Jakarta -
Sebagai calon ibu, Bunda pasti akan memperhatikan perubahan tubuh yang dialami. Sebab, khawatir apa yang dialami ibu akan berdampak buruk bagi janin.
Salah satunya ketika mengalami keputihan terlebih dalam waktu agak lama, kekhawatiran ibu hamil pun muncul. Menurut Andrea Chisholm, MD, perubahan atau keluhan sekecil apapun tak boleh diabaikan. Sebab, ini bisa jadi sinyal ada yang tak beres dengan janin.
"Bila ibu hamil keguguran, umumnya ibu akan mengalami pendarahan. Bila perdarahan berat terjadi, itu artinya kehamilan sudah terpisah dari garis rahim," papar Chisholm mengutip
Very Well Family.Kalau bercak darahnya berwarna merah muda atau cuma berupa titik darah, itu tandanya Bunda mengalami keguguran di tahap awal. Meski demikian, Chilshom menekankan bahwa tak semua pendarahan saat hamil tanda keguguran.
"Bahkan, ada juga ibu hamil yang tak mengalami perdarahan saat keguguran. Pastinya kondisi ini membuat ibu hamil bingung," tambahnya.
 ilustrasi keguguran dan kuret/ Foto: Shutterstock |
Chilsom juga bilang kadang kala pendarahan terjadi saat janin berhenti tumbuh di rahim. Bahkan, bukan enggak mungkin ibu hamil baru tahu dirinya keguguran saat usia kehamilannya sudah 10 minggu.
Menurut
American Pregnancy, keputihan saat hamil lumrah dialami ibu hamil. Kondisi ini disebut
leukorrhea yakni keputihan yang bening, berbau khas tapi tak menyengat, dan agak kental.
Saat hamil, disarankan ibu hamil enggak pakai pantyliner yang bisa bikin area kewanitaan lembap dan jadi tempat tumbuhnya bakteri. Kemudian, hindari douching karena bisa mengganggu keseimbangan flora vagina.
Bunda juga perlu tahu keputihan dengan ciri-ciri enggak beres karena ada sesuatu yang tidak normal. Misalnya,Â
keputihan berbau, keputihan berwarna kuning ( atau kehijauan, disertai bau tidak sebab.
Simak tips cegah kehamilan ektopik di video berikut.
[Gambas:Video Haibunda]
(rdn/rdn)