KEHAMILAN
Retensio Plasenta Saat Persalinan: Kenali Gejala, Penyebab & Pengobatannya
Hasna Fadhilah | HaiBunda
Rabu, 09 Nov 2022 07:00 WIBPersalinan membutuhkan kesiapan mental dan fisik, serta informasi penting terkait kesehatan Bunda dan anak. Hal itu perlu dipersiapkan dengan baik agar tak mengalami berbagai masalah kesehatan, seperti salah satunya retentio plasenta.
Ya, fase persalinan sebetulnya tidak hanya sampai pada keberhasilan sang ibu melahirkan anaknya dengan selamat. Ada proses penting selanjutnya yang perlu dilakukan, yaitu mengeluarkan plasenta dari dalam lahir.
Namun dalam beberapa kasus, ternyata plasenta tidak ikut keluar dari dalam rahim. Kondisi ini dikenal dengan nama retentio plasenta yang wajib diwaspadai oleh ibu-ibu yang baru melahirkan.
Simak penjelasan lebih lengkapnya berikut ini untuk mengenal lebih jauh mengenai retentio plasenta.
Apa Itu Retensio Plasenta?
Retensio plasenta adalah kondisi di mana plasenta bayi tidak ikut keluar dalam waktu sekitar 30 menit setelah bayi dilahirkan. Hal ini menandakan masalah serius yang dapat menyebabkan infeksi atau bahkan membahayakan nyawa sang ibu.
Plasenta merupakan organ yang akan terbentuk di dalam rahim ketika masa kehamilan dimulai. Plasenta berperan penting dalam mendukung proses tumbuh kembang bayi di dalam perut sebagai penyedia nutrisi dan oksigen untuk janin.
Meskipun retensio plasenta bukanlah kasus yang sering ditemui, tetapi termasuk dalam kondisi yang berbahaya sehingga membutuhkan penanganan lebih lanjut dari tim medis.
Jenis-jenis Retensio Plasenta
Retensio plasenta dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:
Placenta Adherens
Jenis kasus ini merupakan yang paling umum terjadi. Placenta Adherens terjadi ketika kontraksi rahim tidak cukup kuat untuk mengeluarkan plasenta. Hal ini menyebabkan plasenta tetap menempel di dinding rahim.
Placenta Accreta
Placenta Accreta terjadi ketika plasenta menempel di dinding otot rahim, bukan lapisan dinding rahim. Persalinan dengan kasus seperti ini menjadi lebih sulit dan seringkali mengakibatkan perdarahan hebat, sehingga transfusi darah perlu disiapkan apabila diperlukan.
Trapped Placenta
Kasus Trapped Placenta terjadi ketika plasenta berhasil terlepas dari dinding rahim, namun gagal untuk mengeluarkannya dari rahim. Sehingga plasenta masih terjebak di dalam rahim. Hal ini biasanya terjadi karena lubang serviks telah menutup sebelum plasenta bisa keluar.
Penyebab Terjadinya Retensio Plasenta
Proses persalinan secara umum melewati tiga fase. Fase pertama ditandai dengan dimulainya proses kontraksi yang menunjukkan bahwa rahim sedang bersiap untuk proses melahirkan bayi.
Fase kedua adalah saat sang ibu sukses melahirkan. Fase terakhir persalinan terjadi ketika plasenta berhasil keluar dari rahim wanita. Namun dalam kasus retentio plasenta, plasenta terjebak di dalam rahim wanita. Kondisi ini biasanya disebabkan karena:
- Kontraksi yang tidak cukup kuat
- Menutupnya saluran serviks
- Pernah melakukan operasi di area rahim
- Mengonsumsi obat-obatan seperti oxytocin dalam jangka waktu yang lama
- Placenta tumbuh ke dalam dinding rahim
- Pernah melewati proses melahirkan beberapa kali
- Kelahiran dini
- Terlahir dengan kelainan bentuk rahim
- Kehamilan terjadi melalui proses bayi tabung
- Melahirkan bayi dengan ukuran dan bobot besar
Selain itu faktor-faktor tertentu juga dapat meningkatkan kemungkinan seorang ibu hamil mengalami retensio plasenta, di antaranya adalah:
- Kehamilan terjadi pada wanita di atas usia 30 tahun
- Pernah mengalami kelahiran prematur sebelum usia kandungan mencapai 34 minggu
- Melalui fase pertama dan kedua dalam persalinan yang sangat lama
- Memiliki pengalaman melahirkan bayi yang sudah dalam keadaan meninggal
Gejala atau Tanda-Tanda Terjadinya Retensio Plasenta
Gejala paling umum yang dapat terlihat tentu saja plasenta yang tidak keluar sepenuhnya dari rahim setelah bayi dilahirkan. Gejala lainnya bisa berupa terjadinya pendarahan sebelum plasenta keluar.
Jika bagian dari plasenta masih ada yang tertinggal di dalam lahir, maka biasanya penderita akan mengalami tanda-tanda berikut ini selama beberapa hari pasca melahirkan:
- Demam
- Tercium bau tidak enak dari vagina
- Perdarahan hebat
- Alami nyeri yang berlangsung lama
Pengobatan dan Penanganan Retensio Placenta
Pengobatan untuk kasus retensio placenta sebetulnya sederhana, hanya perlu mengeluarkan plasenta dari dalam rahim ibu melahirkan. Tindakan penanganan yang biasanya dilakukan oleh dokter antara lain:
- Manual. Dokter akan mengeluarkan plasenta secara manual dengan tangan. Meski begitu cara ini sebetulnya dapat menimbulkan resiko terjadinya infeksi pada ibu melahirkan.
- Obat-obatan. Pemberian obat-obatan yang dapat merangsang kontraksi pada rahim untuk dapat membantu mengeluarkan plasenta. Obat yang digunakan misalnya oxytocin atau methylergometrine.
- Menyusui. Kegiatan ini juga dapat dimanfaatkan. Karena dalam beberapa situasi, proses menyusui dapat menyebabkan rahim kembali berkontraksi dan cukup mungkin untuk mengeluarkan plasenta dari rahim.
- Buang air kecil. Terkadang, metode sederhana seperti buang air kecil ternyata juga cukup efektif untuk mengeluarkan plasenta. Hal ini dikarenakan kondisi kandung kemih yang penuh dapat menghalangi proses keluarnya plasenta dari dalam rahim.
- Operasi. Jika cara-cara sebelumnya tidak berhasil dilakukan, maka akan dilakukan tindakan operasi darurat untuk mengeluarkan plasenta. Biasanya cara ini diambil sebagai opsi terakhir oleh dokter, karena dikhawatirkan tindakan operasi dapat menyebabkan komplikasi lain pada ibu melahirkan.
Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.
Simak juga penjelasan mengenai solusio plasenta dalam video di bawah ini:
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
6 Makanan Ini Percepat Pembukaan saat Melahirkan, Bunda Perlu Tahu
Vagina Terasa Nyeri meski Melahirkan secara Caesar? Normal kok Bun
10 Ide Ucapan Selamat Melahirkan Jadi Lebih Berkesan
7 Gerakan Ringan yang Bagus Dilakukan untuk Melancarkan Persalinan
TERPOPULER
Keseruan Wendy Cagur dan Keluarga Liburan di Korea Selatan, Ini 5 Potretnya
Seberapa Besar Peluang Hamil Anak Kembar dari 1 Embrio Melalui IVF? Simak Kata Ahli
Kenali Ciri Stadium Awal Kanker Payudara dari Kulit Tubuh, Termasuk Tampak seperti Jeruk
Cara Diet Aktor Korea Yoon Si Yoon untuk Turunkan BB 5 Kg dalam 1 Hari
Kenali Penyebab Hipertensi di Usia Muda & Cara Pencegahannya
REKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Face Mist Terbaik untuk Lembapkan Kulit Wajah
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
5 Pilihan Tas Sekolah Anak TK-SD yang Bagus hingga Awet, Bisa Buat Perempuan & Laki-laki
Firli NabilaREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Cleansing Oil untuk Semua Jenis Kulit dari Berminyak dan Berjerawat
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Slow Cooker Terbaik, Solusi Masak MPASI untuk Bayi
Azhar HanifahREKOMENDASI PRODUK
Review Main Virtual Sport di VS Thrillix AEON Mall Tanjung Barat, Lengkap dengan Harga Tiket
Firli NabilaTERBARU DARI HAIBUNDA
Sunat Anak Laki-Laki: Usia yang Tepat, Estimasi Biaya, Manfaat, Risiko & Perawatannya
Kenali Ciri Stadium Awal Kanker Payudara dari Kulit Tubuh, Termasuk Tampak seperti Jeruk
Seberapa Besar Peluang Hamil Anak Kembar dari 1 Embrio Melalui IVF? Simak Kata Ahli
Keseruan Wendy Cagur dan Keluarga Liburan di Korea Selatan, Ini 5 Potretnya
Cara Diet Aktor Korea Yoon Si Yoon untuk Turunkan BB 5 Kg dalam 1 Hari
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
Bongkar Aib Masa Lalu Maia Estianty di YouTube, Ahmad Dhani Dinilai NPD
-
Beautynesia
Baby Don't Cry Resmi Debut, Simak Profil 4 Member Girl Grup Pertama P NATION
-
Female Daily
Mulai Menjamur, Body Mist Diprediksikan Bakal Jadi Tren di Tahun 2025!
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
Begini Cara Diet yang Baik untuk Penderita Asam Lambung
-
Mommies Daily
Cara Efektif Menegur Anak dalam 1 Menit ala dr. Aisah Dahlan, Orangtua Harus Coba