Jakarta -
Setelah melahirkan, Bunda mungkin ingin mengatur jarak usia anak. Sehingga, Bunda ingin mencegah kehamilan agar jarak kelahiran anak tidak terlalu dekat.
Tapi, di sisi lain, berbagai alat kontrasepsi hormonal malah akan mengganggu produksi ASI. Beberapa ibu mengalami penurunan produksi ASI ketika menggunakan alat kontrasepsi sejenis itu.
"Hormon estrogen bisa mengganggu kontraksi rahim yang pengaruhnya di produksi ASI ibu. ASI biasanya jadi kering," kata konselor laktasi, dr.Ameetha Drupadi, CIMI.
Makanya, ketika menyusui, Bunda perlu sangat selektif dalam memilih cara mencegah kehamilan. Bunda bisa gunakan alat kontrasepsi non-hormonal atau alat kontrasepsi hormonal yang tidak mengganggu produksi ASI.
Apa saja ya alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan yang aman untuk ibu menyusui? Dirangkum dari berbagai sumber, berikut 8 cara mencegah kehamilan yang aman untuk ibu menyusui.
1. Intrauterine Devices (IUD)Mencegah kehamilan dengan alat kontrasepsi IUD efektif sekitar lebih dari 99 persen. Ini adalah alat kontrasepsi yang paling efektif untuk mencegah kehamilan.
Ada dua jenis IUD yang tersedia, yaitu homonal dan non-hormonal. Keduanya bisa digunakan dengan anjuran dokter.
IUD hormonal mengandung progestin yang merupakan bentuk sintetis dari progesteron. Hormon ini bertugas untuk mengentalkan lendir serviks. Sehingga, sperma tidak bisa mencapai rahim.
Dokter atau bidan akan memasukkan alat plastik berbentuk T ke dalam rahim Bunda untuk mencegah pembuahan. Karena memasang IUD berarti memasukkan benda asing ke dalam tubuh, risiko infeksi akan lebih besar, Bun.
Bunda dapat memasang IUD setelah melahirkan. Tapi, sebaiknya tanyakan dulu kepada dokter apakah IUD cocok untuk Bunda.
2. Mini-pillPil KB lain mengandung campuran hormon estrogen dan progesteron. Beberapa wanita mengalami pengurangan produksi ASI dan berkurangnya durasi menyusui ketika mengonsumsi pil ini.
Kalau Bunda mau menggunakan kontrasepsi oral, sebaiknya konsumsi mini-pil. Pil ini hanya mengandung progestin yang lebih aman untuk ibu menyusui. Pil ini tersedia dari resep dokter.
Seperti kontrasepsi lain yang mengandung progestin, Bunda dapat meminum pil ini sekitar enam sampai delapan minggu setelah melahirkan. Efektivitasnya dalam mencegah kehamilan mencapai 87-99,7 persen dengan catatan, Bunda harus rutin minum pil ini.
Kalau Bunda memutuskan ingin hamil lagi, konsultasikan dulu ke dokter ya. Beberapa wanita kesuburannya dapat segera kembali ketika berhenti minum pil ini. Tapi, ada juga yang butuh waktu lama.
Beberapa wanita mungkin produksi ASI-nya berkurang ketika menggunakan alat kontrasepsi hormonal apa pun. Untuk mengatasi ini, Bunda perlu menyusui lebih sering dan memompa ASI di beberapa minggu pertama, ketika menggunakan kontrasepsi ini.
3. Metode penghalangSeperti namanya, metode ini mencegah kehamilan dengan menghalangi sperma masuk ke rahim dan membuahi sel telur. Bunda bisa menggunakan metode ini segera setelah Bunda sudah bisa melakukan hubungan seksual lagi pascamelahirkan.
Metode ini juga tidak mengandung hormon apa pun. Sehingga, tidak akan mengganggu produksi ASI.
Salah satu metode penghalang untuk mencegah kehamilan adalah dengan menggunakan kondom. Ketika digunakan dengan sempurna, kondom efektif mencegah kehamilan sebesar 98 persen.
Penggunaan kondom secara sempurna maksudnya adalah menggunakannya sejak awal hingga selesai berhubungan. Ini juga berarti kondom tidak pecah atau lepas ketika melakukan seks.
Ilustrasi ibu menyusui/ Foto: iStock |
4. ImplanKontrasepsi implan 99 efektif dalam mencegah kehamilan. Tapi, kontrasepsi ini hanya tersedia dengan resep dokter ya, Bun.
Implan berbentuk batang kecil seperti korek api. Dokter akan memasukkan implan di bawah kulit lengan atas. Setelah dipasang, implan dapat mencegah kehamilan hingga empat tahun.
Implan mengandung hormon progestin. Hormon ini dapat membantu mencegah ovarium melepaskan sel telur. Progestin membantu mengentalkan lendir serviks. Sehingga, mencegah sperma mencapai sel telur.
5. Suntik depo-proveraSuntikan depo-provera adalah cara mencegah kehamilan dengan kontrasepsi jangka panjang. Suntikan ini mengandung hormon progestin.
Satu kali suntik, depo-provera dapat mencegah kehamilan selama tiga bulan. Jika Bunda tidak rutin suntik tiga bulan sekali, Bunda tidak akan terlindungi sehingga sangat mungkin mendapatkan kehamilan.
Kontrasepsi jenis ini sekitar 97 persen efektif dalam mencegah kehamilan. Wanita yang disuntik setiap 12 minggu sekali memiliki tingkat keberhasilan yang lebih tinggi dibandingkan wanita yang tidak melakukan suntik secara rutin.
Efek samping dari kontrasepsi suntik adalah sakit kepala hingga kenaikan berat badan. Beberapa wanita juga kehilangan kepadatan tulang.
6. KB alamiMetode KB alami juga disebut sebagai metode kesadaran kesuburan. Metode ini bebas dari hormon. Tapi, butuh perhatian terhadap detailnya. Bunda perlu memperhatikan tanda-tanda pada tubuh.
Tanda-tanda tubuh tersebut misalnya berapa lama siklus menstruasi Bunda. Pada beberapa wanita, panjang siklus antara 26 hingga 32 hari. Selain itu, Bunda juga perlu memperhatikan lendir yang keluar dari vagina.
Selain itu, Bunda juga bisa mencegah kehamilan dengan mengukur suhu tubuh. Suhu tubuh wanita turun sekitar -17,2 sampai -11,11 derajat Celsius selama 24 jam sebelum ovarium melepaskan sel telur. Jadi, pada waktu tersebut Bunda sebaiknya tidak melakukan seks jika tidak ingin hamil.
7. SterilisasiKalau Bunda sudah berniat untuk tidak ingin punya anak lagi, mungkin sterilisasi bisa jadi pilihan yang tepat. Sterilisasi pada wanita dikenal dengan banyak nama, termasuk sterilisasi tuba dan ligasi tuba.
Sterilisasi adalah cara mencegah kehamilan yang bersifat permanen. Metode ini memotong tuba falopi untuk mencegah kehamilan.
Ligasi tuba tidak akan memengaruhi siklus menstruasi, Bun. Beberapa wanita memilih melakukan prosedur ini setelah pesalinan normal atau pun caesar. Sterilisasi punya risiko yang sama dengan operasi lainnya, termasuk infeksi, serta nyeri panggul dan perut.
8. MenyusuiMenyusui secara alami dapat membuat wanita memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk hamil. Para profesional sering menyebut metode kontrasepsi ini dengan istilah Lactational Amenorrhoea Method (LAM).
Mencegah kehamilan dengan menyusui atau LAM adalah efek dari peningkatan kadar prolaktin. Ketika kadar prolaktin meningkat, produksi dan sekresi hormon lain dihambat. Hormon tersebut adalah gonatropin. Ketika kadar hormon tersebut berkurang, tubuh ibu juga akan mengurangi jumlah hormon estrogen.
Ovulasi tidak dapat terjadi tanpa ada peningkatan kadar estrogen. Makanya, menyusui bisa jadi cara mencegah kehamilan karena meningkatnya hormon prolaktin mencegah terjadinya ovulasi.
Namun, menyusui bisa jadi cara mencegah kehamilan hanya kalau Bunda menysuui secara eksklusif. Selain itu, menyusui akan efektif mencegah kehamilan hanya berlaku selama bayi berusia 0-6 bulan. Dengan catatan, Bunda belum mengalami menstruasi lagi.
"Artinya, Bunda benar-benar tidak dapat memberikan suplemen apa pun. Jadi ketika Bunda memompa dan memberikannya dengan botol, Bunda didiskualifikasi. Sebab, mengisap langsung ASI dari payudara yang membantu menekan ovulasi," kata Kelly A.Hightower RN, seorang konsultan laktasi dan owner Bright Birth di Decatur, GA dikutip dari Parents.
Jadi, cara mencegah kehamilan seperti apa yang Bunda pilih? Jangan lupa berkonsultasi dulu dengan dokter ya. Supaya tahu mana cara mencegah kehamilan yang tepat untuk Bunda.
(sih/rap)