
kehamilan
Kisah Bunda Nantikan Kehamilan 10 Th, Kini Ikhlas Jalani Pengangkatan Rahim & Serviks
HaiBunda
Selasa, 17 Oct 2023 17:00 WIB

Mendapatkan kehamilan bisa menjadi sesuatu yang sulit bagi sebagian perempuan. Tak sedikit Bunda yang harus berusaha lebih keras untuk mendapatkan kehamilan karena berbagai faktor, seperti adanya masalah kesehatan.
Bila masalah kesehatan yang dialami masih ringan, Bunda mungkin masih memiliki peluang untuk mendapatkan kehamilan. Tapi pada beberapa kasus yang parah, seorang perempuan terpaksa merelakan rahimnya untuk diangkat hingga peluang hamilnya pun hilang.
Seperti yang dialami oleh seorang Bunda pemilik akun TikTok @novyyandiii yang sudah 10 tahun nantikan kehamilan. Bunda Novy terpaksa harus menjalani pengangkatan rahim dan serviks.Â
Terpaksa jalani pengangkatan rahim dan serviks
Dalam beberapa video di akun TikTok pribadinya, Bunda Novy membagikan perjuangannya dan sang suami untuk menantikan kehamilan selama 10 tahun. Penantian ini pun tak berbuah manis karena Novy harus menjalani pengangkatan rahim.
Prosedur pengangkatan rahim dilakukan karena ia mengidap beberapa penyakit di organ reproduksi, yaitu adenomiosis, miom, endometriaosis, dan juga kadar hormon AMH yang rendah. Pemeriksaan ke berbagai dokter pun telah ia lakukan bahkan hingga keluar negeri. Tapi semua dokter memberikan solusi yang sama, yakni tindakan pengangkatan rahim.
Hal tersebut tentu tak mudah bagi Novy, apalagi ia telah menanti selama 10 tahun untuk punya momongan. Namun, akhirnya ia mengalah dan merelakan rahim dan serviksnya untuk diangkat saat usianya 35 tahun.
"Post op angkat rahim dan serviks di usia 35 tahun, 10 tahun pernikahan dalam penantian buah hati. Hancur sekaligus semangat untuk bangkit lagi. Harus bersyukur dalam setiap keadaan," tulis Novy dalam unggahan yang ia bagikan beberapa waktu lalu. HaiBunda sudah mendapatkan izin dari pemilik akun untuk membagikan kisah ini.
Sempat melakukan promil hingga ke luar negeri
Sebelum melakukan operasi pengangkatan rahim, berbagai upaya telah dilakukan oleh Novy dan suami untuk mendapatkan anak. Mulai dari program bayi tabung di dalam negeri, hingga pergi ke luar negeri.
Salah satu promil yang ia lakukan di tahun kesembilan pernikahan adalah genesis IVF di Penang, Malaysia. Namun, lagi-lagi Novy dan suami harus menelan pil pahit karena dokter yang ia temui di Penang pun tak bisa membantunya untuk melakukan genesis IVF.Â
Bukan tanpa sebab. Menurut dokter, cadangan sel telur yang dimiliki Novy sangat minim untuk distimulasi di dalam rahim. Selain itu, genesis IVF juga tak bisa dilakukan karena kondisi rahim Novy yang telah dipenuhi oleh adenomiosis.
Kondisi adenomiosis memang bisa memengaruhi peluang hamil, Bunda. Kondisi ini perlu diwaspadai dan dikenali cirinya, terutama bila Bunda sedang program hamil.
Lalu apa sebenarnya adenomiosis itu? Apakah adenomiosis berbahaya untuk Bunda yang ingin hamil? Yuk simak lebih lengkap pada halaman selanjutnya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
MENGENAL ADENOMIOSIS
Foto: Getty Images/iStockphoto/peakSTOCK
Apa itu adenomiosis?
Adenomiosis merupakan kondisi pembesaran rahim karena endometrium (dinding rahim) masuk ke dalam otot rahim. Jaringan endometrium yang masuk akan menimbulkan benjolan yang tumbuh di dalam otot dan berbentuk seperti pulau-pulau.
Para ahli berpendapat bahwa gaya hidup yang kurang sehat bisa menjadi pemicu seorang wanita terkena adenomiosis. Selain itu, faktor usia juga bisa menjadi salah satu pemicunya karena adenomiosis umumnya terjadi pada wanita berusia 40 hingga 60 tahun.
Gejala adenomiosis
Gejala yang dirasakan oleh pengidap adenomiosis di antaranya nyeri yang sangat berat saat haid, nyeri di area panggul, dan gangguan kesuburan mulai dari ringan sampai berat. Gejala ini juga sangat mirip dengan masalah kesehatan lain, yakni miom. Namun, gejala adenomisosis biasanya lebih berat karena benjolan akibat adenomiosis bersifat mengakar.
Pengobatan adenomiosis
Ada beberapa pengobatan adenomiosis yang dapat dilakukan, yakni:
LaparotomiÂ
Pada tindakan laparotomi, dokter akan membuat sayatan kurang lebih 20 cm di area perut dan mulai mengangkat tumor-tumor (adenomiosis) yang ada di area rahim. Kekurangan prosedur ini adalah risiko komplikasi pasca operasi yang cukup besar khususnya pada area jahitan.Â
Laparoskopi
Pada tindakan laparoskopi, luka dan jahitan yang dibuat akan lebih sedikit dan lebih kecil. Dokter akan membuat lubang berukuran 3 hingga 5 cm di area perut. Dari lubang tersebut, dokter akan memasukkan alat yang dilengkapi dengan kamera untuk mengangkat tumor-tumor yang ada.
Focused ultrasound ablation
FUA bekerja dengan cara mengablasi area tumor dan mengubahnya menjadi gas atau cairan yang akan diserap dengan sendirinya oleh tubuh. Prosedur ini dipercaya memiliki tingkat keberhasilan yang sangat tinggi dan proses penyembuhan pasca operasi pun berlangsung sangat cepat.
"FUA bisa menghilangkan tumor tanpa menyakiti pasien dan merusak bagian lain. Selain itu, tingkat keberhasilan FUA pun telah mencapai 80 persen," ujar dokter spesialis obstetri dan ginekologi, dr. Indra Adi Susianto, dalam acara Peluncuran Pelayanan Focused Ultrasound Ablation (FUA) di RS Abdi Waluyo, belum lama ini.
Itu lah kisah Bunda yang nantikan kehamilan 10 tahun dan terpaksa harus jalani pengangkatan rahim dan serviks. Bunda juga perlu mewaspadai masalah kesehatan yang bisa menyerang organ reproduksi seperti adenomiosis. Semoga informasi ini bermanfaat ya.
Simak juga beda miom dan kista pada perempuan, dalam video berikut:
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
17 Makanan Bantu Tingkatkan Kesuburan saat Jalani Program Hamil

Kehamilan
10 Persiapan Sebelum Jalani Program Hamil

Kehamilan
Pentingnya Pemeriksaan Andrologi bagi Calon Ayah

Kehamilan
Saat Program Hamil, Dukungan untuk Suami Juga Penting Diberikan

Kehamilan
Just for Fun! Nama-nama Ibu yang Diprediksi Hamil di 2018


5 Foto
Kehamilan
5 Gambar Test Pack Positif Hamil, Tak Selalu Muncul Dua Garis Lho
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda