
kehamilan
5 Perbedaan Persalinan Spontan dan Persalinan Normal, Kenali juga Tandanya
HaiBunda
Minggu, 20 Aug 2023 19:00 WIB

Persalinan normal atau pervaginam terjadi ketika Bunda melahirkan melalui vagina. Namun, dalam persalinan pervaginam ini ada persalinan spontan dan persalinan normal lainnya. Apa perbedaannya dan kenali juga tanda-tandanya, Bunda.
Persalinan pervaginam sering terjadi antara minggu ke-37 dan 42 kehamilan. Laman Cleveland Clinic menuliskan, berdasarkan data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), ada lebih dari 2,5 juta persalinan pervaginam pada 2020.Â
Persalinan pervaginam menyumbang sekitar 68Â persen dari semua kelahiran di Amerika Serikat dan 80 persen kelahiran di seluruh dunia.
Untuk persalinan pervaginam ini, dibagi lagi menjadi beberapa jenis yaitu:
- Persalinan spontan pervaginam: Persalinan pervaginam yang terjadi dengan sendirinya dan tanpa obat pemicu persalinan.
- Persalinan pervaginam yang diinduksi: Menggunakan obat-obatan atau teknik lain untuk memulai persalinan dan mempersiapkan serviks. Ini juga disebut induksi persalinan.
- Persalinan pervaginam yang dibantu: Kelahiran pervaginam yang terjadi dengan bantuan forceps atau alat vakum untuk mengeluarkan bayi. Persalinan spontan dan induksi dapat dibantu.
Perbedaan persalinan spontan dan normal
Persalinan spontan dan normal sama-sama pervaginam. Namun persalinan spontan itu terjadi tanpa menggunakan alat untuk membantu mengeluarkan bayi. Jadi, persalinan spontan tidak membutuhkan induksi, vakum, atau metode lain untuk mengeluarkan bayi.
Apabila persalinan menggunakan bantuan induksi maupun vakum, persalinan tersebut termasuk dengan persalinan normal.
Persalinan terjadi setelah seorang wanita hamil menjalani proses persalinan. Persalinan membuka, atau melebarkan, serviksnya hingga setidaknya 10 sentimeter.
Persalinan biasanya dimulai dengan lewatnya sumbat lendir wanita. Ini adalah gumpalan lendir yang melindungi rahim dari bakteri selama kehamilan. Segera setelah itu, air ketuban wanita bisa pecah. Ini juga disebut pecah ketuban.Â
"Air mungkin tidak pecah sampai setelah persalinan terjadi, bahkan tepat sebelum melahirkan. Saat persalinan berlangsung, kontraksi yang kuat membantu mendorong bayi ke jalan lahir," kata Dr. Debra Rose Wilson, seorang profesor, peneliti, dan praktisi kesehatan holistik dikutip dari Healthline.
Panjang proses persalinan bervariasi dari satu wanita ke wanita lainnya. Wanita yang baru pertama kali melahirkan cenderung mengalami persalinan selama 12 hingga 24 jam, sedangkan wanita yang sebelumnya pernah melahirkan anak mungkin hanya mengalami persalinan selama 6 hingga 8 jam.
Ada tiga tahap proses persalinan spontan:
- Kontraksi melunakkan dan melebarkan serviks hingga cukup fleksibel dan lebar untuk bayi keluar dari rahim ibu.
- Sang ibu harus mendorong untuk memindahkan bayinya ke jalan lahirnya sampai lahir.
- Dalam satu jam, ibu mengeluarkan plasentanya, organ yang menghubungkan ibu dan bayinya melalui tali pusat dan menyediakan nutrisi dan oksigen.
![]() |
Berikut ini beberapa perbedaan persalinan spontan dan persalinan normal lainnya dilansir laman Bellybelly:
1. Hormon persalinan bekerja secara berbeda
Ibu yang melahirkan secara spontan, oksitosin dilepaskan untuk merangsang kontraksi di rahim. Oksitosin bertindak seperti kunci untuk membuka reseptor oksitosin di rahim.
Selama trimester pertama dan kedua kehamilan, rahim memiliki sedikit reseptor, untuk melindungi ibu hamil agar tidak melahirkan terlalu dini. Saat mencapai masa penuh, jumlah reseptor meningkat secara signifikan.
Begitu persalinan dimulai, reseptor ini diaktifkan oleh oksitosin dalam aliran darah. Kemudian bekerja secara efektif untuk mengontraksi otot dan melebarkan serviks.
Oksitosin dilepaskan dalam gerakan berdenyut dan datang dalam gelombang. Hal ini agar rahim tidak terus menerus berkontraksi atau mengalami kontraksi yang sangat kuat sejak awal.
Kadar oksitosin juga meningkat secara bertahap. Pada awal persalinan, kontraksi mungkin terjadi setiap 20-30 menit, dan berlangsung sekitar 30 detik.
Dengan meningkatnya tempo persalinan, kontraksi akan semakin dekat (jarak 2-5 menit) dan lebih lama (durasi 60-120 detik).
Perkembangan persalinan alami ini biasanya terjadi selama 10 jam atau lebih, sehingga Anda memiliki banyak waktu istirahat di antara kontraksi, dan tubuh Anda dapat menyesuaikan intensitas kontraksi dari waktu ke waktu.
2. Nyeri kontraksi berbeda
Perbedaan utama antara persalinan alami dan spontan adalah intensitas kontraksi.
Dalam persalinan spontan, oksitosin bekerja untuk merangsang rahim berkontraksi dan melebarkan leher rahim. Serviks meregang, reseptor nyeri mengirim pesan ke otak, yang merespons dengan melepaskan endorfin.
Zat ini sepuluh kali lebih kuat dari morfin dan bertindak untuk menangkal sensasi nyeri.
Saat kadar oksitosin meningkat, lebih banyak endorfin dilepaskan.
Saat persalinan normal lainnya seperti diinduksi, oksitosin buatan yang digunakan untuk merangsang kontraksi tidak melewati otak. Tubuh tidak menerima sinyal untuk melepaskan endorfin dan Bunda mengalami rasa sakit yang lebih hebat.
Persalinan spontan biasanya dimulai dengan lambat, dengan peningkatan bertahap dari kontraksi jarak jauh yang pendek dan ringan. Seiring waktu, kontraksi ini semakin dekat, lebih lama, dan lebih intens.
Selama persalinan induksi, ini tidak bisa terjadi – rasa sakit segera dimulai.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
PERBEDAAN LAINNYA DARI PERSALINAN NORMAL SPONTAN
5 Perbedaan Persalinan Spontan dan Persalinan Normal, Kenali juga Tandanya/Foto: Getty Images/iStockphoto/staticnak1983
3. Gerakan selama persalinan berbeda
Dalam persalinan spontan, wanita biasanya mencari posisi dan tempat yang paling nyaman. Selama awal persalinan, Bunda mungkin ingin bergerak selama kontraksi, yang membantu bayi menemukan posisi optimal untuk melahirkan.
Sedangkan selama persalinan normal induksi, Bunda dianjurkan melakukan pemantauan konstan di awal, dan kemudian pemantauan intermiten,kecuali ada indikasi gawat janin.
Ini karena persalinan sekarang berisiko tinggi. Bunda juga akan dipasangkan infus. Ini membatasi kemampuan untuk bergerak bebas dan bekerja dengan tubuh, dan bayi, selama persalinan.
4. Refleks ejeksi janin hanya terjadi pada persalinan alami
Refleks melibatkan dorongan yang kuat dan tak terkendali untuk mendorong seolah-olah tubuh telah menekan tombol dan siap untuk 'mengeluarkan' bayi.
Dalam persalinan spontan, kadar oksitosin terus meningkat, yang berpuncak pada banjir besar hormon saat serviks melebar. Puncak oksitosin ini merangsang kontraksi yang kuat dan tak tertahankan yang mendorong bayi ke bawah dan ke luar. Ini adalah refleks ejeksi janin.
Adrenalin juga dilepaskan pada saat yang sama, untuk memberi Bunda energi dan kewaspadaan yang dibutuhkan untuk melahirkan bayi.
Sedangkan selama persalinan induksi, puncak oksitosin ini tidak terjadi. Oksitosin sintetik disediakan oleh pompa dan tidak dapat ditingkatkan untuk memberikan dorongan ini pada akhir persalinan.
Jika Bunda diinduksi dengan oksitosin sintetik atau epidural selama persalinan, maka tidak akan mengalami refleks ejeksi janin.
Wanita yang telah menginduksi persalinan seringkali memerlukan intervensi pada tahap persalinan ini, seperti ventouse atau forceps (yang juga berarti episiotomi), untuk membantu bayi lahir.
5. Oksitosin alami melindungi otak bayi
Dalam persalinan spontan, oksitosin yang diproduksi tubuh melewati plasenta. Oksitosin 'membungkam' otak bayi selama persalinan dan melindunginya dari kerusakan yang dapat terjadi akibat kekurangan oksigen.
Saat kontraksi mulai perlahan dan menumpuk, kadar oksitosin juga meningkat secara bersamaan. Ini membantu menjaga bayi tetap aman.
Selama persalinan normal induksi, oksitosin sintetik mengganggu kemampuan tubuh untuk memproduksi hormonnya sendiri. Ini yang membuat bayi lebih mungkin terpapar hipoksia (kekurangan oksigen) selama persalinan induksi.
Bayi akan merespons situasi ini dengan menunjukkan gejala kesusahan. Yang paling menonjol adalah ketika detak jantung tidak cukup meningkat setelah kontraksi.
Jika ini berlanjut, dokter atau bidan akan merekomendasikan operasi caesar darurat untuk menghindari kemungkinan kerusakan otak pada bayi.
6. Tahap ketiga persalinan berbeda
Ketika bayi lahir setelah persalinan spontan, tubuh berada pada tingkat oksitosin yang tinggi. Oksitosin, 'hormon cinta', bertanggung jawab untuk meningkatkan ikatan yang terjadi antara ibu dan bayi. Ikatan ini sangat penting untuk kelangsungan hidup bayi, tetapi juga memiliki efek penting pada tubuh.
Saat rahim yang kosong berkontraksi, plasenta menjauh dari dinding rahim.
Pembuluh darah yang terbuka dijepit, dan setiap perdarahan pasca melahirkan harus minimal. Dalam kebanyakan kasus, ini terjadi tanpa campur tangan dari bidan.
Ini disebut tahap ketiga fisiologis atau alami.
Banyak rumah sakit lebih suka memberi wanita suntikan oksitosin sintetis saat bayinya lahir. Ini mempercepat tahap ketiga, dan berpotensi mengurangi risiko perdarahan berlebihan setelah melahirkan (perdarahan pasca persalinan).
Namun, wanita yang pernah mengalami persalinan spontan dan tidak terganggu cenderung tidak memerlukan suntikan ini, karena tubuh menghasilkan oksitosin dalam jumlah yang cukup besar.
Jika Bunda mengalami persalinan induksi, tidak akan mengalami dorongan oksitosin terakhir secara alami.
Rahim yang kosong mungkin tidak dapat berkontraksi secara efektif, meningkatkan risiko perdarahan postpartum (PPH).
Injeksi kemungkinan besar diperlukan, pada tahap ini, untuk menghindari potensi PPH. Untuk itu cari tahu lebih lanjut tentang bagaimana induksi meningkatkan risiko PPH.
Simak juga video tentang tips melahirkan normal agar minim rasa sakit:
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
Cerita Bunda Melahirkan Pervaginam Tanpa Robekan, 3 Jam Pasca Melahirkan Bisa Duduk & Jalan

Kehamilan
Postur Tubuh Ibu Hamil Kurang Tinggi, Apakah Bisa Melahirkan Pervaginam? Ini Kata Dokter

Kehamilan
Supaya Bisa Jalani VBAC, Berapa Jarak Ideal Kehamilan Pertama dan Kedua?

Kehamilan
Triarona Eks JKT 48 Bahagia Wujudkan Impian Melahirkan Alami, Tanpa Induksi & Epidural

Kehamilan
Risiko Melahirkan Normal yang Sebaiknya Bunda Konsultasikan ke Dokter


9 Foto
Kehamilan
9 Potret Gaya Busana Keluarga Kerajaan Inggris Usai Melahirkan
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda