Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

7 Risiko Hamil di Atas Usia 35 Tahun yang Perlu Bunda Tahu

Yuni Ayu Amida   |   HaiBunda

Rabu, 15 Jan 2020 07:01 WIB

Jika Bunda ingin hamil namun usia sudah mencapai 35 tahun, atau sedang hamil di usia itu, coba simak beberapa risiko ini agar bisa segera ditangani.
7 Risiko Hamil di Atas Usia 35 Tahun yang Perlu Bunda Tahu Foto: iStock
Jakarta - Kehamilan adalah sesuatu yang tentunya ditunggu oleh tiap pasangan. Namun, ada beberapa wanita yang baru mengalami kehamilan atau mungkin hamil lagi di usia 35 tahun. Rupanya, hamil di usia yang bisa dikatakan tua ini ada risikonya lho, Bunda.

Melansir dari Healthline, menurut profesor kedokteran, Michael Weber, MD, perempuan yang pertama kali hamil di usia tua sebenarnya memiliki tingkat risiko lebih daripada perempuan yang hamil di usia muda. Risiko tersebut di antaranya seperti lahir prematuar atau berat badan rendah. Bisa pula terjadi cacat kromosom.


Meski begitu, bukan artisnya hamil di atas usia 35 selamanya memberi risiko buruk. Secara umum, menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), wanita yang menunggu memiliki anak juga ada manfaatnya. Ibu yang lebih tua memiliki lebih banyak sumber daya untuk merawat anak-anak mereka, seperti pendapatan yang lebih tinggi dan lebih banyak pendidikan.

Berikut ini beberapa risiko yang bisa terjadi ketika Bunda hamil atau memulai program hamil di atas usia 35 tahun, dikutip dari Mayo Clinic.

1. Lebih sulit hamil

Ketika mencapai pertengahan di akhir usia 30-an, kualitas dan kuantitas sel telur menurun. Selain itu, telur wanita yang lebih tua lebih sulit dibuahi daripada sel telur wanita lebih muda. Jika Bunda berusia di atas 35 tahun, dan belum hamil selama enam bulan padahal sudah melakukan program, coba minta nasihat pada penyedia layanan kesehatan.

2. Cenderung hamil anak kembar

7 Risiko Hamil di Atas Usia 35 Tahun yang Perlu Bunda Tahu7 Risiko Hamil di Atas Usia 35 Tahun yang Perlu Bunda Tahu/ Foto: iStock


Kemungkinan memiliki anak kembar meningkat seiring bertambahnya usia. Hal ini karena perubahan hormon dapat menyebabkan pelepasan banyak sel telur pada saat yang bersamaan. Penggunaan teknologi reproduksi yang dibantu, seperti fertilisasi in vitro (ivf) atau bayi tabung juga dapat memainkan peran.

3. Berisiko diabetes gestasional

Diabetes gestasional terjadi hanya selama kehamilan, dan lebih umum dialami perempuan yang hamil di usia tua. Kontrol ketat gula darah melalui diet dan aktivitas fisik sangat penting. Kadang, obat-obatan juga dibutuhkan.

Jika tidak diobati, diabetes gestasional dapat menyebabkan bayi tumbuh secara signifikan lebih besar dari rata-rata, yang meningkatkan risiko cedera selama persalinan. Diabetes gestasional juga dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur, tekanan darah tinggi selama kehamilan, dan komplikasi pada bayi setelah dilahirkan.

4. Bisa mengalami tekanan darah tinggi selama kehamilan

Penelitian menunjukkan, tekanan darah tinggi yang berkembang selama kehamilan lebih sering terjadi pada wanita yang lebih tua. Rutin kontrol ke dokter untuk selalu melakukan pemantauan terhadap kehamilan bisa membantu menghindari komplikasi.

5. Berat lahir bayi rendah atau lahir prematur

Bayi prematur, terutama mereka yang lahir paling awal, seringkali memiliki masalah medis yang rumit. Bunda mungkin membutuhkan bedah caesar. Selain itu, ibu yang hamil di usia tua juga punya komplikasi lain yang bisa menyebabkan persalinan caesar, contohnya kondisi di mana plasenta memblokir jalan lahir atau plasenta previa.

6. Risiko kelainan kromosom lebih tinggi

Bayi yang lahir dari ibu yang usianya di atas 35 atau berusia tua memiliki risiko lebih tinggi terhadap masalah kromosom tertentu, seperti down sindrome.

7. Risiko keguguran lebih tinggi

Risiko keguguran atau bahkan kelahiran mati meningkat seiring bertambahnya usia ibu hamil. Tapi mungkin juga ini karena kondisi medis yang sudah ada sebelumnya, atau kelainan kromosom janin.

Penelitian menunjukkan, penurunan kualitas sel telur ditambah peningkatan risiko kondisi medis kronis seperti tekanan darah tinggi dan diabetes, dapat meningkatkan risiko keguguran. Tanyakan penyedia layanan kesehatan Bunda tentang pemantauan kesejahteraan bayi selama minggu-minggu terakhir kehamilan.


Simak juga terkait bolehkah ibu hamil makan nanas dalam video ini:

[Gambas:Video Haibunda]



(yun/muf)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda