udara beracun. Lalu, jumlah polusi udara di dalam mobil hampir dua kali lipat ketimbang di luar mobil, Bun.
Dari penelitian itu ditemukan, 57 persen ibu sering bepergian menggunakan mobil atau taksi ketika mereka hamil tua. Ini berarti 2,6 juta bayi yang belum lahir mungkin terpapar polusi udara tambahan selama enam tahun terakhir.
Penelitian Opinium ini dirilis untuk memperingati Hari Udara Bersih, yang diselenggarakan oleh badan amal lingkungan Global Action Plan dan menemukan setidaknya 325 peristiwa yang terjadi di Inggris.
Chris Large, mitra senior di Global Action Plan mengatakan, tak sedikit masyarakat yang menganggap pilihan satu-satunya ibu hamil untuk bepergian adalah dengan menggunakan mobil. Padahal, diibaratkan Large, di dalam mobil pun terjadi
polusi udara.
"Namun, kadang ini menimbulkan pertanyaan. Haruskah ibu hamil menghindari naik mobil saat bepergian?" kata Large, mengutip
Sky News.
Global Action Plan mengatakan dalam penelitian itu terdapat peningkatan kadar nitrogen dioksida yang bisa meningkatkan risiko keguguran sebesar 16 persen. Ini artinya mungkin lebih baik wanita hamil bekerja dari rumah.
Sementara itu, penelitian lain menemukan satu dari lima kasus asma pada anak-anak dapat dikaitkan dengan polusi lalu lintas. Disebutkan, polusi udara berdampak buruk pada kehidupan setiap orang, terutama anak-anak, dan embrio. Dampak kesehatan ini mencakup peningkatan risiko pneumonia dan asma, dan pertumbuhan fungsi paru-paru yang lebih rendah.
 Ilustrasi ibu hamil/ Foto: shutterstock |
"Ini hanya menggambarkan betapa pentingnya kita semua mengambil tindakan untuk mengurangi polusi udara, dan perlunya standar dan kebijakan yang lebih ketat untuk mengatasi masalah ini," kata Profesor Jonathan Grigg, profesor kedokteran pernapasan dan lingkungan anak di Queen Mary University of London.
Sebelumnya juga ada penelitian yang menemukan ada partikel karbon di plasenta bayinya akibat polusi udara.
Penemuan partikel-partikel karbon di plasenta tersebut penting bagi kehamilan, karena bisa membantu menjelaskan bahwa ibu hamil yang tinggal di daerah yang tercemar lebih rentan melahirkan prematur dan memiliki bayi dengan berat lahir rendah.
"Kami sementara ini hanya tahu bahwa pencemaran air memengaruhi perkembangan janin dan dapat terus memengaruhiÂ
bayi setelah lahir dan sepanjang hidup mereka. Kami tertarik untuk melihat apakah efek ini bisa disebabkan oleh partikel dari paru-paru bergerak ke plasenta," kata dr.Lisa Miyashita, yang memimpin penelitian.
[Gambas:Video Haibunda]
(rdn/rdn)