Jakarta -
Recurrent Pregnancy Loss (RPL) atauÂ
keguguran menjadi risiko yang kerap melanda sebagian wanita. Meski demikian, jangan patah semangat dulu ya, Bun. Sebab, harapan untuk hamil kembali tetap selalu ada.
Melansir
Womenandinfants, keguguran berulang terjadi ketika seorang wanita memiliki dua atau lebih kehilanganÂ
kehamilan klinis berturut-turut.
Kehamilan klinis sendiri berbeda dari kehamilan kimiawi. Di mana keguguran terjadi sebelum ada bukti kehamilan seperti hasil tes positif atau tes darah. Dari semua kehamilan klinis, 15 hingga 20 persen berakhir dengan keguguran.
Menurut ACOG, sekira 5 persen wanita mengalami dua atau lebih keguguran berturut-turut dan 1 persen akan mengalami tiga atau lebih. Risiko keguguran berulang pun akan lebih tinggi pada wanita yang berusia di atas 35 tahun, yang pernah mengalami keguguran sebelumnya.
Seiring bertambahnya usia wanita, risiko keguguran biasanya dikarenakan kelainan genetik meningkat dari 15 hingga 20 persen dan menjadi lebih dari 50 persen saat berusia di atas 40 tahun.
Tapi, Bunda tidak perlu khawatir karena sebagian besar wanita dengan riwayat RPL, masih memiliki peluang bayi yang lahir hidup sehat. Terlepas dari penyebabnya atau tidak, dan pengobatan yang dilakukan.
Dalam satu studi, keseluruhan angka kelahiran hidup setelah evaluasi diagnostik normal dan abnormal untuk RPL adalah 77 dan 71 persen. Di sisi lain, 8 dari 17 wanita dengan 6 atau lebih keguguran yang tidak dapat dijelaskan berturut-turut kemudian mengalami kehamilan yang sukses.
 Risiko keguguran berulang/ Foto: iStock |
Lalu, bagaimana upaya yang dapat dilakukan wanita untuk mencegah keguguran berulang? Tak banyak yang bisa dilakukan untuk menghindari risiko tersebut. Beberapa dokter biasanya akan meresepkan aspirin atau suplemen progesteron kepada pasien dengan RPL.
"Aspirin dan heparin akan diresepkan meskipun sedikit data untuk mendukungnya. Pasangan akan senang jika kehamilan berikutnya menghasilkan kelahiran hidup meskipun obat-obatan mungkin tidak ada hubungannya dengan hal tersebut," ujar James D. Goldberg, MD,
director of the Prenatal Diagnosis Center di San Francisco Perinatal Associates, dikutip dari laman
Seleni.
Karenanya, Bunda tak boleh merasa tertekan saat bersiap hamil kembali setelah mengalami keguguran berulang. Agar Bunda merasa siap, Hugh Taylor, MD, chief of obstetrics and gynecology di Yale-New Haven Hospital merekomendasikan agar memberikan jeda waktu bagi pasangan yang ingin hamil kembali karena rahim membutuhkan waktu untuk pulih.
"Tunggulah setidaknya 2-3 bulan sebelum kembali mencoba untuk hamil,"ujar Taylor.
Semoga membantu, Bun!
Cegah keguguran, Bunda juga harus pahami benar risiko makan antibiotik selama kehamilan. Simak penjelasannya dalam video berikut:
[Gambas:Video Haibunda]
(rap/rap)