KEHAMILAN
4 Pilihan Posisi Ternyaman Melahirkan secara Pervaginam Selain Terlentang
Melly Febrida | HaiBunda
Kamis, 01 Feb 2024 20:55 WIBMenjelang hari persalinan, ada banyak hal yang tentu perlu Bunda persiapkan. Mulai dari perlengkapan bayi hingga mental Bunda dan Ayah juga ya.
Khusus untuk proses persalinan secara normal atau pervaginam, Bunda tentu memerlukan fisik yang mental yang prima agar siap melahirkan Si Kecil.
Saat melalui proses persalinan pervaginam, ada beragam metode atau posisi yang efektif untuk mengeluarkan bayi dari kandungan. Namun, ada beberapa posisi yang dianggap paling nyaman dan minim nyeri. Apa saja? Simak di sini ya Bunda.
Posisi melahirkan secara pervaginam
Sebagian besar perempuan sering berganti posisi selama persalinan. Jika Bunda melahirkan pervaginam, beberapa posisi ini dianggap ternyaman. Bunda bisa melatih sebelumnya.
Selama ini belum ada posisi terbaik untuk melahirkan. Sebuah studi menganalisis penelitian tentang posisi melahirkan ini. Dan merekomendasikan agar perempuan melahirkan dalam posisi apapun yang dirasa paling nyaman.
Sally Urang, seorang bidan, mengatakan bahwa perempuan yang melahirkan juga disarankan tidak perlu berbaring dalam jangka waktu yang lama.
Studi tersebut menemukan, perempuan yang cenderung berjalan atau berdiri tegap selama persalinan dini dan aktif dapat mengurangi waktu persalinan sekitar satu jam, serta kecil kemungkinan melahirkan secara operasi caesar.
Pada awal persalinan, kontraksi yang Bunda belum terlalu aktif sehingga masih memungkinkan berjalan-jalan di sekitar rumah atau berjalan-jalan di luar. Atau, jika elah, Bunda mungkin ingin mandi air hangat atau berbaring miring dan mencoba tertidur di sela-sela kontraksi.
"Saat persalinan menjadi lebih aktif, Anda dapat mencoba berbagai posisi untuk membantu Anda mengatasi rasa sakit saat kontraksi semakin intens. Anda mungkin memilih untuk berdiri tegak di beberapa titik dan ingin berbaring di titik lain," kata Urang dilansir Babycenter.
Urang bilang, satu posisi yang tidak ingin dipertahankan saat persalinan adalah terlentang. Dalam posisi ini, rahim menekan vena cava, yakni vena besar yang mengembalikan darah dari kaki ke jantung, sehingga mengganggu aliran darah.
"Tekanan darah rendah dapat membuat kontraksi menjadi kurang efektif dan menyebabkan Anda merasa lemah atau pusing," ujar Urang.
Jennifer Butt, seorang obgyn mengatakan bahwa American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) menganjurkan perubahan posisi sesering mungkin selama persalinan untuk membantu ibu merasa lebih nyaman, selama dokter masih dapat memantau kesejahteraan ibu dan bayi. Serta tidak ada komplikasi apa pun
Begitu pula Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang mendorong ibu yang melahirkan dengan kehamilan berisiko rendah untuk diperbolehkan bergerak atau berdiri tegak selama persalinan.
"Meskipun berbaring telentang dapat menopang punggung dan kaki Anda, beberapa penelitian menunjukkan bahwa perempuan tanpa epidural yang berdiri tegak atau bergerak selama tahap pertama persalinan (yaitu sebelum Anda mulai mengejan) akan melahirkan dalam waktu yang lebih singkat dan kecil kemungkinannya membutuhkan operasi caesar, dibandingkan wanita yang melahirkan dengan posisi berbaring," jelas Butt.
Butt juga mengingatkan, ada beberapa kelemahan melahirkan dengan posisi terlentang, termasuk rata-rata waktu persalinan dan persalinan yang lebih lama, kemungkinan rasa sakit yang lebih besar, dan kemungkinan dampaknya pada detak jantung bayi.
Bagaimana dengan posisi lainnya? Posisi persalinan lainnya, kata Butt, mempunyai risiko tersendiri.
Analisis penelitian medis menunjukkan bahwa posisi tegak, seperti berdiri, berjalan, jongkok, dan duduk, dapat mempersingkat tahap pertama persalinan sekitar satu jam 20 menit. Namun, posisi jongkok dan duduk dapat menyebabkan lebih banyak robekan atau ibu kehilangan darah tingkat dua ketimbang posisi lain. Meski begitu, ini masih memerlukan lebih banyak penelitian.
Jadi, jika Bunda ingin berpindah posisi — dan itu aman Bunda lakukan— jangan ragu untuk mengubah keadaan. Jangan lupa untuk mengkomunikasikan dengan dokter atau bidan.
Sementara itu, Psikoterapis Reproduksi dan Doula Kelahiran Saleemah McNeil, mengatakan bahwa ada banyak posisi yang lebih nyaman daripada berbaring terlentang seperti kumbang. Namun faktanya, posisi terlentang ini umum dilakukan dokter laki-laki (dibandingkan bidan perempuan) karena lebih mudah untuk memeriksa dan 'menangani' proses persalinan.
Pada posisi terlentang, perjalanan bayinya menurun. Lalu naik bukit yang merupakan kanal aslinya. Hal ini dapat menyebabkan robekan.
“Banyak posisi populer yang melibatkan berdiri, bekerja dengan tarikan alami alam semesta untuk membantu bayi Anda turun,” katanya dilansir Parents.
Pilihan posisi ternyaman melahirkan pervaginam
Berikut empat posisi melahirkan populer yang direkomendasikan pakar kelahiran sebenarnya.
1. Berdiri
Salah satu keuntungan utama melahirkan dengan posisi berdiri adalah posisi tegak memungkinkan gravitasi melakukan sebagian pekerjaan. Tetapi, posisi berdiri bisa melelahkan. Jadi akan sangat membantu jika ada satu atau dua orang yang mendukung orang yang melahirkan dengan memegang dari bawah lengan.
Posisi berdiri dapat mencakup beberapa posisi, termasuk jongkok atau bersandar pada pasangan untuk mendapatkan dukungan.
2. Tangan dan lutut
Pada posisi ini, ibu melahirkan dengan posisi merangkak seperti anjing, tapi lebih menanjak. Posisi merangkak merupakan posisi yang sangat populer.
Penelitian menunjukkan bahwa posisi bertumpu pada tangan dan lutut dapat meredakan nyeri punggung sebelum dan selama persalinan.
Jika Bunda berada dalam posisi ini di ranjang rumah sakit dan pergelangan tangan lelah, angkat kepala tempat tidur sehingga Bunda dapat menyandarkan lengan di atasnya saat berlutut. Atau sandarkan bagian depan tubuh ke tumpukan bantal.
3. Jongkok
Kimberly Howell, DPT, seorang spesialis dasar panggul, mengatakan bahwa posisi telentang merugikan saat melahirkan. “Anda tidak dapat memanfaatkan inti dan dasar panggul untuk memfasilitasi dorongan,” jelasnya.
Sebaliknya, posisi jongkok dapat membantu melebarkan panggul dan memanfaatkan gravitasi. Hanya ada satu tempat bagi bayi untuk bergerak saat Bunda jongkok.
“Banyak orang menemukan bahwa posisi jongkok—baik aktif atau dibantu pasangan saat melahirkan—memungkinkan gravitasi dan perekrutan otot yang memadai memainkan peran yang lebih besar," kata Howell.
Meskipun demikian, jongkok bisa menjadi posisi fisik yang sulit dilakukan dalam jangka waktu lama, jadi berganti posisi mungkin bisa membantu.
4. Berbaring menyamping
Howell menjelaskan bahwa berbaring miring dapat mengurangi risiko robeknya perineum. Ini karena posisi panggul dapat lebih mudah dibuka, dan memberikan kendali dalam mengejan.
Memilih posisi melahirkan terbaik
Pada akhirnya, posisi melahirkan terbaik adalah posisi yang paling sesuai dengan preferensi Bunda, sekaligus memungkinkan terjadinya perubahan yang diharapkan dan tidak terduga.
Jika Bunda memilih untuk menggunakan epidural untuk manajemen nyeri, posisi berdiri dan jongkok tidak akan dapat diakses setelah menggunakan epidural, tetapi tim kelahiran dapat membantu mencari posisi lain seperti berbaring miring.
Posisi bersalin dan melahirkan juga akan dipengaruhi faktor-faktor seperti apakah ada komplikasi yang memerlukan intervensi atau apakah bayi perlu terus dipantau.
Karena itu, para ahli sepakat bahwa apapun yang ibu melahirkan putuskan adalah yang terbaik. Tidak ada dua pengalaman melahirkan yang sama.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)Simak video di bawah ini, Bun:
5 Perlengkapan yang Penting Bunda Miliki saat Jelang Persalinan
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Mengenal Posisi Litotomi yang Permudah Melahirkan Pervaginam
Triarona Eks JKT 48 Bahagia Wujudkan Impian Melahirkan Alami, Tanpa Induksi & Epidural
9 Posisi Melahirkan, Bumil Perlu Tahu
Mengenal 9 Posisi Melahirkan saat Persalinan, Bumil Trimester 3 Perlu Tahu
TERPOPULER
Farah Quinn Temani Putranya Jelajahi Kampus Baru di Boston University, Intip Potretnya Bun
Deretan Nama-nama Pantai dan Laut di Pulau Jawa dan Penjelasan Lengkap
Masak Sendiri atau Makanan Ultra Proses: Studi Ungkap yang Mana Lebih Cepat Bikin Kurus
Hindari Ucapkan 3 Hal Ini pada Pasangan yang Sedang Program IVF, Simak Pilihan Kata yang Lebih Baik
5 Tips Menyikapi Anak yang Terpapar Konten & Berita Negatif di Media Sosial
REKOMENDASI PRODUK
15 Rekomendasi Maskara Waterpoof dan Bikin Lentik Tahan Lama
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
9 Rekomendasi Obat Maag Cair yang Aman untuk Anak, Pilih yang Terbaik & Ampuh untuk Si Kecil
KinanREKOMENDASI PRODUK
11 Rekomendasi Loose Powder untuk Kulit Kering hingga Berminyak
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
10 Obat Anak untuk Mengatasi Susah Buang Air Besar
Asri EdiyatiREKOMENDASI PRODUK
7 Rekomendasi Skincare Anak 8 Tahun yang Aman dan Cara Memilihnya yang Tepat
Nadhifa FitrinaTERBARU DARI HAIBUNDA
Cara Cek CCTV Jakarta untuk Pantau Demo, Macet, dan Aktivitas Kota Real Time
Farah Quinn Temani Putranya Jelajahi Kampus Baru di Boston University, Intip Potretnya Bun
Masak Sendiri atau Makanan Ultra Proses: Studi Ungkap yang Mana Lebih Cepat Bikin Kurus
Deretan Nama-nama Pantai dan Laut di Pulau Jawa dan Penjelasan Lengkap
5 Potret Ivan Anak Semata Wayang Inul Daratista, Tinggi Badannya Melebihi Sang Bunda
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
Nyesal Menjanda, Masayu Anastasia Tak Pernah Sarankan Teman Dekat untuk Cerai
-
Beautynesia
Tak Pernah Ragu! 5 Zodiak yang Dikenal Paling Mudah Menentukan Jalan Hidupnya
-
Female Daily
Menenangkan hingga Menegangkan, Ini 4 Drama Korea Bulan September yang Layak Kamu Lirik!
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
Studi Ungkap Ciuman 40 Detik Bisa Bikin Gigi Lebih Sehat
-
Mommies Daily
Daftar Nama Paling Populer dari Baby Boomer sampai Gen Alpha, Ada Nama Kamu?