Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Mengenal Ruptur Perineum Mulai dari Penyebab, Cara Mencegah & Merawatnya

Nanie Wardhani   |   HaiBunda

Jumat, 27 Oct 2023 17:25 WIB

New born baby with his mother
Ilustrasi ruptur perineum/ Foto: Getty Images/mustafagull
Daftar Isi

Proses persalinan kadang mendatangkan kejadian tak terduga, salah satu komplikasi yang dapat terjadi selama persalinan adalah ruptur perineum. Ini adalah kondisi ketika terjadi robekan di area genital wanita.

Saat ruptur perineum terjadi, tentunya butuh penanganan lebih lanjut agar tak menyebabkan masalah kesehatan lebih lanjut usai melahirkan. Lebih jauh, kenali yuk mengenai penyebab, cara mencegah, dan perawatannya.

Apa itu ruptur perineum?

Melansir dari Cleveland Clinic, ruptur perineum adalah suatu kondisi ketika terjadi robekan pada jaringan organ genital wanita, yang sebagian besar disebabkan oleh proses persalinan. Perineum adalah area yang terletak di antara pembukaan vagina dan anus.

Ruptur perineum seringkali terjadi secara tiba-tiba selama persalinan, namun dalam beberapa kasus, dapat juga terjadi karena tindakan medis atau iatrogenik.

 Penyebab terjadinya ruptur perineum

Penyebab utama terjadinya ruptur perineum adalah terjadi peregangan atau tekanan yang kuat pada bagian vagina atau jalan lahir, ketika seorang bunda mengejan pada proses persalinan normal.

Beberapa penyebabnya di antaranya berikut ini:

  • Persalinan normal, terutama pada persalinan pertama atau dengan bayi yang lebih besar, penggunaan alat bantu seperti vakum atau forceps, posisi melahirkan tertentu, dan kadang-kadang tindakan medis seperti episiotomi.
  • Faktor individu, seperti elastisitas jaringan perineum, kecepatan persalinan, dan teknik pernafasan yang digunakan, juga dapat mempengaruhi risiko kerusakan pada perineum selama persalinan.

Perawatan ruptur perineum

Perawatan untuk ruptur perineum pada vagina sangat tergantung pada tingkat keparahan robekan tersebut. Ada empat tingkatan robekan vagina yang berbeda.  Tingkat keparahan robekan menentukan derajatnya.

1. Robekan tingkat pertama

Jenis robekan paling ringan, cedera ini hanya mempengaruhi lapisan kulit pertama di sekitar vagina dan perineum. Biasanya, robekan tingkat pertama tidak memerlukan jahitan.

2. Robekan tingkat kedua

Robekan tingkat kedua adalah yang paling umum terjadi. Robekan ini sedikit lebih besar dan meluas lebih dalam melibatkan kulit dan otot-otot di bawah vagina dan perineum. Untuk robekan tingkat kedua, jahitan diperlukan.

3. Robekan tingkat ketiga

Jenis robekan ini melibatkan kerusakan yang lebih parah, meluas dari vagina hingga anus. Selain cedera pada kulit dan otot perineum, otot sfingter ani yang mengontrol buang air besar juga dapat terlibat. Bunda memerlukan jahitan untuk mengobati robekan tingkat ketiga.

4. Robekan tingkat keempat

Ini adalah jenis robekan yang sangat jarang terjadi selama persalinan. Robekan tingkat keempat melibatkan cedera dari vagina hingga anus, melibatkan area perineum dan otot sfingter ani, bahkan mencapai rektum. Jenis robekan ini adalah yang paling parah, dan dalam beberapa kasus, mungkin memerlukan penjahitan di ruang operasi daripada ruang bersalin.

Perawatan ruptur perineum di rumah

Untuk perawatan di rumah, ada beberapa hal yang bisa Bunda lakukan. Simak urutannya berikut ini:

  1. Pertama, bersihkan area ruptur perineum dengan hati-hati menggunakan botol spray dan air hangat setelah setiap kali buang air. Selanjutnya, pat dry tubuh Bunda dengan lembut menggunakan tisu toilet alih-alih menggosoknya.
  2. Penting untuk menghindari sembelit dengan minum cukup air dan mengkonsumsi obat pelunak feses jika diperlukan.
  3. Mandi sitz dengan air hangat dapat memberikan rasa lega, begitu juga dengan duduk di atas bantal donat yang membantu mengurangi tekanan pada area perineum.
  4. Hindari gerakan yang tidak nyaman atau olahraga yang dapat memperburuk kondisi perineum. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter Bunda, sebelum mengonsumsi obat pereda nyeri apapun, terutama jika Bunda sedang menyusui, karena ada pertimbangan khusus untuk ibu yang sedang menyusui.

Tindakan pencegahan

Meskipun kebanyakan robekan pada vagina tidak dapat sepenuhnya dihindari, ada tindakan pencegahan yang dapat membantu mengurangi risiko.

  • Senam kegel. Direkomendasikan untuk melakukan senam kegel selama kehamilan agar melenturkan otot-otot vagina dan menjadikannya lebih elastis.
  • Pijatan perineum. Pijatan perineum selama kehamilan juga dapat membantu menjaga keelastisan area vagina.
  • Kompres air hangat. Mengompres perineum dengan air hangat bertujuan meningkatkan sirkulasi darah dan merilekskan otot di sekitar vagina.
  • Pola makan sehat. Pola makan yang sehat dan konsumsi vitamin prenatal selama kehamilan juga berperan penting.
  • Latihan mengejan. Selain itu, latihan mengejan sebelum persalinan dapat membantu Bunda merasa lebih tenang dan rileks, yang dapat membantu mengurangi resiko robekan saat persalinan.

Jangan lupa untuk berkonsultasi dengan dokter Bunda untuk mencari metode pencegahan ruptur perineum yang sesuai dengan situasi Bunda. Semoga bermanfaat ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda