sign up SIGN UP search

kehamilan

5 Tanda & Kondisi Ibu Hamil Harus Membatalkan Puasa, Waspada Gerakan Janin Melemah

Annisa Karnesyia   |   Haibunda Kamis, 23 Mar 2023 18:50 WIB
Ibu Hamil Muslim caption
Jakarta -

Tanda dan kondisi ibu hamil harus membatalkan puasa perlu diketahui Bunda yang ingin menjalankan ibadah ini di bulan Ramadan. Sebab, tanda dan kondisi ini dapat memengaruhi kondisi ibu dan janin dalam kandungan.

Perlu diketahui, puasa hukumnya memang wajib bagi semua umat muslim. Namun, ibu hamil mendapatkan pengecualian bisa untuk tidak puasa dengan syarat menggantinya dengan membayar fidyah.

Tapi, bila merasa kuat berpuasa, Bunda bisa menjalaninya selama masa kehamilan. Syarat utamanya adalah kondisi ibu dan bayi dalam keadaan sehat.


"Namun, Allah SWT memberikan keringanan pada Bunda hamil, bahwa tidak semua bisa ditunaikan di bulan Ramadhan, tapi bisa diganti di bulan lain atau memberikan fidyah. Itulah keringanan Allah SWT," kata Anggota Majelis Tabligh PP 'Aisyiyah, Dra. Siti Aisyah, M.Ag kepada HaiBunda, beberapa waktu lalu.

"Kalau bunda kuat, sehat, dan menurut dokter enggak masalah, bisa puasa. Jika kamu berpuasa, maka akan lebih baik. Tapi kalau memengaruhi kesehatan Bunda dan bayi, maka boleh tidak puasa. Dengan memberikan fidyah sudah melakukan kewajiban, Insya Allah sama pahalanya dan mendapat ampunan dari Allah SWT," sambungnya.

Hukum terkait puasa dan membayar fidyah terdapat dalam Surat Al-Baqarah ayat 184 yang berbunyi:


اَيَّامًا مَّعْدُوْدٰتٍۗ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَّرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗ وَعَلَى الَّذِيْنَ يُطِيْقُوْنَهٗ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِيْنٍۗ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهٗ ۗ وَاَنْ تَصُوْمُوْا خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ

(Ayyamam ma'dụdat, fa mang kana mingkum maridan au 'ala safarin fa 'iddatum min ayyamin ukhar, wa 'alallazina yutiqunahu fidyatun ta'amu miskin, fa man tadawwa'a khairan fa huwa khairul lah, wa an tasumu khairul lakum ing kuntum ta'lamun)

Artinya: "(Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin. Tetapi barangsiapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itu lebih baik baginya, dan puasamu itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui."

Ilustrasi Ibu Hamil MuslimIlustrasi Ibu Hamil Muslim/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Motortion

Tanda dan kondisi ibu hamil harus membatalkan puasa

Bunda enggak boleh memaksakan diri berpuasa bila sudah tidak kuat. Jangan anggap remeh tanda alarm ini bila dirasakan saat menjalani ibadah puasa.

Bila tanda atau gejala tak kunjung hilang, segera kontrol ke dokter. Jangan lupa untuk terlebih dulu membatalkan puasa dengan makanan sehat untuk mengembalikan tenaga.

Lalu apa saja tanda dan kondisi ibu hamil harus membatalkan puasa selain merasa tidak kuat?

Melansir dari beberapa sumber, berikut tanda dan kondisi ibu hamil harus membatalkan puasa:

1. Mual dan muntah

Mual dan muntah atau morning sickness biasanya membuat ibu hamil sulit makan. Kondisi ini juga membuat asupan nutrisi terbuang atau berkurang, Bunda.

Menurut Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan dr. Risma Maharani, Sp.OG., M.Kes, mual dan muntah adalah tanda atau kondisi ibu hamil sebaiknya membatalkan puasa. Sebab, mual dan muntah yang tidak ditangani dapat memengaruhi perkembangan janin.

"Kalau mengalami mual dan muntah berlebihan, ya sebaiknya disarankan tidak puasa. Takutnya bisa meningkatkan kadar ketosis pada janin karena asupan karbohidrat drop, sehingga tubuh menggunakan cadangan lemaknya. Ini bisa mengakibatkan perkembangan janin terhambat dan persalinan prematur," kata Risma saat Live Instagram bersama HaiBunda, belum lama ini.

Sebaliknya, jika Bunda merasa sehat, tidak mual dan muntah, serta tidak mengalami kesulitan makan, maka diperbolehkan untuk puasa. Berpuasa di bukan Ramadan bahkan bisa dilakukan sejak trimester pertama.

"Jadi kalau trimester pertama tidak mengalami muntah berlebihan, masih bisa makan dan minum, insya Allah bisa berpuasa," ujar Risma.

2. Hipoglikemi

Hipoglikemi adalah kondisi di mana kadar gula dalam darah menurun. Secara umum, ketika wanita hamil, kemungkinan ia akan mengalami hipoglikemi karena perubahan tubuh dalam mengatur dan memetabolisme gula dalam darah.

Hipoglikemi dapat ditandai dengan beberapa gejala, seperti berkeringat, sakit kepala, lemah, wajah pucat, hingga munculnya gangguan kecemasan. Bunda yang mengalami hipoglikemi jangan memaksakan diri berpuasa.

"Memaksakan diri puasa hanya dapat membahayakan ibu dan janin dalam kandungan," kata Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi di Eka Hospital Cibubur, dr. Alexander Mukti, Sp.OG, saat dihubungi HaiBunda, beberapa waktu lalu.

"Memaksakan diri puasa hanya dapat membahayakan ibu dan janin dalam kandungan," ujar Alex.

3. Merasa pusing dan lemah

Merasa pusing dan lemah bisa menjadi tanda atau kondisi ibu hamil harus membatalkan puasa. Ingat ya, syarat utama puasa saat hamil adalah kondisi Bunda yang fit dan sehat.

"Puasa selama hamil diperbolehkan bila kondisi ibu dan janin sehat. Tapi, bila Bunda merasa kondisi tidak fit dan lemah, sebaiknya tak perlu memaksa diri," ujar Alex.

Bunda sebaiknya tidak memaksakan diri berpuasa bila merasa pusing, lemah, lelah, bahkan setelah beristirahat dengan baik. Segera berbuka dengan minuman atau makanan yang manis dan camilan asin untuk mengembalikan tenaga.

4. Gerakan janin lemah atau berkurang

Gerakan janin bisa menjadi indikator untuk menilai kondisi ibu hamil harus membatalkan puasa atau tidak. Gerakan janin yang berkurang dapat menjadi tanda adanya masalah pada janin.

Untuk mengetahuinya, Bunda dapat memantau gerakan janin sendiri di rumah saat puasa. Normalnya, gerakan janin yang aktif adalah 10 kali per 24 jam.

"Apabila gerakan janin normal dan kondisi Bunda fit, maka bisa untuk berpuasa. Tapi sebaliknya, bila gerakan janin tidak aktif, sebaiknya segera cek ke dokter. Ini dapat mengindikasikan masalah pada janin atau cairan ketuban," ungkap Alex.

Gerakan janin umumnya terasa di trimester kedua, yakni usia kehamilan 16 minggu. Bagi yang masih belum merasakan gerakan ini, dapat langsung kontrol ke dokter bahkan dari sebelum puasa. Pemeriksaan USG diperlukan untuk melihat kondisi janin.

5. Sering kontraksi jelang persalinan

Puasa tidak dianjurkan untuk ibu hamil yang akan menjalani persalinan, Bunda. Bila kontraksi sudah sering muncul hingga timbul flek, mau enggak mau Bunda harus membatalkan puasa. Apalagi bila kontraksi sampai menimbulkan rasa nyeri dan tidak nyaman.

"Kontraksi dapat terjadi bila Bunda kekurangan cairan atau dehidrasi. Bila kontraksi muncul, Bunda dapat membatalkan puasa, banyak minum, dan segera bed rest," kata Alex.

"Tapi perlu diketahui, kontraksi yang dirasakan setiap orang dapat berbeda ya. Ada Bunda yang sensitif saat mengalami kontraksi, tapi ada juga yang tidak merasakan nyeri bahkan hingga muncul flek," sambungnya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Simak juga 6 daftar makanan yang baik dikonsumsi ibu hamil saat buka puasa dan sahur, dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

(ank/rap)
kehamilan
Kehamilan Trimester 1 Ketahui perkembangan kehamilan Trimester 1 setiap minggu. Cek Yuk arrow-right
Share yuk, Bun!
BERSAMA DOKTER & AHLI
Bundapedia
Ensiklopedia A-Z istilah kesehatan terkait Bunda dan Si Kecil
Rekomendasi
Menanti kelahiran Si Kecil dengan arti nama bayi yang pas untuknya nanti hanya di Aplikasi HaiBunda!
ARTIKEL TERBARU
  • Video
detiknetwork

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Ikuti perkembangan kehamilan Bunda setiap minggunya di Aplikasi HaiBunda yuk, Bun!