Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Stres pada Ayah Memengaruhi Janin, Ini Faktanya

Melly Febrida   |   HaiBunda

Selasa, 28 Mar 2023 20:25 WIB

Displeased expecting couple having problems after moving into a new apartment. Copy space.
Stres pada Ayah Mempengaruhi Janin, Ini Faktanya/Foto: Getty Images/skynesher

Ayah yang stres ternyata bisa mempengaruhi janin lho. Dalam penelitian terungkap fakta dampak stres pada Ayah terhadap janin.

Pada penelitian itu menunjukkan memang stres tingkat tinggi selama kehamilan dapat berdampak pada kesehatan otak anak. Begitu pula stres yang ayah sebelum hamil. 

Menurut penelitian pada hewan, tingkat stres pada ayah ini dapat mengubah spermanya, yang dapat memengaruhi perkembangan otak janin. 

Stres pada Ayah memengaruhi janin

Para ilmuwan dari University of Maryland School of Medicine menemukan bahwa meningkatnya hormon stres pada tikus jantan, yang dikenal dengan glukokortikoid — dapat mengubah aspek kunci sperma Ayah. Perubahan tersebut dapat memengaruhi respons anak terhadap stres. 

Secara khusus, para peneliti menemukan bahwa peningkatan glukokortikoid dapat mengubah materi genetik yang ditemukan dalam kantong kecil yang dikeluarkan oleh saluran tempat sperma matang.

Sperma kemudian bergabung dengan kantong-kantong ini, yang dikenal sebagai vesikel, keduanya terbungkus dalam air mani yang mengalirkan sel telur dan bersamanya, terjadi perubahan materi genetik.

“Apa yang disampaikan kepada kami adalah bahwa ada titik di saluran reproduksi pria yang merespons perubahan lingkungan, dalam hal ini adalah stres, tetapi kelompok lain telah melihat hal-hal seperti tantangan diet. Efek ini tampaknya bertahan lama pada sang Ayah," kata peneliti utama Tracy Bale, profesor ilmu saraf di Fakultas Kedokteran Universitas Maryland, saat berbicara kepada The Guardian.

Penelitian tersebut dipresentasikan pada pertemuan tahunan American Association for the Advancement of Science 2018 di Austin, Texas. Penelitian tersebut didasarkan pada studi tikus sebelumnya yang menunjukkan bahwa stres dapat mengubah produksi microRNA dalam sperma. 

Pada tahun 2015, Bale, yang saat itu bekerja di University of Pennsylvania, menemukan bahwa tikus jantan yang terpapar peristiwa yang membuat stres, seperti dikandang sebentar, menciptakan sperma dengan tingkat microRNA yang lebih tinggi. Ini tampaknya tampaknya mengurangi respons keturunannya terhadap stres. 

MicroRNA, yang terkandung dalam vesikel, memainkan peran penting karena gen menjadi protein fungsional.

Tapi bagaimana meningkatnya microRNA memengaruhi perkembangan otak bayi? "Hipotalamus, bagian otak yang menentukan respons stres Anda, telah terhubung secara berbeda," kata Bale seperti dilansir Motherly.

Klik halaman berikutnya untuk penjelasan lainnya tentang fakta ayah yang stres memengaruhi janin.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Saksikan video tentang 7 cara atasi stres saat hamil:

[Gambas:Video Haibunda]



STRES RINGAN PENGARUHI SPERMA

Ilustrasi Suami Istri

Stres pada Ayah Mempengaruhi Janin, Ini Faktanya/Foto: Getty Images/iStockphoto

Debra Rose Wilson yang merupakan seorang profesor, peneliti, dan praktisi kesehatan holistik menjelaskan tentang stres pada Ayah yang memengaruhi janin.

Menurutnya pada studi dari Bale tersebut menyangkut bidang epigenetik, berkaitan dengan faktor-faktor yang dapat mengubah instruksi yang ada dalam kode DNA kita tanpa mengubah kode itu sendiri.

Perubahan epigenetik, kata Wilson, memainkan peran penting dalam kesehatan dan penyakit. Misalnya,  dapat mengubah apa yang terjadi dalam sel dengan menghidupkan dan mematikan gen dan dengan menentukan protein mana yang diproduksi.

Banner Resep Lauk Pauk Buka Puasa

"Selain itu, ada banyak bukti dari epigenetik tentang bagaimana paparan lingkungan dan pengalaman satu generasi dapat memengaruhi perkembangan biologis dan risiko penyakit generasi berikutnya melalui mekanisme pewarisan," jelas Wilson dilansir dari Medical News Today.

Kanker merupakan salah satu penyakit manusia pertama yang peneliti kaitkan dengan perubahan epigenetik.

Studi sejak awal 1980-an menemukan bahwa jaringan tumor dari orang dengan kanker kolorektal memiliki lebih sedikit penanda epigenetik yang dikenal sebagai metilasi DNA daripada jaringan normal dari individu yang sama.

Dan studi pada tikus jantan ini mengungkapkan stres ringan yang dialaminya dapat mengubah penanda epigenetik spesifik dalam spermanya untuk membentuk perkembangan otak dan merusak respons stres keturunannya.

Temuan tersebut menunjukkan bahwa tantangan stres ringan pada ayah dapat menghasilkan perubahan yang nyata dalam perkembangan dan kesehatan keturunannya.

Dengan temuan tersebut, harapannya dapat mempelajari lebih banyak lagi tentang mekanisme herediter yang mendasari ini.

"Kita memiliki peluang yang lebih baik untuk dapat mengobati dan mencegah beberapa penyakit yang diakibatkannya," ujar Wilson.


(pri/pri)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda