
kehamilan
Risiko Melahirkan Normal yang Sebaiknya Bunda Konsultasikan ke Dokter
HaiBunda
Rabu, 21 Oct 2020 17:27 WIB

Jakarta - Melahirkan normal banyak menjadi pilihan ibu hamil, karena tidak membutuhkan masa pemulihan ya lama. Selain itu, prosesnya pun dianggap tidak mengakibatkan efek samping di kemudian hari. Benarkah seperti itu?
Dalam hal persalinan, melahirkan normal memang sering dianggap sebagai yang terbaik. Tetapi, kelahiran alami sebenarnya juga memiliki risiko yang perlu Bunda ketahui. Seperti adanya robekan, perdarahan, inkontinensia pada ibu, serta cedera pada bayi selama persalinan.
Di banyak negara, termasuk Inggris, rata-rata usia ibu saat melahirkan telah lebih tua dari sebelumnya selama beberapa dekade. Penelitian sekarang mengungkap bagaimana usia meningkatkan risiko persalinan pervaginam atau melahirkan normal, seperti dikutip dari laman New Scientist.
Sebuah studi oleh Hans Peter Dietz dari Sydney Medical School, Australia, menemukan bahwa wanita yang memiliki anak pertama di kemudian hari lebih mungkin mengalami cedera dasar panggul selama persalinan pervaginam, kerusakan yang dapat menyebabkan inkontinensia (American Journal of Obstetrics and Ginekologi).
Untuk setiap tahun tambahan pada usia persalinan pertama, dia menemukan bahwa risiko cedera pada otot dasar panggul wanita sejak melahirkan melalui vagina meningkat sebesar 6 persen.Â
Risikonya bisa menyebabkan salah satu otot ini terlepas dari tulang kemaluan yang meningkatkan risiko prolaps uterus. Kejadiannya sekitar 10 persen untuk ibu berusia 20 tahun yang melahirkan melalui vagina tanpa menggunakan alat seperti forsep. Tetapi, ini meningkat dua kali lipat menjadi 20 persen untuk usia 40 tahun.
"Usia adalah salah satu faktornya karena otot dan ligamen wanita menjadi kurang elastis seiring bertambahnya usia. Ini membuat wanita lebih mungkin robek saat melahirkan dan meningkatkan kemungkinan membutuhkan operasi caesar darurat, yang membawa risiko infeksi, perdarahan, dan pembekuan darah yang lebih tinggi daripada operasi caesar yang direncanakan,"ujar Dietz.
Untuk itu, para ibu harus diperingatkan tentang bagaimana faktor-faktor seperti usia dan memiliki bayi besar membuat melahirkan normal lebih sulit.Â
Melansir The Conversation, sebagian besar wanita mengalami komplikasi penting dari persalinan pervaginam. Ini termasuk tingkat perdarahan postpartum, tingkat transfusi darah, dan menderita beberapa derajat robekan.Â
Akhirnya, satu dari enam wanita menjalani persalinan pervaginam operatif, seperti penggunana forsep yang dikaitkan dengan inkontinensia fekal dan prolaps organ panggul di kemudian hari.Â
Selain itu, penting juga para ibu menyadari bahwa persalinan yang lama, komplikasi, dan intervensi terkait dengan kesusahan ibu, depresi pascanatal, dan kecemasan intens pada kehamilan di masa mendatang.
Nah itu, itulah beberapa risiko yang perlu Bunda ketahui saat melahirkan normal. Ada baiknya, berkonsultasilah dengan dokter guna mendapatkan gambaran terbaik pada kehamilan dan persalinan Bunda.Â
Semoga membantu informasinya ya, Bunda!
Bunda, simak yuk perjuangan Eriska Rein yang mau menyerah saat melahirkan normal, klik video berikut:
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
Mengapa Persalinan Pervaginam Lebih Banyak Terjadi pada Pagi Hari? Simak Alasannya

Kehamilan
Jahitan Pasca Persalinan Normal, Dibius atau Tidak, Mana yang Aman?

Kehamilan
5 Tips Menyiapkan Tubuh Tetap Sehat Jelang Persalinan Normal

Kehamilan
5 Efek Positif dari Proses Melahirkan Normal

Kehamilan
10 Cara agar Cepat Pulih Usai Persalinan Normal, Bunda Perlu Tahu

Kehamilan
3 Tahapan Pada Persalinan Normal, Kapan Harus ke Rumah Sakit?
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda