HaiBunda

KEHAMILAN

Pilihan Pil KB untuk PCOS yang Aman dan Efektif

Melly Febrida   |   HaiBunda

Jumat, 02 Feb 2024 18:00 WIB
Pilihan Pil KB untuk PCOS yang Aman dan Efektif/Foto: Getty Images/iStockphoto/JumlongCh

Pengobatan sindrom ovarium polikistik (PCOS) umumnya menggunakan kontrasepsi hormonal seperti pil KB. Obat-obatan ini dapat membantu memperbaiki kadar hormon yang tidak seimbang. Nah, ketahui pilihan pil KB untuk PCOS yang aman dan efektif.

PCOS ini merupakan ketidakseimbangan hormon reproduksi yang dapat membuat perempuan sulit hamil. Ini bisa menyebabkan siklus menstruasi yang tidak teratur. Ini berarti menstruasi Bunda mungkin terlambat, lebih lama dari biasanya, atau tidak datang sama sekali.

Sejauh ini, belum ada obat untuk PCOS. Seseorang dengan PCOS mungkin menggunakan obat-obatan tertentu dan menerapkan rekomendasi gaya hidup tertentu untuk pengelolaan gejalanya dalam jangka panjang.


Meskipun saat ini belum ada obat untuk PCOS, Bunda dapat menggunakan alat kontrasepsi hormonal untuk membantu mengatasi gejala dan menikmati manfaat kesehatan lain yang terkait dengan penggunaannya.

Pilihan pil KB untuk PCOS 

Peter Weiss, MD, Dokter Spesialis Obstetri-Ginekologi, mengatakan bahwa kontrasepsi hormonal berperan untuk pengobatan PCOS. Tapi, menemukan pil KB yang cocok itu bisa jadi tantangan buat penderita PCOS. 

Ada tiga fungsi utama penggunaan pil KB untuk pengobatan PCOS:

  1. Membantu mengurangi kadar hormon pria (androgen) yang berlebihan dalam darah, khususnya testosteron. Dengan melakukan hal ini, gejala jerawat, alopesia androgenik (pola kebotakan pria), dan hirsutisme (rambut wajah dan tubuh yang tidak diinginkan) dapat dikurangi atau dicegah.
  2. Melindungi rahim dengan memastikan ovulasi teratur: Kegagalan berovulasi secara teratur dapat meningkatkan penumpukan jaringan rahim yang disebut hiperplasia endometrium, yang dapat meningkatkan risiko kanker rahim.
  3. Ini melindungi terhadap kehamilan yang tidak diinginkan pada orang yang siklus ovulasinya seringkali sulit dilacak.

"Dengan kontrasepsi kombinasi, progestin bekerja melawan estrogen untuk mencegah hiperplasia (pertumbuhan sel berlebih)," ujar Weiss dilansir Very Well Health.

Menurut Weiss, kontrasepsi hormonal kombinasi yang mengandung estrogen dan progestin, dianggap sebagai pengobatan lini pertama untuk perempuan yang mengalami menstruasi tidak teratur atau kadar androgen akibat PCOS.

"Karena hanya ada sedikit penelitian berkualitas yang membandingkan penggunaan satu jenis kontrasepsi oral kombinasi dengan jenis kontrasepsi oral kombinasi lainnya untuk PCOS, Anda dan penyedia layanan kesehatan Anda sendiri yang memutuskan mana yang paling tepat," imbuh Weiss

Ada beberapa bentuk kontrasepsi oral hormonal, yang masing-masing memiliki cara kerja dan rincian bahan yang berbeda. Kontrasepsi ini dapat diklasifikasikan sebagai:

  • Monophasic: Kadar hormon tetap konsisten.
  • Biphasic: Progestin meningkat di pertengahan siklus.
  • Triphasic: Tiga dosis progestin dan estrogen yang berbeda diubah setiap tujuh hari.

Kontrasepsi oral selanjutnya dapat diklasifikasikan berdasarkan jumlah estrogen yang terkandung dalam setiap pil.

  1. Formulasi dosis rendah mengandung 20 mikrogram (mcg) estrogen bersama progestin.
  2. Kontrasepsi dosis reguler mengandung 30 mcg hingga 35 mcg estrogen.
  3. Formulasi dosis tinggi mengandung 50 mcg.
  4. Estrogen yang rendah atau sangat rendah dikaitkan dengan risiko pendarahan hebat, yang dapat menyebabkan beberapa perempuan berhenti mengonsumsinya.

Bunda juga perlu memperhatikan bahwa dosis estrogen yang paling rendah dapat efektif mencegah kehamilan dan kecil kemungkinannya menyebabkan efek samping seperti kembung, penambahan berat badan, dan perubahan suasana hati.

Sebaliknya, dosis tinggi justru meningkatkan risiko menstruasi tidak teratur, bukan menguranginya.

Seseorang dengan PCOS harus berkonsultasi dengan dokter tentang jumlah estrogen yang tepat berdasarkan gejala dan faktor risiko lainnya.

Jika Bunda mengalami menstruasi yang tidak normal, namun tidak ada gejala androgenik PCOS, dokter mungkin menawarkan kontrasepsi khusus progestin sebagai alternatif.

Untuk pil KB dengan kadar progestin, penting untuk menentukan jenis progestin yang digunakan dalam pil KB. Beberapa diantaranya memiliki aktivitas androgenik tinggi yang dapat memperparah jerawat atau pertumbuhan rambut di wajah, sehingga mengurangi kegunaannya dalam pengobatan PCOS.

Pil kombinasi rendah androgen meliputi:

  • Desogen (desogestrel/etinil estradiol)
  • Nor-QD (norethindrone)
  • Ortho Micronor (norethindrone)
  • Ortho-Cept (desogestrel/etinil estradiol)
  • Ortho-Cyclen (etinil estradiol/norgestimate)
  • Ortho-Novum 7/7/7 (etinil estradiol/norethindrone)
  • Ortho Tri-Cyclen (etinil estradiol/norgestimate)
  • Ovcon-35 (etinil estradiol/norethindrone)
  • Tri-Norinil (etinil estradiol/norethindrone)

Karena pil ini mungkin memiliki efek samping lain, bicarakan dengan dokter tentang risiko dan manfaat masing-masing pil.

Kondisi tidak boleh menggunakan pil KB untuk PCOS

Menggunakan alat kontrasepsi untuk mengobati PCOS bisa berisiko jika Bunda memiliki kondisi atau faktor gaya hidup tertentu. Dokter mungkin tidak ingin meresepkan alat kontrasepsi jika Bunda mengalami salah satu dari keadaan berikut ini:

  1. Menderita diabetes
  2. Perokok berusia di atas 35 tahun
  3. Menderita hipertensi (tekanan darah tinggi)
  4. Pernah menjalani operasi besar yang diikuti dengan periode imobilisasi yang berkepanjangan
  5. Memiliki riwayat penyakit jantung
  6. Terkena stroke

Pil KB untuk PCOS

Dilansir laman Healthline, para ahli mengakui pil kombinasi sebagai pengobatan lini pertama dan sangat efektif untuk gejala PCOS. Beberapa nama merek pil kombinasi yang populer antara lain:

  • Mircette
  • Yaz
  • ​​Estrostep
  • Velivet
  • Natazia
  • Orto-Novum
  • Lybrel
  • Estrostep Fe
  • Yasmin
  • TriNessa

Namun, tidak semua orang dapat mengonsumsi pil kombinasi dengan aman. Pil KB hormonal memang aman, namun memiliki beberapa risiko, antara lain:

  1. Risiko diabetes yang lebih besar: Hal ini menjadi pertimbangan bagi penderita PCOS yang sudah berisiko terkena diabetes.
  2. Risiko masalah kardiovaskular: Ini termasuk pembekuan darah yang berbahaya di kaki. Penderita PCOS yang mengalami obesitas mungkin berisiko lebih tinggi. Jika  merokok, risikonya meningkat.
  3. Pertambahan berat badan: Beberapa bukti menunjukkan bahwa pil KB dapat menyebabkan penambahan berat badan, namun penelitian lain tidak setuju. Orang yang sudah mengalami obesitas mungkin enggan mengonsumsi pil KB. Pertambahan berat badan dapat memperburuk gejala PCOS.

Alat kontrasepsi kombinasi menjadi salah satu obat yang paling efektif untuk membantu meringankan gejala PCOS. Namun, Bunda harus mendiskusikan pilihannya dengan dokter untuk menentukan metode pengobatan terbaik untuknya.

Bagi sebagian orang, pil yang disebut minipil mungkin merupakan pilihan yang lebih baik. Pil mini hanya mengandung satu hormon, progestin. Dalam beberapa kasus, dokter menganjurkan agar orang mencoba pil mini terlebih dahulu.

Perempuan yang merokok, memiliki riwayat masalah kardiovaskular, kelebihan berat badan, atau penderita diabetes mungkin mengalami lebih sedikit efek samping jika menggunakan pil progestin saja.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Simak video di bawah ini, Bun:

5 Makanan yang Mengandung Asam Folat, Baik untuk Ibu Hamil

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Atlet Voli Megawati Hangestri Resmi Menikah dengan Dio Novandra, Intip 7 Potretnya

Mom's Life Amira Salsabila

Kabar Halimah Cisse Bunda yang Melahirkan 9 Bayi Empat Tahun Lalu, Kini Jadi Glowing

Kehamilan Annisa Aulia Rahim

Gejala dan Peta Persebaran Virus Hanta yang Terdeteksi di Indonesia

Mom's Life Annisa Karnesyia

Nikita Willy Ajak Issa dan Nael Liburan Naik Phinisi di Labuan Bajo, Ini Potret Keseruannya

Parenting Nadhifa Fitrina

Sunat Anak Perempuan Resmi Dilarang, Ternyata ini Bahayanya Bun!

Parenting Ajeng Pratiwi & Randu Gede

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

5 Potret Charlotte Ramadhan Anak Shahnaz Haque Baru Lulus Kedokteran Hewan IPB

Pusar Bayi Berdarah? Ini Penyebab, Cara Mengobati, dan Tips Merawatnya

Kabar Halimah Cisse Bunda yang Melahirkan 9 Bayi Empat Tahun Lalu, Kini Jadi Glowing

Gejala dan Peta Persebaran Virus Hanta yang Terdeteksi di Indonesia

Atlet Voli Megawati Hangestri Resmi Menikah dengan Dio Novandra, Intip 7 Potretnya

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK