HaiBunda

KEHAMILAN

5 Cara Mencegah Kehamilan Bermasalah agar Tidak Bahayakan Ibu & Janin

Ratih Wulan Pinandu   |   HaiBunda

Minggu, 10 Nov 2019 18:06 WIB
5 Cara mencegah kehamilan bermasalah/ Foto: iStock
Jakarta - Calon orang tua, baik Bunda maupun Ayah pasti fokus mencegah kehamilan jadi bermasalah. Kadang, ada kondisi medis yang tidak disangka-sangka menyebabkan kandungan jadi tidak berkembang, sehingga harus dibersihkan.

Salah satu yang paling sering menghantui para Bunda adalah kondisi kesehatan janin di dalam kandungan. Apakah nantinya akan berkembang dengan sempurna atau tidak. Itu sebabnya, sangat penting mencegah kehamilan agar tidak bermasalah.

Dijelaskan dr N.B Donny A.M, Sp.OG, ada cara mudah untuk mengetahui kehamilan bermasalah atau tidak yaitu dengan cara USG. Dari situ akan terlihat ukuran hingga detak janin yang normal dan tidak.


"Kalau kehamilan awal tandanya janin enggak berkembang ya dengan USG. USG di trimester satu itu penting untuk mengetahui, pertama lokasi kehamilan itu ada di mana. Kemudian, yang kedua ukuran sesuai dengan usianya enggak. Kemudian detak jantung," ungkap Donny kepada HaiBunda.

Tes USG biasanya bisa digunakan untuk mencegah berbagai masalah kehamilan. Kelainan apa saja yang bisa dideteksi sejak di dalam kandungan? Berikut ulasannya HaiBunda rangkum dari berbagai sumber yang terpercaya dan dokter kandungan yang ahli di bidangnya.

Mencegah kehamilan bermasalah/ Foto: iStock

1. Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik terjadi saat sel telur yang sudah dibuahi tidak menempel sempurna pada endometrium rahim. Melainkan pada tuba tuba falopi ata tempat lainnya. Biasanya ditandai dari beberapa gejala yang muncul nih, Bun.

"Flek atau perdarahan dari kemaluan, nyeri perut hebat kemudian disertai dengan tes kehamilan positif. Kalau sudah terdiagnosis Kehamilan Ektopik Terganggu (KET), perlu dilakukan tindakan operasi darurat," papar dr.Rinto Riantori Sp.OG dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan .

Tapi tenang, Bun, berbagai upaya bisa dilakukan untuk mencegah kehamilan ektopik terjadi. Terpenting menurut Rinto adalah menjaga kebersihan area intim nih. Sehingga tidak sampai menyebabkan infeksi. Selanjutnya, yang benar-benar harus Bunda hindari adalah mengonsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang. Serta, berhenti merokok.

Sedangkan pada Bunda yang sudah terlanjur mengalami kehamilan ektopik, biasanya harus segera diatasi dengan melakukan bedah yang disebut laparoskopi. Prosedurnya, dokter akan membuat sayatan kecil di bagian bawah perut. Lalu, memasukkan alat tipis bernama laparoskop untuk mengangkat sel telur yang sudah dibuahi tapi tidak menempel di rahim.

Jika tuba falopi diketahui rusak, bisa jadi diangkat, Bun. Jika terjadi pendarahan hebat dan ada indikasi tuba pecah, diperlukan pembedahan darurat dengan sayatan lebih besar yang disebut laparotomi.

2. Hamil Anggur
Hamil anggur menjadi mimpi buruk untuk para ibu hamil. Itu sebabnya berbagai tindakan preventif dilakukan untuk mencegah kehamilan anggur menimpa mereka.

Mengutip laman National Cancer Institute Amerika, hamil anggur dalam istilah medis dikenal dengan nama mola hodatidosa atau kehamilan mola. Kondisi ini terjadi karena pertumbuhan sel-sel trofoblastik. Sel ini membantu embrio menempel pada rahim dan membentuk plasenta setelah pembuahan sel telur oleh sperma.

Hamil anggur sendiri terjadi akibat bakal janin tidak berkembang. Hal itu biasanya dikarenakan sel telur dan sperma yang seharusnya berkembang menjadi janin, justru jadi plasenta.

Mencegah hamil anggur sangat penting agar tidak menyebabkan keguguran. "Risiko lebih tinggi untuk wanita yang usianya di atas 35 tahun atau di bawah 20 tahun," kata spesialis obstetri dan ginekologi, dr.Boy Abidin, SpOG, dalam acara Dr.Oz Indonesia.

Jika dokter kandungan mengatakan Bunda mengalami hamil anggur, segera lakukan tindakan ya. Jangan mengabaikan hal tersebut jarena jika tidak ditangani dengan baik bisa berubah menjadi kondisi medis yang berbahaya.

"Kondisi ini terjadi saat sel telur bertemu dengan sel sperma, kemudian tumbuh. Harusnya kan menjadi plasenta, janin, dan air ketuban, tapi yang jadi bakal janin tidak berkembang baik. Yang berkembang baik adalah bakal plasenta dan tumbuhnya berlebih," ujar Boy.

Mencegah kehamilan bermasalah/Foto: iStock

3. Preeklamsia
Sudah tidak asing kan, Bun, dengan penyakit ibu hamil yang bernama preeklamsia? Sejumlah tokoh sempat mengalami preeklamsia saat hamil. Salah satu di antaranya adalah Kim Kardashian saat mengandung anak keduanya.

Preeklamsia sendiri merupakan kondisi naiknya tekanan darah yang dialami ibu hamil. Atau dalam istilah lainnya adalah hipertensi pada kehamilan dengan tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg. Mencegah kehamilan bermasalah sangat penting dilakukan agar preeklamsia tidak membahayakan ibu dan janin.

Sebab,saat ibu hamil mengalai preeklamsia bisa memengaruhi otak, hati, dan paru-paru. Gejalanya bisa ditandai dengan pembengkaian wajah, dan kerusakan organ lainnya. Jika tidak segera ditangani bisa menyebabkan bayi terlahir cacat, hingga berujung kematian.

4. Diabetes Gestasional
Salah satu upaya mencegah kehamilan jadi bermasalah adalah dengan memerhatikan kadar gula, Bun. Sebab, ibu hamil yang memiliki tingkat gula darah terlalu tinggi bisa mengalami diabetes gestasional.

Gejala yang biasanya muncul yaitu sangat haus, lapar, dan kelelahan. Untuk memastikannya, diperlukan tes gula darah. Diabetes gestasional bisa meningkatkan risiko preeklampsia, persalinan lebih awal, melahirkan secara caesar, bayi berbobot besar, dan bayi lahir dengan gula darah rendah, masalah pernapasan, serta penyakit kuning. Untuk menghindari penyakit ini, Bunda perlu menjaga pola makan sehat yang disarankan dokter.


5.Placenta Previa

Mencegah kehamilan agar tak bermasalah bisa dilakukan dengan melakukan kontrol ke dokter kandungan secara rutin. Serta melakukan tes USG secara berkala, untuk mengetahui perkembangan janin. Dari tes ini bisa diketahui posisi janin di dalam kandungan. Termasuk untuk memantau apakah mereka mengalami placenta previa.

Placenta previa adalah sebuah kondisi plasenta menutupi sebagian atau seluruh bukaan serviks, di dalam kandungan. Gejala dari placenta previa biasanya ditandai dengan terjadinya pendarahan tanpa ada rasa sakit, selama trimester kedua atau ketiga kehamilan.

Jika didiagnosis placenta previa setelah minggu ke 20 kehamilan tanpa pendarahan, Bunda disarankan untuk mengurangi aktivitas dan memperbanyak istirahat.

Semoga membantu!

Simak juga cerita Reisa Broto Asmoro pernah keguguran saat hamil pertama kali!

(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Ini Alasan Kenapa Bunda Tak Boleh Paksa Si Kecil Memeluk Saudaranya

Parenting Ajeng Pratiwi & Randu Gede

Keseruan Wendy Cagur dan Keluarga Liburan di Korea Selatan, Ini 5 Potretnya

Parenting Nadhifa Fitrina

Sunat Anak Laki-Laki: Usia yang Tepat, Estimasi Biaya, Manfaat, Risiko & Perawatannya

Parenting ZAHARA ARRAHMA

Kenali Ciri Stadium Awal Kanker Payudara dari Kulit Tubuh, Termasuk Tampak seperti Jeruk

Menyusui Amrikh Palupi

Seberapa Besar Peluang Hamil Anak Kembar dari 1 Embrio Melalui IVF? Simak Kata Ahli

Kehamilan Annisa Aulia Rahim

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Berobat Pakai Asuransi Bayar 10% Ditunda, Ini Penjelasan OJK

Arti Nama Axel dan 30 Rangkaiannya untuk Anak Laki-laki, Modern & Damai Maknanya

Ini Alasan Kenapa Bunda Tak Boleh Paksa Si Kecil Memeluk Saudaranya

Khayru Putra Gunawan Sudrajat Kerap Dibully saat Kecil, Kini Sudah Kuliah di Australia

Sunat Anak Laki-Laki: Usia yang Tepat, Estimasi Biaya, Manfaat, Risiko & Perawatannya

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK