Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Perlukah Menjalani Kuret Setelah Keguguran?

Annisa Afani   |   HaiBunda

Rabu, 03 Jun 2020 15:16 WIB

First Pregnancy Check Up by Doctor. Pregnant lady Suffers Miscarriage While Performing C-Section.
Perlukah Menjalani Kuret Setelah Keguguran?/Foto: instagram
Jakarta -

Setelah mengalami keguguran, tubuh wanita mungkin akan mengeluarkan jaringan janin dengan sendirinya. Namun, terkadang tidak dapat membersihkan secara keseluruhan, Bunda.

Nah, dalam keadaan ini, Bunda yang mengalaminya memiliki pilihan untuk mengatasi hal tersebut, di antaranya mengonsumsi obat untuk menginduksi keguguran, menunggu untuk melihat apakah keguguran akan terjadi dengan sendirinya atau melakukan bedah dilatasi dan kuretase (D&C) atau umum dikenal dengan kuret.

Prosedur kuret ini dilakukan dengan melebarkan serviks menggunakan alat khusus untuk mengambil dan membersihkan isi rahim. Metode ini juga dapat membantu untuk mencegah infeksi serta komplikasi setelah keguguran.

Apa dan bagaimana prosedur kuret?

Kuret adalah prosedur cepat yang dapat dilakukan di ruang praktek dokter atau ruang operasi dalam waktu kurang lebih lima menit dengan tetap menggunakan anestesi umum. Dilansir Parents, menurut G. Thomas Ruiz, MD, selaku dokter OB-GYN di Memorial Care Orange Coast Medical Center di Fountain Valley, ada dua jenis prosedur kuret yang dapat dilakukan.

"Salah satunya digunakan ketika dokter melakukan uji ginekologi uterus untuk melihat kelainan. Sedangkan yang lainnya dengan melakukan dilatasi dan kuretase. Ini dikenal sebagai aspirasi uterus yang dicadangkan untuk keguguran, aborsi tidak lengkap, dan mengakhiri kehamilan yang tidak diinginkan," kata dia.

Untuk prosedur yang dilakukan, dokter yang menangani akan melakukan pembukaan serviks (bagian bawah rahim) dengan instrumen kecil atau obat-obatan. Kemudian dia akan mengikis atau menyedot jaringan tersebut dengan kuret.

ilustrasi keguguranilustrasi keguguran/ Foto: iStock

Ruiz mengatakan bahwa total waktu pemulihan dari prosedur kuret adalah sekitar dua minggu. Sebagian besar ibu yang mengalaminya akan merasakan sakit dan kram pasca-operasi yang berlangsung selama 3 hingga 4 hari, serta bercak yang bertahan selama dua minggu.

Nyeri tersebut biasanya dapat diobati dengan antiinflamasi nonsteroid (NSAID). Selain itu, dokter juga biasanya akan menyarankan untuk menghindari hubungan seksual selama beberapa minggu setelah prosedur dilakukan.

Risiko dan Komplikasi Kuret

Risiko kuret tergantung pada durasi kehamilan dan berapa banyak jaringan yang perlu diangkat. Menurut Sierra Washington, MD, MSC, FACOG, seorang profesor kedokteran reproduksi di University of California San Diego, secara umum kuret sangat aman, efektif dan jarang terjadi komplikasi pada ibu yang menjalaninya.

Namun jika terjadi, komplikasi yang paling umum terjadi dari prosedur kuret ialah infeksi pasca-operasi, perforasi dalam uterus, atau parut pada uterus. Selain itu, semakin banyak prosedur kuret yang dilakukan seorang wanita, maka semakin tinggi risiko komplikasinya.

Sementara itu, banyak ibu yang mengalami keguguran takut untuk melakukan prosedur kuret karena khawatir berisiko terhadap kesuburan mereka. Padahal, beberapa dokter yakin bahwa prosedur ini dapat lebih efektif untuk memastikan semua isi rahim dikeluarkan dengan bersih, dibandingkan dengan mengonsumsi obat untuk menginduksi keguguran karena berisiko masih ada yang tersisa di dalamnya.

Untuk itu, Bunda perlu melakukan konsultasi secara matang bersama dokter yang menangani. Itu agar bisa mendapatkan kesimpulan atas pilihan prosedur yang tepat untuk kebaikan Bunda.

Bunda, simak juga penjelasan mengenai antibiotik yang katanya dapat menggugurkan kandungan dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]



(AFN/jue)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda