Jakarta -
Setelah menikah, banyak pasangan suami istri yang ingin segera punya momongan. Inilah pentingnya mengecek
kesuburan, yang juga bakal memengaruhi kehidupan seks pasangan.
Seorang ibu asal Amerika Serikat, Patti Gellman, menceritakan pengalamannya saat pertama kali mencoba untuk hamil. Awal menikah, dia dan suami, Alex menganggap kehamilan adalah sesuatu yang sederhana dan mudah dicapai.
Mereka ternyata merasakan perjalanan medis yang sulit bahkan tidak nyaman, seperti menaiki
roller coaster yang mengoyak fisik dan emosional. Hingga dua tahun berlalu, tepatnya pada 1993, Gellman dan Alex sangat bersyukur dikaruniai anak kembar yang sehat.
"Saya tidak berpikir ada orang yang bisa membujuk saya untuk mengalami hal itu lagi, terlebih setelah saya punya dua putra yang luar biasa dan sehat," ungkap Gellman, dilansir
Web MD.
Tapi, setelah 26 tahun berlalu sejak kelahiran si bayi kembar, Gellman berubah pikiran. Pada musim dingin tahun lalu, dia menjalani program bayi tabung lagi, lalu melahirkan bayi laki-laki lima bulan lalu.
Berkaca dari pengalaman Gellman dan Alex, keinginan punya anak bisa begitu kuat, sehingga pasangan infertil sering kali bersusah payah secara fisik, emosional, dan finansial, untuk hamil. Faktanya, sekitar 80 persen pasangan akhirnya berhasil dengan bantuan ahli endokrin reproduksi.
Sebagian besar dari mereka tidak perlu menjalani teknologi yang lebih maju dan mahal, seperti program bayi tabung. Selain itu, perbaikan praktik laboratorium telah meningkatkan peluang metode yang lebih canggih ini akan berhasil. Sementara di saat yang sama bisa mengurangi risiko kelahiran kembar.
"Infertilitas memengaruhi setiap aspek kehidupan seorang wanita," kata Alice Domar, psikolog kesehatan yang juga direktur Mind/Body Program for Infertility di Harvard Medical School.
Ilustrasi pentingnya tes kesuburan bagi suami istri/ Foto: iStock |
Domar menegaskan, hal itu akan memengaruhi hubungan dengan suami karena pria dan wanita menanggapi infertilitas dengan cara yang berbeda.
"Itu memengaruhi kehidupan seks mereka karena mereka diberi tahu kapan mereka bisa dan tidak bisa melakukan hubungan intim," ujarnya.
Selain itu, Domar menambahkan,
kesuburan juga akan memengaruhi hubungan dengan teman dan keluarga. Terlebih melihat banyak orang sepertinya sangat mudah hamil.
Dijelaskan dr.M Luky Satria Syahbana, Sp.OG-KFER, dari Mayapada Healthcare Jakarta Selatan, cek kesuburan memang dianjurkan saat suami dan istri berusia 35 tahun lebih. Tapi, kalau mau cek kesuburan sebelum menikah, enggak masalah, Bun.
"Lakukan juga tes kesuburan setelah pasangan setahun menikah, berhubungan intim setidaknya dua kali seminggu, tanpa kontrasepsi tapi belum hamil juga," terang Luky.
Nah, kalau perempuan dengan endometriosis, kista, haid tidak teratur, dan berusia muda, Luky menyarankan untuk tes kesuburan. Begitu juga kalau sudah pernah menikah sebelumnya, tapi belum punya anak.
Simak juga, Bun, penjelasan dokter tentang dampak kurang tidur pada siklus menstruasi, dalam video berikut:
(muf/rap)