
kehamilan
13 Cara Mengatasi Keputihan saat Hamil yang Efektif & Alami hingga Medis Obat-obatan
HaiBunda
Minggu, 13 Aug 2023 11:01 WIB

Ibu hamil mengalami lebih banyak keputihan selama kehamilannya. Beberapa cara ini dapat Bunda lakukan untuk mengatasi keputihan saat hamil, baik secara alami hingga medis obat-obatan.
Keputihan merupakan cairan tubuh yang menjaga kebersihan dan kelembaban vagina, serta membantu mencegah infeksi. Ibu hamil normal jika mengalami lebih banyak keputihan. Namun keputihan tersebut harus yang terlihat keputihan normal.
Jika kepulihan tidak normal, bisa disebabkan infeksi. Ini juga dapat terjadi akibat beberapa obat dan kondisi kesehatan, atau dari penggunaan produk yang mengiritasi vulva atau vagina.
Mengatasi keputihan saat hamilÂ
Melansir Laman Pregnancybirthbaby, keputihan ini juga bervariasi dari orang ke orang. Beberapa orang mengeluarkan banyak cairan, sedangkan yang lain sangat ringan. Namun pastikan keputihan tersebut berwarna bening, putih, atau krem. Serta tidak berbau menyengat.
Pada vagina itu ada bakteri baik yang disebut lactobacilli dan membantunya tetap sehat. Jika keseimbangan bakteri terganggu dan Bunda mengalami pertumbuhan berlebih dari ragi atau bakteri jahat,mungkin akan mengalami keputihan yang tidak normal.
Penyebab keputihan saat hamilÂ
Keputihan pada saat kehamilan itu biasanya disebabkan tingkat hormon estrogen dan progesteron yang lebih tinggi pada kehamilan. Sehingga keputihan yang lebih banyak pada kehamilan itu normal. Namun perhatikan beberapa tanda di bawah ini karena bisa jadi ini tidak normal:
- Terlihat hijau, cokelat atau abu-abu
- Baunya tidak sedap
- Berlumuran darah
- Berair atau terlihat seperti keju cottage atau buih
- Disertai rasa gatal atau nyeri
Apabila ibu hamil mengalami keputihan yang tidak biasa, segeralah temui dokter. Hal tersebut bisa menjadi tanda infeksi.
Ada 2 infeksi yang kemungkinan besar ibu hamil dapat alami yakni sariawan vagina dan vaginosis bakteri. Ini tidak ditularkan secara seksual.
Jika ibu hamil menderita sariawan, cairan yang keluar mungkin kental dan putih seperti keju cottage, disertai rasa sakit dan gatal. Itu tidak akan membahayakan bayi. Ibu hamil tidak dites sariawan secara rutin namun ibu hamil bisa dites jika memiliki gejala.
Sedangkan jika ibu hamil menderita bakteri vaginosis, cairan yang keluar mungkin berwarna abu-abu atau hijau dan berair dengan bau amis. Ibu hamil kemungkinan merasa gatal dan tidak nyaman. Ini dapat menyebabkan masalah pada kehamilan, seperti kelahiran prematur.
Banyak orang yang hamil mengalami vaginosis bakterial dan sekitar setengahnya tidak menunjukkan gejala apa pun. Namun, bagi kebanyakan orang, pengobatan dengan antibiotik tidak menurunkan risiko kelahiran prematur.Â
Cara mengatasi keputihan selama hamil
Ibu hamil dapat melakukan beberapa cara ini untuk mengatasi keputihan saat hamil:
1. Mencuci tangan sebelum menyentuh area kewanitaan
Ibu hamil dapat melakukan cara ini untuk mengatasi keputihan saat hamil, dengan memastikan mencuci tangan sebelum menyentuh area vagina. Tujuannya untuk mencegah masuknya infeksi melalui tangan yang kotor.
Cara membersihkan vagina juga perlu diperhatikan. Basuhlah vagina setelah buang air kecil yang dimulai dari arah depan menuju ke arah belakang. Kemudian keringkan dengan handuk ataupun lap bersih yang juga dilakukan melalui arah yang sama.
2. Hindari menggunakan pembersih vagina berparfum
Himpunan Obstetri serta Ginekologi Sosial Indonesia atau HOGSI menganjurkan agar ibu hamil dapat membersihkan area kewanitaan sebanyak dua sampai tiga kali sehari. Namun, hindari menggunakan sabun atau tisu berparfum karena dapat memicu iritasi.
Bunda bisa menggunakan air yang bersuhu hangat dan pembersih yang memiliki kandungan asam laktat. Tentunya pembersih tersebut dapat menjaga kadar pH yang normal dari vagina, bahkan juga dapat memelihara vagina wanita dari kuman yang merupakan penyebab dari keputihan yang memang tidak normal. Sudah pasti bahwa pembersih ini cukup aman untuk janin.
3. Gunakan pakaian dalam yang dapat menyerap keringat
Jangan sampai Bunda mengenakan celana ketat yang berbahan sintetis karena hal ini dapat membuat area vagina semakin lembap. Kondisi tersebut dapat membuat keputihan semakin parah.
Jika pakaian dalam memang sudah terasa lembap atau mulai basah, segera ganti. Yang pasti kuncinya adalah selalu jaga area kewanitaan supaya tetap bersih dan kering.
4. Mandi teratur
Mandi secara teratur dapat membantu ibu hamil menjaga keseimbangan bakteri agar dapat mencegah infeksi area kewanitaan. Bukan hanya itu saja, Bunda juga dapat mengenakan celana dalam yang berjenis cotton liner karena dapat membuat area kewanitaan Bunda lebih bernapas serta lebih mudah saat menyerap cairan.
5. Mengonsumsi makanan sehat
Makanan tertentu dari mulai tempe, pisang, dan bawang-bawangan dapat membantu dalam menjaga pH organ kewanitaan supaya tetap stabil. Ketika pH organ kewanitaan ideal, flora normal atau bakteri baik di area vagina dapat berperan positif.
Namun sebaliknya, ketika pH organ kewanitaan tidak ideal, maka flora normal yang terdapat pada area vagina akan menjadi bumerang. Karenanya, Bunda perlu menghindari makanan yang mengandung tinggi gula, seperti makanan cepat saji, kue manis, atau makanan kaleng. Gula akan menjadi sumber makanan untuk bakteri yang ada di area kewanitaan.
![]() |
6. Hindar menggunakan toilet kotor
Bunda dapat mencari toilet yang kebersihannya selalu terjaga. Ini karena ketika menggunakan toilet kotor bisa menyebabkan keputihan. Air atau bakteri yang kotor yang berasal dari toilet bisa membahayakan kesehatan area kewanitaan Bunda.
7. Mengonsumsi yoghurt
Yoghurt bisa ibu hamil manfaatkan untuk mengatasi keputihan saat hamil. Yoghurt mengandung bakteri baik, yang disebut dengan probiotik.
Probiotik sendiri bermanfaat bagi kesehatan serta membantu mengembalikan keseimbangan dari bakteri dalam tubuh. Beberapa jenis probiotik bahkan bisa melawan beberapa ragi yang menyebabkan keputihan serta infeksi pada vagina.
Bunda dapat mengonsumsi yoghurt secara langsung untuk mengatasi keputihan selama kehamilan. Konsumsilah secara rutin supaya memperoleh hasil yang maksimal.
8. Kenakan panty liner
Panty liner ini dapat menyerap kelebihan cairan keputihan serta membantu ibu hamil merasa lebih nyaman. Sebaiknya gunakan panty liner yang memang tidak mengandung parfum. Namun, pastikan ibu hamil mengganti panty liner setiap tiga jam sekali atau sesegera mungkin jika mulai terasa lembap maupun basah.
9. Teh dari daun jambu biji
Buah yang satu ini juga bisa dijadikan sebagai obat rumahan yang manfaatnya diambil dari bagian daunnya. Hal ini dikarenakan daun jambu biji bisa menghentikan keputihan hingga bau yang tak sedap dari keputihan ini.
Untuk memanfaatkannya, Bunda dapat merebus air sebanyak satu liter sampai mendidih. Lalu matikan api, kemudian masukkan daun jambu biji 30 gram yang sudah dibersihkan terlebih dahulu ke dalam air panas.
Selanjutnya biarkan selama dua sampai lima menit. Gunakan teh dari daun jambu biji ini untuk membasuh bagian genital anda secara hati-hati.
10. Hindarilah berendam terlalu lama
Berendam dalam waktu yang terlalu lama di air panas maupun di kolam dengan kandungan klorin ternyata tidak disarankan untuk ibu hamil. Hal ini dikarenakan aktivitas yang satu ini akan membuat vagina Bunda cenderung kering. Sehingga mudah terinfeksi.
11. Siapkan celana dalam cadangan
Usahakan untuk selalu menyiapkan pula celana dalam cadangan. Begitu juga saat bepergian, bawalah celana dalam cadangan.
Terlebih lagi ketika keputihan yang keluar terlalu banyak, ibu hamil bisa segera menggantinya supaya area kewanitaan tidak lembap dan kesehatan pun bisa tetap terjaga.
Jika Bunda menemukan kondisi yang tidak biasa, baik keputihan yang berbau menyengat, berwarna, terasa perih dan gatal, segera periksakan hal ini ke dokter ya.
12. Obat antiseptik
Dokter biasanya akan memberikan antibiotik untuk keputihan yang diakibatkan bakteri. Antibiotik yang diberikan berbeda-beda, tergantung pada jenis bakteri yang menyerang dan kondisi ibu hamil.
Jika Bunda tak memungkinkan minum obat atau sulit minum obat hingga mengalami gejala yang lebih parah seperti gatal, nyeri, hingga panas, dokter bisa memberi obat dengan bentuk krim, gel, atau salep yang bisa dioles langsung pada kulit vagina.
Dokter juga dapat mengombinasi antibiotik suntik dan obat yang diminum. Biasanya, ini juga dilakukan untuk infeksi yang diakibatkan penyakit menular seksual.
13. Obat antijamur
Obat anti-jamur yang biasanya dipakai untuk menghilangkan keputihan, di antaranya fluconazole, terconazole, dan miconazole. Namun, fluconazole bisa menyebabkan cacat lahir atau bahkan keguguran jika dikonsumsi ibu hamil.
Penggunaan obat jamur ini digunakan apabila keputihan mengakibatkan infeksi ragi seperti candidiasis. Bunda juga sebaiknya menggunakan obat yang sesuai dengan saran dan resep dari dokter supaya lebih aman. Jangan pernah berinisiatif untuk menambah-mengurangkan atau berhenti-memperpanjang dosis tanpa konsultasi dengan dokter terkait.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
Bukan Keputihan, Ini Penyebab Cairan Bening Keluar saat Hamil dan Cara Mengatasinya

Kehamilan
Flek Kuning saat Hamil, Ini Dia Penyebab & Cara Mengatasinya

Kehamilan
4 Jenis Keputihan saat Hamil, Adakah yang Bahayakan Kandungan?

Kehamilan
8 Tips Atasi Keputihan Saat Hamil, Hindari Sabun Beraroma Bun

Kehamilan
Serba-serbi Keputihan Saat Hamil yang Bunda Perlu Tahu


5 Foto
Kehamilan
5 Potret Menakjubkan Ilustrasi Janin dalam Rahim dari Trimester 1-Trimester 3
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda