Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Efek Samping Sering Berhubungan Badan saat Hamil, Bisa Membahayakan Kehamilan Bun!

Nanie Wardhani   |   HaiBunda

Selasa, 22 Aug 2023 21:35 WIB

Seks saat hamil umumnya aman pada kehamilan yang sehat. Pada beberapa kondisi, bisa berbahaya dan berefek samping pada kehamilan.
Efek Samping Sering Berhubungan Badan saat Hamil, Bisa Membahayakan Kehamilan Bun!/Foto: iStock
Jakarta -

Ketika Bunda sedang hamil, mungkin Bunda akan bertanya-bertanya, apakah seks saat hamil aman dilakukan? Semua jenis seks umumnya aman untuk kehamilan yang sehat dan berisiko rendah, namun beberapa kondisi mungkin membuat seks lebih berisiko dan bisa menjadi berbahaya. Inilah saatnya untuk berhati-hati.

Beberapa Bunda hamil menyadari bahwa mereka memiliki keinginan yang kuat untuk berhubungan seks saat hamil, sementara beberapa Bunda lain berpendapat bahwa seks adalah hal terakhir yang mereka pikirkan. Keduanya adalah hal yang normal.

“Anda tidak akan pernah bisa memberikan statistik tentang siapa yang akan merasakan apa,” kata Kecia Gaither, M.D., direktur layanan perinatal dan kedokteran ibu-janin di NYC Health Hospitals di Bronx kepada Parents. Dia mengatakan setiap pengalaman berbeda, sama seperti setiap pengalaman kehamilan lainnya.

Efek samping sering berhubungan badan saat hamil

Seks selama tahap kehamilan apa pun aman untuk orang dengan kehamilan sehat. Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), kantong ketuban dan otot rahim melindungi janin saat berhubungan seks. Jadi, tidak perlu khawatir 'menyakiti bayi' saat melakukan aktivitas seksual.

Kapan hubungan seks saat hamil menjadi berbahaya?

Menurut ACOG, beberapa kram dan bercak setelah seks penetrasi adalah hal yang normal. Pada ibu hamil risiko rendah, jika tidak ada komplikasi yang telah dibahas sebelumnya, USG yang terlihat bagus, dan plasenta berada di tempat yang baik, terkadang akan terjadi bercak. Dalam kehamilan yang sehat dan berisiko rendah ini, bercak tidak perlu dikhawatirkan.

Karena peningkatan aliran darah pada kehamilan dikombinasikan dengan serviks yang lebih penuh, pembuluh darah di serviks terkadang bisa pecah, mengakibatkan bercak, kata Aiyana Davison, CNM, Women's Praktisi Perawat Kesehatan-BC.

Namun, jika melihat banyak darah hingga seperti pembalut basah, maka itu tidak normal, atau jika Bunda khawatir dan menginginkan pendapat ahli, Bunda harus menghubungi penyedia layanan kesehatan. Ingat: Percayalah pada insting Bunda jika ada sesuatu yang terasa tidak benar.

Ada beberapa situasi di mana dokter kemungkinan akan menyarankan untuk tidak melakukan seks penetrasi saat hamil. Menurut Dr. Gaither, seks jadi berbahaya dilakukan saat hamil jika Bunda mengalami:

  • Plasenta previa atau masalah plasenta lainnya
  • Riwayat atau risiko persalinan prematur
  • Selaput pecah

“Cairan mani mengandung bahan kimia yang disebut prostaglandin, dan prostaglandin dapat menyebabkan kontraksi rahim,” kata Dr. Gaither. Jadi, ini dapat menimbulkan risiko dengan seks penis-dalam-vagina jika Bunda memiliki faktor risiko untuk persalinan prematur atau solusio plasenta (ketika plasenta terlepas sebelum lahir).

Davison menambahkan bahwa pasangan baru dengan ketidakpastian STD atau dites positif IMS di awal kehamilan dapat menjadi faktor risiko tambahan yang perlu didiskusikan dengan dokter. Mereka mungkin merekomendasikan untuk menunda aktivitas seksual sampai perawatan selesai dan tes ulang memastikan telah sembuh.

Mengapa keinginan berhubungan seks bisa bervariasi?

Bunda bisa merasa sangat menginginkan seks selama kehamilan atau hanya waktu-waktu tertentu dalam kehamilan. Atau bahkan, sama sekali tidak ingin disentuh secara seksual. Semua ini normal.

Hal ini karena perubahan fisik kehamilan dapat memengaruhi dengan cara yang berbeda. Misalnya, beberapa orang menyukai sensitivitas payudara yang meningkat, sementara yang lain menganggapnya mengganggu dan berlebihan. 

Demikian pula, jika Bunda mengalami morning sickness atau kelelahan yang ekstrem, mungkin akan sulit untuk merasa ingin berhubungan seks. Di sisi lain, bagi sebagian orang, peningkatan aliran darah ke panggul meningkatkan hasrat dan kepuasan seksual.

Sementara seks seringkali aman selama kehamilan, setiap situasi unik. Oleh karena itu, cara terbaik untuk mengetahui dengan pasti adalah melakukan dialog terbuka dan berkelanjutan tentang seks dengan dokter selama kehamilan Bunda.

Selain itu, komunikasi yang jujur lebih penting dari sebelumnya dengan pasangan seksual saat hamil. Memberi tahu pasangan apa yang Bunda sukai dan apa yang tidak Bunda sukai serta menjelaskan keinginan atau kekurangan Bunda dapat membantu mereka memahami dan berempati dengan apa yang Bunda rasakan. Percakapan ini mungkin tampak tidak nyaman pada awalnya, tetapi dapat membuat Bunda merasa lebih berdaya dalam jangka panjang.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda