Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Waspada Tanda Keputihan Abnormal Ibu Hamil Bisa Picu Kelahiran Prematur

Jujuk Ernawati   |   HaiBunda

Senin, 10 Aug 2020 07:04 WIB

ilustrasi hamil
Waspada Tanda Keputihan Abnormal Ibu Hamil Bisa Picu Kelahiran Prematur/ Foto: iStock
Jakarta -

Hamil menjadi masa yang membahagiakan bagi seorang wanita. Namun saat hamil, wanita juga akan mengalami kebingungan untuk membedakan perubahan yang normal dan abnormal. Salah satunya adalah keputihan saat kehamilan.

Sebenarnya meningkatnya keputihan bisa menjadi salah satu tanda awal kehamilan, yang akan berlanjut selama kehamilan. Karena itu, Bunda enggak perlu terlalu khawatir kalau mengalami keputihan di awal kehamilan atau sepanjang kehamilan selama keputihan tersebut normal.

Dikutip dari HealthLine, keputihan normal jika tekstur cairannya tipis, warnanya putih susu, dan baunya ringan atau tidak menyengat. Perubahan keputihan biasanya dimulai satu atau dua minggu setelah terjadi pembuahan, bahkan sebelum Bunda menyadari telat menstruasi.

Keputihan biasanya akan meningkat seiring bertambahnya usia kehamilan hingga akhir kehamilan, Bunda. Pada minggu-minggu terakhir kehamilan, Bunda mungkin akan sadar bahwa cairan yang keluar mengandung lendir kental dengan garis merah darah. Tapi Bunda enggak perlu panik karena itu tanda awal persalinan.

Meski demikian, ada beberapa wanita hamil yang tidak mengalami peningkatan keputihan lho, Bun. "Beberapa wanita mengalami peningkatan keputihan selama kehamilan, dan beberapa tidak mengalami peningkatan sama sekali," kata Karen Nordhal, MD, salah satu pendiri Fit to Deliver International dan penasihat Fit Pregnancy di British Columbia, dilansir dari Parents.

Penyebab keputihan saat hamil

Ketika wanita tidak hamil, keputihan mengalami perubahan karena fluktuasi kadar hormon. Nah, saat hamil, meningkatnya aliran darah dan hormon juga yang berperan terhadap perubahan keputihan yang Bunda alami.

Perubahan pada leher rahim atau serviks selama kehamilan juga bisa menyebabkan keputihan. Saat serviks dan dinding vagina melunak, tubuh memproduksi cairan berlebih atau keputihan untuk mencegah infeksi.

Dan ketika menjelang persalinan, keputihan akan meningkat. Itu karena kepala bayi menekan serviks.

Keputihan selama kehamilan untuk menjaga serviks tetap lembap, tertutup rapat, dan sehat. Sementara meningkatnya volume keputihan selama kehamilan untuk mengurangi risiko infeksi vagina dan uterus.

Young woman having painful stomachache with hands holding pressing her crotch lower abdomen. Medical or gynecological problems, healthcare conceptWanita keputihan/ Foto: iStock

Cara mengatasi keputihan selama kehamilan

Jika Bunda tidak nyaman karena mengalami keputihan selama kehamilan, ada beberapa cara yang bisa dilakukannya untuk mengatasinya. Berikut ini caranya seperti dikutip dari Parenting Firstcry:

  • Jaga agar area genital atau vulva bersih dan kering
  • Pakai panty liner untuk menyerap cairan yang membuat Bunda tidak nyaman, tapi pastikan bahwa panty liner tersebut tanpa pewangi
  • kenakan pakaian dalam dari bahan katun dan memungkinkan kulit bernapas
  • Gantilah pakaian dalam setidaknya 2-3 kali sehari
  • Gunakan air dan sabun tanpa pewangi saat mencuci area kewanitaan
  • Cuci tangan dengan benar sebelum dan sesudah menyentuh vagina
  • Pastikan vagina terlumasi dengan baik sebelum berhubungan seks
  • Bersihkan vagina dengan menyeka dari depan ke belakang, terutama setelah berhubungan seks

Sementara itu, ada beberapa hal yang jangan Bunda lakukan saat mengatasi keputihan selama kehamilan demi menghindari infeksi:

  • Jangan memakai tampon selama kehamilan untuk menyerap keputihan
  • Jangan memakai pakaian dalam yang basah dalam waktu lama karena bisa membuat vagina jadi tempat berkembang biak jamur dan bakteri
  • Hindari douching (membersihkan vagina dengan cairan khusus ke dalam vagina) selama kehamilan untuk menghilangkan keputihan karena justru bisa mengganggu keseimbangan bakteri baik dan menyebabkan infeksi vagina
  • Jangan gunakan tisu atau sabun vagina karena bisa mengacaukan pH sensitif area kewanitaan dan meningkatkan kemungkinan risiko infeksi vagina
  • Jangan gunakan parfum dan deodoran vagina selama kehamilan

Keputihan abnormal saat hamil dan mengobatinya

Meski keputihan normal selama kehamilan, namun Bunda harus waspada dengan beberapa tanda-tanda keputihan yang tidak normal. Beberapa tanda-tanda keputihan abnormal, yakni:

  •  Warna kuning, hijau atau abu-abu
  • Bau kuat dan busuk
  • Keputihan disertai kemarahan atau rasa gatal atau pembengkakan pada vulva

Pada kondisi tertentu, keputihan abnormal bisa menjadi tanda beberapa masalah kesehatan, seperti:

1. Keputihan tanda infeksi jamur

Keputihan abnormal mungkin tanda infeksi. Infeksi jamur sering terjadi selama kehamilan, Bunda. Infeksi jamur ditandai dengan keluarnya cairan berwarna kuning atau putih yang mengental, tebal atau menyerupai keju cottage.

Gejala lainnya, seperti gatal, kemerahan, dan nyeri di daerah sekitar vagina. Bahkan, beberapa wanita juga mengalami nyeri saat berhubungan seks dan rasa terbakar saat buang air kecil.

Jika merasakan keputihan karena infeksi jamur, Bunda bisa konsultasi dengan dokter tentang resep atau krim atau supositoria vagina yang dijual bebas untuk mengobatinya. Probiotik juga bisa membantu mengatasinya.

2. Keputihan tanda infeksi bakteri (bakteri vaginosis)

Infeksi ini disebabkan oleh ketidakseimbangan bakteri di vagina. Kadang infeksi ini tidak disertai gejala namun bisa menghasilkan cairan berbau amis saat hamil. Keputihan akan keluar setelah berhubungan seks, dan menyebabkan gatal dan terbakar. Jika kondisi ini tidak diobati akan menyebabkan komplikasi kehamilan.

"Bakteri vaginosis tanda infeksi vagina tapi kadang bisa naik ke rahim, menyebabkan pecahnya ketuban secara dini dan kelahiran prematur," kata OB-GYN di Bloomfield Hills, April Sarvis, M.D.

Kalau Bunda mengalami tanda-tanda keputihan karena bakteri, obat resep dari dokter bisa menghilangkan gejalanya tanpa membahayakan janin. Selain itu, juga mengurangi kemungkinan persalinan prematur.

3. Keputihan tanda Penyakit Menular Seksual (PMS)

Keluarnya cairan kuning selama kehamilan kadang menandakan gonore dan cairan kuning atau hijau yang berbusa selama kehamilan bisa mengindikasikan trikomoniasis atau penyakit seksual yang disebabkan oleh infeksi parasit. Apabila keputihan disertai sedikit bau bisa tanda klamidia.

Infeksi ini bisa menyebabkan rasa nyeri saat berhubungan seks atau buang air kecil. Jika Bunda memiliki PMS selama kehamilan bisa menyebabkan kelahiran prematur dan infeksi lahir setelah melahirkan. Bahkan, beberapa organisme yang menyebabkan PMS bisa melewati plasenta dan memengaruhi janin dan berpotensi ditularkan ke bayi saat melahirkan.

Jika Bunda mencurigai keputihan sebagai tanda PMS, Segera periksakan diri ke dokter. Kebanyakan keputihan abnormal karena PMS bisa diobati dengan aman menggunakan antibiotik.

Bunda bisa simak mitos atau fakta mentimun bisa sebabkan keputihan dalam video berikut ini:

[Gambas:Video Haibunda]



(jue/jue)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda