Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Dampak Pandemi COVID-19, WHO Soroti Risiko Bayi Baru Lahir Dipisahkan dari Ibunya

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Rabu, 24 Mar 2021 14:51 WIB

Persalinan
Dampak Pandemi, WHO Soroti Risiko Bayi Baru Lahir Dipisahkan dari Ibunya/ Foto: iStock

Pandemi COVID-19 menimbulkan dampak pada semua orang di dunia, termasuk wanita yang baru melahirkan dan bayinya. Belum lama ini, penelitian dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa pandemi bisa memengaruhi kualitas perawatan bayi baru lahir yang sakit hingga menimbulkan kematian.

Dikutip dari laman WHO, sebuah studi yang diterbitkan dalam Lancet EclinicalMedicine menyoroti tentang pentingnya memastikan bayi yang baru lahir memiliki kontak dekat dengan orang tua. Salah satunya pada bayi dengan berat badan lahir rendah dan prematur.

Namun, di banyak negara, jika COVID-19 terdeteksi dan dicurigai ditemukan, bayi baru lahir akan langsung dipisahkan dari ibunya. Padahal, hal ini dapat meningkatkan risiko kematian dan komplikasi kesehatan seumur hidup, Bunda.

Kondisi seperti ini biasanya ditemukan di negara-negara termiskin di mana jumlah kelahiran prematur dan kematian bayi banyak terjadi. Menurut laporan, dipisahkannya bayi dari perawatan kanguru (kangaroo mother care) akan memperburuk risikonya.

banner resep tahu

WHO menjelaskan bahwa perawatan ibu kanguru dapat menyelamatkan hingga 125.000 nyawa bayi lho, Bunda. Untuk bayi prematur dan berat badan lahir rendah, perawatan skin to skin ini sangat penting dilakukan.

Perawatan ibu kanguru terbukti mengurangi angka kematian bayi sebanyak 40 persen, hipotermia lebih dari 70 persen, dan infeksi parah hingga 65 persen.

"Masalah terhadap layanan kesehatan penting selama pandemi telah memengaruhi kualitas perawatan yang diberikan kepada beberapa bayi yang paling rentan. Ini termasuk hak mereka mendapatkan kontak yang menyelamatkan nyawa dan dibutuhkan dari orang tuanya," kata Dr.Anshu Banerjee, Direktur Maternal, Bayi Baru Lahir, Anak, dan Remaja di WHO.

Banerjee mengatakan bahwa kemajuan selama beberapa dekade dalam mengurangi kematian anak akan terancam karena pandemi. Ini dapat dicegah apabila kita bertindak untuk melindungi dan meningkatkan layanan perawatan berkualitas bagi Bunda dan bayi baru lahir dan memperluas cakupan intervensi penyelamatan nyaman seperti pada perawatan ibu kanguru.

WHO juga memberikan saran dalam rilis penelitian ini, Bunda. Apa sarannya? Baca halaman berikutnya ya.

Simak juga cara tepat memandikan bayi baru lahir, dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]


SKIN TO SKIN IBU DAN BAYI BARU LAHIR

Persalinan

Dampak Pandemi, WHO Soroti Risiko Bayi Baru Lahir Dipisahkan dari Ibunya/ Foto: iStock

WHO menyarankan bahwa Bunda harus terus berbagi kamar dengan bayinya sejak lahir. Selain itu, Bunda juga dapat menyusui serta melakukan kontak skin to skin bahkan ketika dicurigai atau sudah terinfeksi COVID-19. Tentunya dengan memperhatikan praktik pencegahan infeksi yang tepat ya.

"Lebih banyak perhatian yang diperlukan untuk memastikan praktisi kesehatan dan pembuat kebijakan sadar akan kebutuhan untuk menjaga ibu dan bayi tetap bersama di masa-masa kritis ini, terutama untuk bayi yang lahir prematur atau berat lahir rendah," ujar Queen Dube, penulis penelitian sekaligus Direktur Kesehatan di Kementerian Kesehatan di Malawi.

Perawatan ibu kanguru adalah salah satu cara yang paling hemat biaya untuk melindungi bayi baru lahir dari sakit. Menurut analisis Dube, risikonya bahkan jauh lebih rendah daripada kemungkinan kecil bayi terkena penyakit parah akibat COVID-19.

"Perawatan ibu kanguru adalah salah satu intervensi terbaik untuk meningkatkan peluang kelangsungan hidup bayi prematur atau berat lahir rendah, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah," ujarnya.

Tinjauan terhadap 20 pedoman klinis dari 17 negara selama pandemi COVID-19 menemukan bahwa sepertiga merekomendasikan pemisahan ibu dan bayi baru lahir, jika ibunya dicurigai atau terkena COVID-19.

Dalam survei global terhadap ribuan penyedia layanan kesehatan neonatal, yang diterbitkan British Medical Journal (BMJ) Global Health, dua pertiga petugas kesehatan di 62 negara melaporkan bahwa mereka tidak mengizinkan ibu yang dicurigai atau terkena COVID-19, melakukan skin to skin. Sementara, hampir seperempatnya tidak mengizinkan menyusui, bahkan oleh pengasuh yang tidak terinfeksi.

Penelitian telah melaporkan bahwa sebagian besar bayi baru lahir yang terinfeksi COVID-19 tidak memiliki gejala atau penyakit ringan, dengan risiko kematian neonatal yang rendah. Studi baru ini memperkirakan bahwa risiko bayi baru lahir tertular COVID-19 akan mengakibatkan kurang dari 2.000 kematian.


(ank/som)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda