KEHAMILAN
Bunda Perlu Tahu, Bahaya Paparan Kabut Asap pada Ibu Hamil
Asri Ediyati | HaiBunda
Kamis, 12 Sep 2019 07:01 WIBKebakaran hutan membuat kualitas udara di Sumatera kian memburuk. Akibatnya, dilaporkan detikcom, berdasarkan data Air Quality Monitoring System (AQMS) Dinas Lingkungan Hidup Daerah (DLHD) Kota Jambi, Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) dengan parameter konsentrasi PM 2,5 pada 9 September pukul 20.00 WIB berada di atas baku mutu dengan nilai 746, termasuk kategori berbahaya.
Tentunya kondisi ini amat memprihatinkan dan membuat waswas kita semua, terlebih ibu hamil. Hal ini disebabkan ada risiko dan kemungkinan hal yang terjadi bila ibu hamil terpapar asap kebakaran. Kata dr. Frans Abednego Barus, Sp.P., ketika zat-zat kimia yang terkandung dalam asap masuk ke paru, maka bisa diteruskan ke darah.
"Zat-zat kimia yang masuk, jelaga dan karbon, masuk ke dalam paru dan masuk ke pembuluh darah yang CO2 dan gas-gas berbahaya lain muncul dari pembakaran tak sempurna. Kalau kebakaran hutan itu kan menghasilkan asap kabut tebal, ini terjadi karena pembakaran tak sempurna. Partikel yang dihasilkan dari asap dalam bentuk molekul akan masuk ke dalam darah," ujarnya kapada HaiBunda.
Salah satu dampak bahaya adalah bisa menyebabkan keguguran, janin yang gagal tumbuh seperti pada ibu-ibu perokok, dan janinnya nanti memiliki berat badan lahir rendah (BBLR).
"Normalnya kan bayi lahir beratnya 3,5 sampai 4,5 kg. Nah kalau sudah terpapar ada risiko berat badan lahir rendah. Selain itu ibu juga bisa melahirkan bayi secara prematur," kata Frans yang berpraktik di Omni Hospital Pulomas.
Namun, paparan asap enggak mengubah genetik (mutasi gen) melainkan perubahan kualitas janin. Ditambah, fungsi otak bisa berkembang tidak sempurna. Akhirnya, kita bisa melahirkan generasi yang enggak kuat dari daya fisik, daya pikirnya, semuanya.
"Akibat fatalnya, bayi bisa mati dalam kandungan (intrauterine) dalam rahim, tapi itu dalam kasus khusus ya. Jadi kita harus cari tahu dahulu penyebab yang lain. Belum tentu, tapi kalau dibilang kemungkinan, ya ada," paparnya.
Kata Frans, periode yang berisiko besar terkena paparan asap kebakaran adalah pada kehamilan awal trimester pertama. Kehamilan awal akan berisiko besar, karena di situ masuk golden period, saat bayi benar-benar dijaga ke depannya. Pada kehamilan trimester dua dan tiga bayinya bisa lahir BBLR.
Untuk saat ini, penanggulangan secara medis sama sekali tidak ada. Alternatif lainnya, kata Frans, untuk sementara ibu hamil pindah dulu dari domisilinya untuk menghindari paparan asap. "Tapi, namanya kemungkinan, bisa saja ibunya survived. Jadi sang ibu dan janin bisa sehat, bisa juga enggak," tutur Frans.
(aci/som)