Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Mual Saat Hamil Sebaiknya Dimuntahkan atau Ditahan?

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Sabtu, 28 Oct 2023 21:00 WIB

Ilustrasi Mual pada Ibu Hamil
Mual Saat Hamil Sebaiknya Dimuntahkan atau Ditahan?/ Foto: Getty Images/iStockphoto/geargodz
Jakarta -

Mual saat hamil biasanya terjadi di trimester awal. Kebanyakan Bunda yang mengalami mual akan memuntahkan isi perutnya karena tidak bisa menahannya.

Menahan muntah saat merasa mual memang bisa saja dilakukan. Lalu mual saat hamil sebaiknya dimuntahkan atau ditahan ya?

Simak penjelasan lengkapnya berikut ini!

Mual saat hamil

Dilansir Medicine Net, mual dan muntah atau morning sickness memengaruhi sekitar 50 sampai 90 persen ibu hamil di awal trimester pertama dan biasanya hilang menjelang trimester kedua. Keluhan ini umumnya tidak berbahaya bagi janin.

"Perempuan yang mengalami mual dan muntah selama kehamilan memiliki lebih sedikit risiko keguguran dan stillbirth dibandingkan mereka yang tidak mengalaminya selama kehamilan," kata Dokter Anak bersertifikat dan Konselor Laktasi di California, Dan Brennan, MD.

Bagi sebagian perempuan, mual selama hamil bisa menimbulkan rasa tidak nyaman. Sementara bagi yang lain, kondisi ini dapat berdampak serius pada kualitas hidup.

Brennan mengatakan bahwa rasa mual yang kemudian dimuntahkan dapat mengatasi rasa tidak nyaman dan perut kembung. Tetapi, rasa mual biasanya akan kembali Bunda rasakan.

"Muntah dapat membantu mengatasi rasa tidak nyaman dan kembung, tetapi rasa mual biasanya akan kembali muncul," ujar Brennan.

Secara umum, menahan mual agar tidak dimuntahkan sebenarnya bukan solusi tepat mengatasi keluhan. Menurut ahli di bidang neurologi dan pengobatan nyeri, Shaheen Lakhan, MD, PhD, menahan muntah tidak selalu menjadi pilihan yang terbaik bila mengalami mual.

"Meskipun menahan diri agar tidak muntah mungkin nyaman pada kondisi tertentu, tapi hal tersebut tidak selalu merupakan pilihan terbaik. Jika memungkinkan, sebaiknya biarkan mual dan muntah terjadi secara alami. Namun, bila kita pernah muntah dan tidak tahu penyebabnya, sebaiknya konsultasikan dulu ke dokter," kata Lakhan, dilansir Very Well Mind.

Hal yang sama juga diungkapkan Dokter Pengobatan Keluarga, Matthew Goldman, MD., dalam laman Cleveland Clinic. Menurut Goldman, kita sebaiknya tidak memaksakan diri untuk menahan muntah saat merasa mual.

"Banyak dari kita berusaha mencegah muntah bila merasa mual. Namun, jika merasa sakit, sebaiknya biarkan diri kita muntah secara alami. Tapi, jangan dipaksakan juga," ujarnya.

Ilustrasi Ibu Hamil SedihIlustrasi Ibu Hamil Mual/ Foto: Getty Images/iStockphoto/

Hal penting saat ibu hamil alami mual dan muntah

Mual dan muntah saat hamil adalah kondisi yang wajar, Bunda. American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) menjelaskan bahwa mual dan muntah umumnya terjadi sejak usia kehamilan 9 minggu, Bunda.

Sementara menurut American Pregnancy Association (APA), Tanda-tanda awal kehamilan ini umumnya sudah mulai dirasakan sekitar minggu ke-6 kehamilan. Nah, mual dan muntah ini akan hilang pada usia kehamilan 14 minggu.

Tapi, bagi beberapa perempuan, keluhan ini dapat berlangsung selama beberapa minggu atau bulan. Dalam kasus yang lebih parah, mual dan muntah dapat berlangsung terus-menerus hingga menjadi hiperemesis gravidarum.

Bunda tidak diharuskan untuk menahan muntah bila merasa mual. Muntah dapat mengatasi rasa tidak nyaman dan terkadang sulit untuk ditahan atau keluar begitu saja.

Hal terpenting yang perlu diingat adalah tindakan yang dilakukan setelah muntah. Terkadang, mual bisa kembali datang dan Bunda dapat kembali memuntahkan isi perut.

Berikut beberapa tips yang dapat Bunda lakukan untuk melawan mual saat hamil agar tidak terus berlanjut hingga menyebabkan lemas dan kehilangan nutrisi ke janin:

  1. Makanlah dalam porsi kecil sepanjang hari untuk menghindari terlalu banyak makanan masuk ke perut.
  2. Jangan minum dan makan pada waktu yang bersamaan, namun sering-seringlah minum sepanjang hari.
  3. Coba untuk duduk tegak setelah makan.
  4. Letakkan camilan seperti biskuit di samping tempat tidur dan makanlah sedikit setelah bangun pagi.
  5. Konsumsi makanan yang mudah dicerna dan rendah lemak.
  6. Hindari pemicu mual, seperti makanan pedas, manis, atau tinggi lemak.
  7. Hindari wewangian atau bau yang aromanya kuat.
  8. Tingkatkan asupan vitamin B6 karena efektif mengurangi rasa mual pada Bunda hamil. Vitamin ini bisa didapatkan dari sereal, alpukat, dan pisang.
  9. Minum air jahe hangat atau mengunyah permen jahe untuk mengurangi rasa mual.
  10. Penuhi asupan cairan per hari atau setelah muntah untuk menggantikan cairan yang hilang.
  11. Konsumsi suplemen prenatal sesuai resep dokter.
  12. Konsumsi makanan bergizi untuk menggantikan nutrisi yang hilang karena muntah.
  13. Bunda dapat menjalani akupresur untuk mengatasi keluhan mual saat hamil.

Mual selama hamil disebabkan karena perubahan hormon. Rasa mual dan keinginan untuk muntah biasanya akan hilang dengan sendirinya di pertengahan trimester kedua kehamilan. Namun, bila mual menyebabkan muntah disertai tubuh lemas, kesulitan makan, dan demam, Bunda sebaiknya segera periksa ke dokter ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/ank)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda