
Bundapedia
Episiotomi
Nanie Wardhani | Haibunda
Tentunya setiap ibu hamil yang menjalani persalinan mengharapkan proses persalinan yang lancar dan mudah, tanpa perlu ada bantuan proses pembedahan apapun. Namun, terkadang kondisi saat proses persalinan berbeda dengan yang diharapkan, dan mungkin Bunda membutuhkan prosedur episiotomi.
Episiotomi adalah prosedur pembedahan di mana sayatan kecil dibuat di area antara vagina dan anus (perineum) saat melahirkan. Prosedur ini sudah tidak terlalu banyak digunakan seperti dulu, tetapi ada beberapa kasus di mana dokter kandungan merasa perlu melakukan episiotomi.
Apa itu episiotomi?
Episiotomi adalah prosedur pembuatan sayatan kecil antara bagian bawah lubang vagina dan anus (area yang disebut perineum) selama persalinan. Episiotomi membuat pembukaan vagina menjadi lebih lebar, yang memungkinkan bayi keluar dengan lebih mudah. Terkadang perineum akan robek secara alami saat bayi keluar. Ini disebut robekan perineum (atau laserasi).
Biasanya Dokter tidak merekomendasikan episiotomi dan lebih memilih pasien robek secara alami. Namun, prosedur ini masih digunakan dalam kasus-kasus tertentu.
Kapan episiotomi diperlukan?
Meskipun episiotomi jarang terjadi, masih ada kasus ketika dokter merasa itu adalah pilihan yang paling aman bagi pasiennya. Seperti dilansir dari Cleveland Clinic, beberapa kasus ini termasuk:
- Bayi dalam kesulitan dan perlu segera dilahirkan.
- Bunda kelelahan dan dehidrasi karena persalinan lama.
- Dokter kandungan perlu menggunakan forceps atau vakum untuk melahirkan bayi. Vagina Bunda mungkin perlu lebih lebar untuk menggunakan instrumen ini.
- Bayi sungsang atau mengalami distosia bahu (bahu tersangkut di panggul Bunda).
- Bayi berukuran besar.
- Bunda sudah mendorong terlalu lama atau tidak bisa mengendalikan dorongan.
Lebih baik sobek atau episiotomi?
Penelitian terbaru menunjukkan lebih baik membiarkan perineum robek secara alami.
Dokter pernah berpikir membuat sayatan bedah akan membantu peregangan vagina dan mencegah robekan yang parah. Beberapa juga percaya prosedur ini bisa mencegah komplikasi seperti inkontinensia urine dan disfungsi dasar panggul. Dasar panggul terdiri dari otot dan jaringan yang menopang rahim dan membantu mencegah disfungsi saluran kemih dan usus. Tetapi penelitian yang lebih baru menunjukkan episiotomi mungkin tidak mencegah komplikasi dan dapat membuat robekan lebih besar dari yang diharapkan.
Cara prosedur episiotomi
Episiotomi dilakukan selama persalinan pervaginam. Proses spesifik dapat bervariasi tergantung pada dokter kandungan dan kondisi pasien.
Umumnya, episiotomi mengikuti proses ini:
Pasien akan mendapatkan anestesi sehingga tidak merasa sakit. Jika sudah menjalani epidural, pasien tidak merasakannya dari pinggang ke bawah. Pasien mungkin tidak memerlukan anestesi tambahan. Jika belum memiliki epidural, dokter menyuntikkan anestesi lokal ke perineum.
Setelah kepala bayi berada di lubang vagina dan mendorong perineum, dokter menggunakan gunting episiotomi untuk membuat sayatan episiotomi.
Bayi dilahirkan, diikuti oleh plasenta. Dokter menggunakan jahitan yang dapat diserap untuk memperbaiki jaringan dan otot yang terkena. Mereka mengevaluasi tingkat robekan dan memeriksa komplikasi.
Jenis sayatan episiotomi
Ada dua jenis sayatan utama:
Median (garis tengah)
Sayatan vertikal (atas dan bawah) yang dimulai dari lubang vagina memanjang ke arah anus. Jenis ini memiliki risiko robekan yang lebih tinggi pada sfingter anus atau rektum, tetapi merupakan sayatan yang lebih mudah dibuat.
Mediolateral
Sayatan miring atau diagonal. Sayatan dimulai pada lubang vagina dan memanjang pada sudut 45 derajat.
Ada sedikit kemungkinan sayatan meluas ke sfingter anus dan rektum. Kerugian dari sayatan mediolateral termasuk kesulitan untuk memperbaiki, kehilangan darah yang lebih banyak dan lebih banyak ketidaknyamanan selama pemulihan.
Derajat atau tingkatan episiotomi
Seperti robekan perineum, dokter menggambarkan tingkat atau derajat episiotomi sesuai dengan seberapa parah robekan tersebut. Tingkatan episiotomi ini adalah:
Tingkat pertama: Robekan kecil yang hanya melibatkan lapisan vagina.
Tingkat kedua: Robekan yang meluas melalui lapisan vagina ke jaringan vagina di bawahnya. Kebanyakan episiotomi adalah tingkat dua.
Derajat tiga: Robekan yang melibatkan lapisan vagina, jaringan vagina, dan meluas ke sfingter anus.
Derajat keempat: Robekan mempengaruhi lapisan vagina, jaringan vagina, sfingter anus, dan rektum. Jenis robekan paling parah dengan komplikasi terbanyak.
Keuntungan melakukan episiotomi
Dalam situasi tertentu, episiotomi membantu mengurangi risiko robekan alami yang buruk. Jika dokter memutuskan untuk menjalani episiotomi, maka itu yang paling aman untuk Bunda atau bayi.
Risiko episiotomi
Komplikasi yang dapat terjadi akibat episiotomi diantaranya adalah:
- Perdarahan
- Infeksi
- Seks menyakitkan (dispareunia)
- Cedera pada sfingter anus dan rektum
- Bekas luka
- Inkontinensia urin
- Waktu pemulihan yang lama
Bukan hanya pada prosedur episiotomi, tapi beragam komplikasi yang tercantum di atas juga dapat terjadi dengan robekan alami.
Bisakah pasien menolak episiotomi?
Karena episiotomi bukan hal yang sering dilakukan, dokter kemungkinan besar tidak akan merekomendasikannya kecuali jika diperlukan. Bicaralah dengan dokter sebelumnya dan ceritakan kekhawatiran Bunda tentang prosedur dan keinginan untuk menghindarinya.
Pencegahan episiotomi
Sulit untuk mencegah robekan perineum atau episiotomi karena biasanya ini adalah hal yang berada di luar kendali Bunda. Beberapa dokter merekomendasikan peregangan perineum selama kehamilan untuk membantu mencegah robekan.
Memijat jaringan perineum (area antara lubang vagina dan anus) pada minggu-minggu menjelang persalinan dapat mengurangi kemungkinan robekan atau perlunya episiotomi. Penelitian mengenai tindakan episiotomi sangat beragam, dan dokter tidak sepenuhnya yakin bahwa peregangan perineum berhasil. Tetapi, ini bukan hal yang berbahaya jika Bunda ingin mencoba mempraktekkannya.
Teknik lain untuk mengurangi robekan adalah dengan mengompres hangat perineum selama tahap kedua persalinan. Ini dapat membantu membuat jaringan lebih fleksibel. Bunda bisa diskusikan dengan dokter tentang pijat perineum atau teknik lain untuk menghindari robekan saat melahirkan ini.
Kapan bisa berhubungan seks setelah episiotomi?
Nyeri saat berhubungan seks setelah episiotomi sering terjadi selama beberapa bulan. Bunda bisa mencoba menggunakan pelumas berbahan dasar air saat berhubungan seks agar lebih nyaman. Perineum harus sembuh sekitar enam minggu pasca persalinan, tetapi Bunda harus menunggu sampai diperiksa dan diberi izin untuk berhubungan seks pada kunjungan pasca persalinan Bunda sebelum berhubungan seks lagi.
Kapan harus ke dokter lagi?
Jika pernah menjalani episiotomi, hubungi dokter kandungan jika:
- Rasa sakit terus bertambah buruk bukannya lebih baik.
- Keluarnya bau atau nanah berasal dari sayatan.
- Kulit di sekitar luka (sayatan) berwarna merah atau bengkak.
- Berdarah di tempat sayatan.
- Mengalami demam, menggigil, atau nyeri tubuh.
Episiotomi tidak lagi dilakukan pada setiap persalinan, prosedur ini kini dihindari dan dokter lebih merekomendasikan robekan alami karena prosedur ini dianggap tidak dapat mengurangi potensi komplikasi. Namun dokter akan merekomendasikan prosedur ini pada kasus tertentu yang memang membutuhkan bantuan saat prosedur persalinan.
Simak video mengenai persiapan melahirkan lainnya di bawah ini: