Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Bisakah Bunda Hamil dengan Hepatitis Menular pada Bayi yang Baru Lahir?

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Kamis, 12 May 2022 07:00 WIB

Ibu hamil
Ilustrasi Bunda Hamil/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Jaengpeng

Hepatitis adalah penyakit serius yang bisa memengaruhi fungsi hati. Penyakit ini perlu diwaspadai bagi Bunda yang sedang hamil.

Setidaknya, Bunda hamil perlu waspada pada penularan virus penyebab hepatitis B dan C. Sebab, keduanya bisa menular pada bayi sebelum atau setelah lahir.

American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) menyebut bahwa hepatitis B dan hepatitis C adalah penyakit yang mudah menular. Keduanya dapat menyebabkan penyakit serius jangka panjang.

"Banyak wanita hamil bahkan tidak tahu mereka sedang terinfeksi virus penyebab hepatitis. Terkadang infeksi ini memang tidak menimbulkan tanda atau gejala," demikian penjelasan ACOG di laman resminya.

Banner Penyebab Janin Menangis dalam Kandungan

Hepatitis B pada Bumil

ACOG menjelaskan, virus hepatitis B menyebar melalui kontak langsung dengan cairan tubuh, seperti darah, air mani, atau cairan vagina dari orang yang terinfeksi. Ini dapat terjadi selama berhubungan seksual tanpa kondom atau berbagi jarum suntik.

Sekitar 9 dari 10 Bumil dengan infeksi virus hepatitis B akut akan menularkan virus ini ke bayinya. Antara 1 dan 2 dari 10 wanita dengan infeksi kronis akan menularkannya.

Seorang bayi dapat terinfeksi saat lahir bila ibunya mengidap hepatitis B. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyebut, bayi yang terinfeksi hepatitis akan memiliki sekitar 90 persen peluang untuk mengembangkan penyakit infeksi kronis seumur hidupnya.

"Bila tidak diobati, sekitar 1 dari 4 anak yang mengidap hepatitis B akan meninggal karena masalah kesehatan yang berhubungan dengan infeksi, seperti kerusakan hati, penyakit hati, atau kanker hati," kata CDC.

Hepatitis B dapat dicegah dengan melakukan vaksinasi saat hamil. Tapi, vaksinasi hanya boleh diberikan bila Bunda terbukti tidak terinfeksi hepatitis B ya.

Sementara pada bayi, vaksinasi pencegahan dapat dilakukan setelah lahir. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menjelaskan bahwa idealnya vaksinasi ini diberikan sedini mungkin, yakni kurang dari 12 jam setelah bayi lahir.

"Lalu dianjurkan pada jarak 4 minggu dari imunisasi pertama. Jarak imunisasi ke-3 dengan ke-2 minimal 2 bulan dan terbaik setelah 5 bulan. Apabila anak belum pernah mendapat imunisasi hepatitis B pada masa bayi, dia bisa mendapat serial imunisasi kapan saja saat berkunjung. Hal ini dapat dilakukan tanpa harus memeriksa kadar anti hepatitis B," demikian kata IDAI di laman resminya.

Sama seperti hepatitis B, hepatitis C juga perlu diwaspadai pada Bumil. Simak penjelasan lengkap tentang hepatitis C serta penanganannya, di halaman berikutnya.

Simak juga serba-serbi gerakan janin, dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

BAHAYA HEPATITIS C PADA BUMIL

Baby, Newborn, Hand, Pregnant, Sleeping

Ilustrasi Bayi Baru Lahir/ Foto: iStock

Hepatitis C

Virus hepatitis C dapat menyebar melalui kontak langsung dengan darah orang yang terinfeksi. Infeksi virus ini bisa tidak menimbulkan gejala, Bunda.

Hepatitis C dapat menular pada bayi baru lahir bila ibunya terinfeksi virus ini. Mengutip Web MD, 1 dari 20 bayi yang lahir tertular hepatitis C dari ibu yang terinfeksi. Virus dapat ditularkan saat bayi di dalam rahim, saat melahirkan, atau setelah bayi lahir.

Sementara menurut ACOG, sekitar 4 dari 100 wanita hamil yang terinfeksi virus ini akan menularkan pada bayinya.

Saat ini, tidak ada pengobatan hepatitis C yang dapat diberikan pada Bumil dan tidak ada tindakan pencegahan yang dapat mengurangi risiko penularan virus ke bayi. Bunda hamil yang terinfeksi memerlukan perawatan khusus selama kehamilan untuk memastikan kondisinya tetap sehat. Hal yang sama juga dilakukan pada bayi terinfeksi hepatitis C.

Tes hepatitis C direkomendasikan setidaknya sekali pada orang dewasa dan dianjurkan pada semua Bunda hamil. Jika hasil tes positif diketahui sebelum hamil, Bunda dapat memulai pengobatan agar tidak menularkan ke bayi baru lahir.


(ank/som)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda