Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Simak Niat, Tata Cara & Doa Mandi Gerhana Bulan untuk Ibu Hamil

Hasna Fadhilah   |   HaiBunda

Kamis, 04 May 2023 10:01 WIB

Ilustrasi gerhana bulan
Ilustrasi gerhana bulan/ Foto: Getty Images/iStockphoto/RomoloTavani
Daftar Isi

Gerhana bulan menjadi salah satu fenomena astronomi yang kerap dikaitkan dengan berbagai mitos oleh masyarakat Indonesia. Di antara terkait dengan ibu hamil.

Meskipun gerhana bulan dapat dijelaskan secara ilmiah, namun ternyata masih banyak orang yang percaya bahwa gerhana bulan identik dengan sesuatu yang negatif atau mistis. Misalnya tradisi mandi yang harus dilakukan ibu hamil saat terjadinya gerhana.

Ritual ini dipercaya dapat memberikan keselamatan untuk ibu dan calon bayinya. Namun benarkah demikian? Mari simak ulasannya berikut. 

Fenomena Gerhana Bulan

Gerhana bulan adalah peristiwa terhalangnya cahaya matahari oleh Bumi, sehingga tidak semua pantulan cahaya matahari sampai ke bulan. Peristiwa ini merupakan salah satu akibat dari dinamisnya pergerakan posisi matahari, Bumi, dan bulan yang terjadi pada fase purnama dan dapat diprediksi sebelumnya.

Saat terjadinya gerhana, bulan akan tampak berwarna merah. Perubahan ini akan semakin terlihat apabila bulan mengalami fase gerhana total. Menurut NASA, Bulan akan mengalami siklus gerhana maksimal sebanyak tiga kali dalam setahun.

Fenomena gerhana bulan ini juga memunculkan banyak tradisi dan kepercayaan di masa lalu. Tidak hanya di Indonesia, tradisi dan mitos berkaitan dengan gerhana  juga berkembang di beberapa negara seperti India dan Meksiko. 

Mitos untuk Ibu Hamil saat Gerhana Bulan yang Tidak Perlu Dipercaya

Pada beberapa tradisi dan kepercayaan di masa lalu, fenomena terjadinya gerhana bulan dianggap membawa sial. Hingga saat ini masih banyak yang mempercayai bahwa terjadinya gerhana bulan menjadi pertanda buruk untuk ibu yang sedang hamil. 

Berikut beberapa tradisi yang dipercaya harus dilakukan ibu hamil saat terjadinya gerhana bulan:

1. Tidak boleh keluar rumah saat gerhana 

Di masa lalu, terjadinya gerhana dipercaya mendatangkan roh-roh jahat yang dapat mengganggu keselamatan ibu dan calon bayi, sehingga ibu hamil dilarang keluar rumah. Tentu saja, larangan tersebut hanyalah mitos belaka. 

Munculnya larangan ini di masa lalu dikarenakan suasana sekitar akan menjadi gelap ketika terjadi gerhana. Sementara saat itu, belum ada aliran listrik sehingga penerangan masih sangat minim. Kondisi ini tentu saja bisa membahayakan ibu hamil. 

2. Tidak boleh mengenakan logam atau perhiasan

Kepercayaan astrologi di India mengatakan jika ibu hamil mengenakan perhiasan atau logam saat terjadinya gerhana, maka bayinya akan terlahir cacat. Di sisi lain, kepercayaan Meksiko kuno justru menganjurkan ibu hamil mengenakan benda-benda tersebut untuk mencegah bayi yang lahir dengan bibir sumbing. 

Patung dewi Minerva dilatarbelakangi oleh gerhana matahari sebagian di Bucharest, Rumania, Selasa (25/10/2022). Sebagai dampaknya, wilayah yang mengalami fenomena gerhana tersebut akan mengalami pasang purnama, yakni pasang tertinggi yang terjadi saat Matahari-Bulan-Bumi berada dalam konfigurasi satu lurus. (AP Photo/Vadim Ghirda)Ilustrasi gerhana bulan/ Foto: AP/Vadim Ghirda

Jadi mana yang benar? Faktanya, kedua kepercayaan tersebut tidak benar alias hanya mitos.

Hingga saat ini belum ada penelitian ilmiah yang membuktikan apabila seorang ibu hamil mengenakan perhiasan atau logam saat terjadi gerhana akan dapat membahayakan nyawanya. Jadi penggunaan perhiasan atau logam oleh ibu hamil boleh-boleh saja dilakukan.

3. Dilarang memegang benda tajam

Beberapa kepercayaan terdahulu mengatakan bahwa saat terjadinya gerhana, ibu hamil tidak boleh memegang benda tajam seperti pisau, jarum, atau gunting. 

Sebenarnya, hal ini disebabkan karena saat di masa lalu, dimana belum ditemukannya listrik saat itu, sehingga pencahayaan masih redup.  Nenek moyang zaman dulu hanya ingin melindungi ibu hamil dari bahaya benda-benda tersebut pada saat itu. Perlu diperhatikan, penggunaan benda tajam tidak diperbolehkan apabila menimbulkan terjadinya kecelakaan yang membahayakan nyawa ibu hamil dan calon anaknya. 

Jadi, sebetulnya tidak ada kaitannya ketika terjadinya gerhana sehingga ibu hamil dilarang memegang benda tajam.

4. Tidak boleh melihat ke arah gerhana 

Menatap ke arah sinar gerhana matahari sangat berbahaya untuk siapa saja, tidak hanya ibu hamil. Hal ini dikarenakan, pancaran sinar UV dari gerhana matahari dapat membakar retina, yang menyebabkan kerusakan permanen pada mata.

NASA melarang siapa pun untuk menyaksikan gerhana matahari dengan mata telanjang, berbeda dengan fenomena terjadinya gerhana bulan. Gerhana bulan masih dikategorikan aman untuk dilihat tanpa pelindung khusus kaca mata.

Selain itu, tidak ada fakta ilmiah yang menunjukkan bahwa larangan ini apabila dilanggar akan menyebabkan kecacatan pada bayi atau bahkan keguguran. 

5. Tidak boleh mandi

Perlu diketahui bahwa, masyarakat zaman dulu tidak memiliki kamar mandi selayak saat ini. Mereka masih melakukan kegiatan mandi di tempat yang terbuka, tentu ini membahayakan jika dilakukan saat suasana gelap akibat terjadinya gerhana. 

Selain itu, hingga saat ini, secara ilmiah tidak ada kaitannya antara mandi dengan terjadinya gerhana. Oleh sebab itu, kegiatan mandi boleh-boleh saja dilakukan. Malah di beberapa wilayah di Indonesia, terdapat terdapat tradisi mandi bagi ibu hamil saat terjadinya gerhana yang masih dilestarikan dengan keyakinan diberikan keselamatan untuk ibu dan calon bayi hingga tiba waktunya persalinan.

Lantas bagaimanakah tradisi mandi saat gerhana bulan untuk ibu hamil dalam Islam?

Pandangan Islam mengenai Mandi saat Gerhana Bulan

Dalam Islam, tidak ada ajaran yang secara khusus membahas dan mengatur ketentuan mandi saat gerhana bulan untuk ibu hamil. Selain itu, larangan ibu hamil saat gerhana bulan menurut islam pun juga tidak ada. 

Dikutip dari buku Ensiklopedia Fikih Wanita (2018), menurut Jumhur Ulama, tata cara mandi saat gerhana yang dijelaskan ialah mandi untuk mengerjakan salat gerhana. Sehingga niatnya melakukan mandi adalah untuk menyucikan diri sebelum melakukan ibadah salat gerhana. Hal ini berlaku tidak hanya untuk ibu hamil, tetapi juga seluruh umat Muslim.

Mandi untuk mengerjakan salat gerhana tersebut hukumnya sunah. Mandi sunah adalah mandi yang jika dilakukan akan mendapatkan pahala dan jika ditinggalkan tidak akan mendapatkan dosa. Dalil disunahkannya mandi ini diqiyaskan pada dalil mandi untuk salat Jumat (dalam buku Syarah Fathal Qarib, 2020). 

Waktu pelaksanaan mandi sunah ini dimulai ketika peristiwa gerhana terjadi hingga mengalami fase gerhana total atau sempurna. Batas waktu sunnahnya sendiri berakhir ketika gerhana juga berakhir, dengan ditandai matahari atau bulan terlihat jelas kembali secara keseluruhan. 

Namun, bagi masyarakat Indonesia di beberapa wilayah, tradisi mandi ibu hamil masih sering saat gerhana terjadi. Pada akhirnya, semua keputusan kembali pada keyakinan masing-masing dan bagaimana niatnya. 

Tata Cara Mandi Gerhana untuk Ibu Hamil

Berikut cara mandi gerhana untuk ibu hamil: 

  1. Persiapan sebelum mandi. Persiapan dilakukan misalnya dengan menyiapkan air yang hendak digunakan untuk mandi. Karena fenomena gerhana bulan hanya terjadi pada saat malam hari, maka penggunaan air dingin tidak disarankan untuk ibu hamil. Hal ini karena air dingin berpotensi menyebabkan panggul kaku dan kelahiran keras. 
  2. Membaca niat. Ibu hamil dapat melafalkan doa niat mandi gerhana bulan dalam rangka untuk menyucikan diri. 
  3. Selesai mandi. Proses mandi saat gerhana tidak membutuhkan waktu yang lama. Jika sudah selesai, ibu hamil harus segera mengeringkan diri untuk menghindari sakit.

Doa Mandi saat Gerhana Bulan untuk Ibu Hamil

Sebenarnya tidak ada doa khusus mandi yang diatur dalam Islam saat terjadinya peristiwa gerhana. diriwayatkan dari hadis shahih Bukhari dan Muslim, Siti Aisyah menceritakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa umat Muslim dianjurkan untuk banyak-banyak berzikir, beribadah, dan melakukan sedekah ketika terjadinya peristiwa gerhana.

حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ عَوْنٍ قَالَ حَدَّثَنَا خَالِدٌ عَنْ يُونُسَ عَنْ الْحَسَنِ عَنْ أَبِي بَكْرَةَ قَالَ كُنَّا عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَانْكَسَفَتْ الشَّمْسُ فَقَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجُرُّ رِدَاءَهُ حَتَّى دَخَلَ الْمَسْجِدَ فَدَخَلْنَا فَصَلَّى بِنَا رَكْعَتَيْنِ حَتَّى انْجَلَتْ الشَّمْسُ فَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لَا يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَصَلُّوا وَادْعُوا حَتَّى يُكْشَفَ مَا بِكُمْ 

Artinya:

“Sesungguhnya matahari dan bulan merupakan tanda kekuasaan Allah, keduanya tidak mengalami gerhana karena, kematian seseorang, tidak pula karena kehidupan seseorang. Apabila kalian melihat hal tersebut, maka berdoalah kalian kepada Allah dan bertakbirlah serta bersedekahlah”. 

Berikut beberapa doa gerhana bulan untuk ibu hamil yang dapat diamalkan:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. حَمْدًا يُوَافِىْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ. يَارَبَّنَالَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ كَمَا يَنْبَغِىْ لِجَلاَلِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ

Alhamdulillahi rabbil 'aalamiin. Hamdan yuwafi ni'amahuu wa yukaafiu maziidah. Yaa rabbanaa lakal hamdu wa lakasy syukru kamaa yambaghii lijalaali wajhikal 'adhiimi sulthoonik

Artinya:
"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam. Pujian yang sebanding dengan nikmat-nikmatNya dan menjamin tambahannya. Wahai Tuhan kami, bagi-Mu-lah segala puji, dan bagi-Mu-lah segalah syukur, sebagaimana layak bagi keluhuran zat-Mu dan keagungan kekuasaan-Mu."

اَللّٰهُمَّ اِنَّا نَسْئَلُكَ سَلاَمَةً فِى الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ وَعَافِيَةً فِى الْجَسَدِ وَصِحَّةً فِى الْبَدَنِ وَزِيَادَةً فِى الْعِلْمِ وَبَرَكَةً فِى الرِّزْقِ وَتَوْبَةً قَبْلَ الْمَوْتِ وَرَحْمَةً عِنْدَ الْمَوْتِ وَمَغْفِرَةً بَعْدَ الْمَوْتِ. اَللّٰهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا فِىْ سَكَرَاتِ الْمَوْتِ 

وَالنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ وَالْعَفْوَ عِنْدَ الْحِسَابِ

Allahumma innaa nas aluka salaamatan fid diini wad dunyaa wal aakhiroh wa 'aafiyata filjasadi wa shihhata fil badani waziyaadatan fil 'ilmi wa barakatan fir rizqi wataubatan qablal mauuti wa rakhmatan 'indal mauuti wa maghfiratan ba'dal mauuti. Allahumma hawwin 'alainaa fii sakaratil mauuti wan najaata minan naari wal 'afwa 'indal hisaab

Artinya:
"Wahai Allah! Sesungguhnya kami memohon kepadaMu, kesejahteraan dalam agama, dunia dan akhirat, keafiatan jasad, kesehatan badan, tambahan ilmu, keberkahan rezeki, taubat sebelum datang maut, rahmat pada saat datang maut, dan ampunan setelah datang maut. Wahai Allah! Permudahkanlah kami dalam menghadapi sakaratul maut, (Berilah kami) keselamatan dari api neraka, dan ampunan pada saat dilaksanakan hisab."

Semoga informasi mengenai tata cara dan niat mandi salat gerhana baik untuk ibu hamil dan umat muslim ini bermanfaat ya.

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.

Simak juga mitos lain terkait gerhana untuk ibu hamil dalam video di bawah ini:

[Gambas:Video Haibunda]



(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda