
kehamilan
Sifilis Kongenital pada Ibu Hamil: Penyebab, Cara Mengatasi & Bahayanya bagi Janin
HaiBunda
Rabu, 07 Jun 2023 20:25 WIB

Sifilis selama kehamilan memang merupakan kondisi yang serius lho Bunda. Ini merupakan infeksi menular dari kontak seksual dan dapat membuat bayi terkena infeksi yang dikenal dengan sifilis kongenital.
Yuk ketahui sifilis kongenitasl pada ibu hamil, baik itu penyebab, cara mengatasinya hingga bahayanya bagi janin.
Sifilis kongenital pada ibu hamil
Melansir laman AmericanPregnancy, sifilis merupakan infeksi menular yang disebabkan bakteri Treponema pallidum, terutama ditularkan dari kontak seksual.
Sifilis juga meningkatkan kemungkinan kehamilan lahir mati. Jika janin bertahan hingga lahir, risikonya meliputi kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, infeksi sifilis kongenital, atau kematian neonatal.
Untuk sifilis kongenital, ini lebih mungkin memengaruhi bayi jika ibu hamil terkena sifilis selama kehamilan. Tapi Bunda juga bisa menularkannya ke janin jika terkena infeksi sebelum hamil. Kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi seumur hidup bagi bayi.
Sifilis kongenital juga dapat memengaruhi anak secara berbeda berdasarkan berapa lama ibu hamil menderita sifilis dan kapan menerima pengobatan untuk itu.
Jika ibu hamil menderita sifilis atau menduga mungkin menderita sifilis, ada tindakan pencegahan tertentu yang dapat dilakukan selama kehamilan untuk membatasi kemungkinan menularkannya ke janin yang sedang berkembang.
Penyebab penularan sifilis kongenital pada ibu hamil
Jika seorang ibu hamil yang terinfeksi didiagnosis dan diobati dengan benar sebelum bulan keempat kehamilan, janin tidak akan tertular infeksi. Pengobatan setelah keempat yang biasanya akan menyembuhkan ibu dan janin.
Namun, kemungkinan janin tertular infeksi juga tergantung pada stadium sifilis pada ibu hamil. Semakin baru ibu hamil tertular sifilis, semakin tinggi risiko menularkan infeksi itu ke janin. Jika ibu hamil menderita sifilis dini yang tidak diobati, infeksi hampir selalu menular ke janin.
Dan penularan dari ibu ke anak jauh lebih jarang terjadi jika ibu hamil berada pada tahap laten atau akhir (tersier) penyakit.
Pencegahan sifilis kongenital pada ibu hamil
Alagia mengatakan sebenarnya penyakit ini dapat dicegah. Alhasil bayi yang akan tertular penyakit yang berpotensi mematikan ini bisa sangat sedikit. Ini jika semua wanita menerima perawatan prenatal yang tepat.
Damian P. Alagia III, MD, direktur medis senior kesehatan wanita untuk Quest Diagnostics yang berbasis di wilayah Washington, DC menekankan kuncinya adalah setiap ibu hamil menjalani tes sifilis dan penyakit menular seksual lainnya dan menerima pengobatan jika diperlukan.
"Jika Anda dites negatif pada awal kehamilan untuk sifilis atau PMS lainnya dan kemudian mulai terlibat dalam perilaku berisiko tinggi atau memiliki pasangan baru, Anda harus diuji ulang pada trimester ketiga untuk melindungi diri Anda dan bayinya," kata Alagia.
Karena itu, tes sifilis ini sangat penting karena ibu hamil bisa saja membawa 'penyakit' ini tanpa mengetahuinya. Luka awal tidak sakit, namun bisa sulit dilihat atau benar-benar tersembunyi di dalam tubuh. Selain itu mudah disalahartikan sebagai hal lain, seperti rambut yang tumbuh ke dalam, jerawat, atau benjolan yang tidak berbahaya.
Gejala sifilis kongenital pada ibu hamil
Tanda-tanda awal sifilis kongenital ini cenderung terjadi pada usia 3 sampai 14 minggu kehamilan. Tapi gejala ini juga bisa muncul paling lambat 5 tahun. Ini termasuk:
- Peradangan atau pengerasan tali pusat bayi
- Demam
- Masalah kulit
- Ruam
- Berat lahir rendah
- Kadar kolesterol tinggi saat lahir
- Meningitis
- Anemia
- Jumlah monosit (sejenis sel darah putih) yang lebih tinggi dalam darah bayi
- Hati atau limpa yang lebih besar
- Penyakit kuning
- Kejang
- Pengelupasan kulit yang memengaruhi telapak tangan dan kaki bayi
- Masalah mental
- Periostitis (radang di sekitar tulang yang menyebabkan tungkai dan persendian lunak)
- Pilek
- Rambut rontok
- Peradangan di mata bayi
- Radang paru-paru
Cara mengatasi sifilis kongenital pada ibu hamil
Sifilis hanya menyerang bayi dari ibu hamil yang tidak didiagnosis dan diobati secara tepat dengan antibiotik. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), penisilin sangat efektif untuk melindungi ibu dan anak, tetapi tidak mendapatkan diagnosis atau tidak mengonsumsi penisilin secara signifikan meningkatkan risiko kesehatan bagi keduanya.
Rejimen penisilin ini juga yang sesuai untuk stadium sifilis dan dimulai 30 hari atau lebih sebelum melahirkan. Ibu hamil yang terdiagnosis sifilis harus segera diobati. Pasangan seksnya juga harus menerima perawatan untuk mencegah ibu terinfeksi ulang dan untuk meningkatkan kesehatan pasangannya.
Bayi yang terpapar sifilis selama kehamilan harus dievaluasi secara menyeluruh saat lahir untuk menilai bukti sifilis kongenital dan kebutuhan pengobatan. Bayi-bayi ini juga harus dipantau dengan ketat setelah dilahirkan, terlepas dari evaluasi atau pengobatan awal, karena bayi dengan sifilis kongenital mungkin tidak memiliki gejala awal apa pun saat lahir tetapi kemudian mengembangkan gejala jika tidak ditangani dengan tepat.
Bahaya sifilis kongenital pada janin
Bayi dengan sifilis kongenital yang tidak ditangani dengan tepat dalam 3 bulan pertama kehidupan lebih mungkin mengalami komplikasi seumur hidup seperti ketulian, kebutaan, dan cacat intelektual.
Jennifer Payne, MD seorang dokter bidang Kedokteran keluarga, kedokteran olahraga dan olahraga, dan kesehatan wanita, mengatakan, ibu hamil yang menderita sifilis memang dapat menularkan penyakit tersebut kepada janinnya.
"Bakteri penyebab penyakit dapat berpindah dari Anda ke bayi Anda melalui plasenta. Anak Anda kemudian dikatakan menderita sifilis kongenital," kata Payne dilansir Everydayhealth.
Alagia juga mengatakan bahwa sekitar 40 persen hingga 50 persen bayi yang terinfeksi sifilis akan lahir mati. Bayi baru lahir yang terinfeksi juga berisiko tinggi meninggal.
"Janin yang terinfeksi sifilis sering meninggal dalam kandungan," kara Alagia.
Seorang bayi dengan sifilis yang bertahan hidup tetapi tidak diobati atau tidak diobati secara memadai dapat berakhir dengan seumur hidupnya berhadapan dengan masalah besar.
"Penyakit ini dapat menyerang secara agresif hampir setiap bagian tubuh pada janin dan bayi seperti yang terjadi pada orang dewasa," jelasnya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
Simak juga yuk video tentang kehamilan di bawah ini:
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
Cara Sifilis Bisa Menular dari Ibu Hamil ke Bayi dan Pencegahannya

Kehamilan
Tetap Aktif Bunda! 5 Jenis Olahraga untuk Usia Kehamilan Trimester Ketiga

Kehamilan
Kenali Penyebab dan Cara Mengatasi Varises pada Ibu Hamil di Trimester 3

Kehamilan
Ibu Hamil Muda Kena Sifilis, Apa Risiko dan Bagaimana Penanganannya?

Kehamilan
Perkembangan Pesat Janin Tiap Minggu Selama Trimester Tiga


9 Foto
Kehamilan
9 Potret Gaya Busana Keluarga Kerajaan Inggris Usai Melahirkan
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda