Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Ketahui Bahaya Berhubungan Intim saat Hamil Muda dan Tips Amannya

ZAHARA ARRAHMA   |   HaiBunda

Senin, 15 Apr 2024 22:50 WIB

asian chinese couple hugging and bonding time
Ketahui Bahaya Berhubungan Intim saat Hamil Muda dan Tips Amannya/Foto: iStock
Daftar Isi
Jakarta -

Berhubungan intim merupakan bagian yang tidak bisa lepas dalam hubungan pernikahan. Namun ketika dilakukan selama masa kehamilan muda, ada sejumlah risiko yang perlu dipertimbangkan dengan serius, Bunda.

Kehamilan pada usia muda dapat membawa konsekuensi kesehatan yang betul-betul berdampak bagi ibu maupun janin yang dikandungnya. Oleh sebab itu, segala aktivitas sehari-hari hingga kegiatan ranjang pun perlu diperhatikan langkah-langkahnya untuk menjaga keamanan janin serta ibu yang sedang mengandung.

Apabila Bunda ingin mengetahui batasan apa saja yang perlu dijaga untuk menghindari bahaya berhubungan intim saat hamil muda, artikel ini dapat membantu. Di sini, Bunda akan mengetahui berbagai risiko terkait melakukan seks di waktu awal kehamilan, serta langkah-langkah apa saja yang perlu dilakukan untuk mengurangi bahaya pada ibu hamil dan janin.

Berhubungan badan saat hamil muda berbahaya, benarkah?

Awal-awal masa kehamilan adalah momen yang  paling banyak dikeluhkan oleh ibu hamil. Pada masa ini, intensitas morning sickness berada dalam puncaknya. Rasa mual, pusing, serta khawatir akan tumbuh kembang janin yang dikandung tentunya menjadi buah pikiran oleh para ibu hamil.

Kekhawatiran itu juga termasuk pada aktivitas hubungan intim dalam rumah tangga. Ibu hamil yang mengalami segala perubahan hormon dalam tubuhnya itu, membuatnya merasa cepat lelah dan juga takut untuk melakukan hubungan badan dengan pasangan.

Mereka takut apabila aktivitas penetrasi tersebut akan berdampak dan membahayakan perkembangan janin yang dikandung. Ketakutan akan terjadinya keguguran merupakan hal yang valid dirasakan di masa rentan trimester pertama. Seperti yang dilansir dalam Healthline, sekitar 10-15 persen kehamilan berakhir sebab keguguran yang terjadi di 13 minggu pertama.

Meskipun begitu, seks bukanlah penyebab terbesar terjadinya keguguran di kehamilan muda. Perlu diketahui bahwa berhubungan badan selama trimester pertama umumnya tidak berbahaya, terlebih untuk ibu hamil yang memiliki kehamilan normal tanpa ada komplikasi. 

Organ reproduksi dan janin selama kehamilan muda biasanya dilindungi pangkal rahim dan leher rahim yang masih tebal oleh lendir pelindung. Sehingga rasa khawatir saat melakukan hubungan intim tidaklah perlu terlalu dipikirkan.

Walaupun dalam beberapa hal, dokter kandungan mungkin tidak merekomendasikan pasangan suami istri untuk melakukan hubungan badan. Mengutip dari American Pregnancy Association, ada beberapa faktor yang menyebabkan pasutri dilarang berhubungan intim semasa kehamilan, yaitu:

  • Ibu hamil dengan riwayat keguguran berulang.
  • Kehamilan sebelumnya dengan riwayat prematur.
  • Mengandung anak kembar.
  • Mengalami pecah ketuban dini.
  • Mengalami pendarahan.
  • Adanya riwayat penyakit pada serviks.

Oleh sebab itu, untuk mengetahui secara pasti, ada baiknya Bunda dan pasangan untuk berkonsultasi terlebih dahulu pada dokter ataupun bidan. 

10 Bahaya berhubungan intim saat hamil

Apabila pasangan suami istri melakukan hubungan badan saat kehamilan tanpa memperhatikan kondisi ibu hamil, akan ada dampak yang didapati. Berikut beberapa bahaya melakukan hubungan intim saat hamil, Bunda.

1. Beban berlebihan pada perut ibu hamil

Salah satu posisi seks yang dilarang semasa kehamilan adalah missionary. Posisi satu ini meletakkan ibu hamil di bawah pasangan yang menyebabkan tekanan pada perut.

Tekanan tersebut tentunya berbahaya bagi kelangsungan janin yang dikandung serta kenyamanan ibu hamil. Maka dari itu, hindari missionary apabila Bunda dan Ayah ingin berhubungan intim semasa kehamilan.

2. Kontraksi rahim dini

Melakukan hubungan intim dapat berakibat pada kontraksi rahim dini ketika sperma dari penis pasangan masuk ke dalam rahim. Di dalam sperma, terdapat satu zat bernama prostaglandin yang menyebabkan peningkatan rasa kontraksi di uterus, sehingga akan menyebabkan bahaya kontraksi dini, Bunda.

3. Kelahiran prematur

Nah, sebab prostaglandin pada sperma yang menyebabkan kontraksi dini pada rahim, bahaya ini dapat berlanjut pada kelahiran prematur pada bayi yang dikandung. Tetapi, biasanya kejadian ini menyerang ibu dengan usia kehamilannya yang sudah besar. Hal ini karena lapisan pelindung janin pada rahim yang mulai menipis.

4. Berisiko keguguran

Selanjutnya, bahaya pada hubungan badan saat kehamilan adalah risiko keguguran. Biasanya ini terjadi akibat aktivitas penetrasi yang tidak menyesuaikan kenyamanan ibu hamil. Selain itu, zat prostaglandin juga menjadi faktor lain dari kontraksi ini. Sehingga, dapat berakibat pada kontraksi yang menuju pada keguguran.

5. Berisiko infeksi pada saluran kencing

Penting sekali untuk Bunda dan Ayah mengatur intensitas hubungan badan di masa kehamilan. Jika dilakukan melewati batas anjuran hingga terlalu sering, risiko infeksi saluran kencing (ISK) biasanya akan meningkat. ISK di masa kehamilan akan sangat mengganggu dan dapat berakibat pada komplikasi.

6. Infeksi menular seksual

Biasanya faktor penyebab infeksi menular seksual pada ibu hamil disebabkan oleh aktivitas hubungan badan yang tidak terjaga. Kegiatan seperti oral atau seks melalui anal dapat menjadi salah satu penyebabnya.

Penyebab lainnya adalah adanya penularan dari pasangan yang melakukan hubungan seksual dengan sembarang orang. Oleh karenanya, Bunda dan Ayah harus menjaga perilaku seks masing-masing agar kandungan tetap terjaga.

7. Pendarahan pada vagina

Selama ibu hamil mengandung, tentu akan ada perubahan fisik dan hormon yang terjadi. Perubahan pada leher rahim adalah salah satu bentuk perubahan fisik yang tidak bisa dilihat secara langsung. Oleh sebab itu, pemeriksaan rutin ke dokter adalah hal yang wajib dilakukan semasa hamil.

Apabila Bunda dan Ayah melakukan hubungan badan tanpa memperhatikan posisi dan kekuatan penetrasi yang dilakukan, maka dapat melukai leher rahim. Sebab di masa kehamilan, leher rahim akan lebih sensitif dan jika terjadi pemaksaan penetrasi akan berakibat pada pendarahan di vagina.

8. Penyakit radang panggul

Penyakit satu ini biasa menyerang pada perempuan dengan aktivitas hubungan seksual yang tinggi. Biasanya gejala yang akan dirasakan berupa nyeri di panggul atau perut bawah, yang kemudian akan menyebar dari vagina menuju organ reproduksi yang lebih dalam seperti rahim dan ovarium.

Kemenkes mengatakan jenis bakteri yang menyebabkan radang panggul sama halnya dengan penyebab infeksi menular seksual, yaitu Chlamydia trachomatis dan Neisseria gonorrhoeae.

9. Plasenta previa

Plasenta previa adalah kondisi plasenta atau ari-ari menghalangi jalan kelahiran secara penuh. Ketika kondisi ini diderita oleh ibu hamil dan ia memaksakan untuk melakukan hubungan intim dengan pasangan, pendarahan hebat dapat terjadi.

10. Venous air embolism

Kondisi venous air embolism adalah kasus penyumbatan pembuluh darah yang dapat berisiko fatal. Peristiwa ini jarang terjadi tetapi tidak boleh dianggap sepele.

Mengutip dari laman Kementerian Kesehatan, kasus emboli terjadi akibat air ketuban yang menerobos masuk ke dalam pembuluh darah. Dari penerobosan ini, kinerja orga-oragan seperti otak, jantung, dan paru-paru akan mengalami hambatan dan bisa berakibat kematian pada janin dan ibu hamil.

Hubungan intim saat hamil.Hubungan intim saat hamil./ Foto: Mia Kurnia Sari

Berhubungan intim saat hamil muda trimester satu

Di masa awal kehamilan ini, ibu hamil dan pasangan akan merasa hati-hati dalam berhubungan intim. Sebab saat trimester pertama, kondisi janin masih dalam keadaan rentan. Namun, kerentanan ini bukanlah menjadi sebab aktivitas seksual dilarang saat kehamilan muda.

Healthline mengatakan bahwasanya lapisan lendir, cairan ketuban, serta otot pada rahim bekerja sama untuk melindung janin dari kontak seks yang dilakukan. Oleh karenanya ketakutan akan terjadi keguguran akibat berhubungan badan bukanlah sesuatu yang perlu dikhawatirkan.

Apabila kondisi kandungan serta organ rahim berada dalam keadaan yang normal, tentunya dokter pun juga akan mengizinkan pasangan suami istri untuk berhubungan intim di masa kehamilan muda, dengan berbagai syarat demi keamanan dan kenyamanan Bunda dan janin.

Hanya saja di trimester pertama, hasrat seksual pada ibu hamil mengalami penurunan sebab morning sickness yang dideritanya, sebagaimana dilansir dari laman NCT.

Berhubungan intim saat hamil muda trimester kedua

Pada rentang usia kandungan yang berusia minggu ke-13 sampai 26 disebut sebagai kehamilan trimester kedua. Memasuki trimester ini, perubahan fisik serta hormon kembali dirasakan lagi oleh para ibu hamil.

Gejala mual dan muntah morning sickness akan mengalami penurunan intensitas, kemudian nafsu makan meningkat dibanding sebelumnya. Oleh sebab itu, berat badan akan mengalami dampak kenaikan.

Dan yang terpenting, biasanya di trimester kedua, gairah seksual pada ibu hamil akan kembali normal dan meningkat. Hal ini karena hormon estrogen yang mengalami kenaikan jumlah produksi.

Dari kenaikan hormon tersebut, vagina akan lebih lembab karena pertambahan cairan di dalam, sehingga akan mudah melakukan penetrasi. Tak hanya itu, risiko bahaya berhubungan badan saat hamil juga sudah berkurang ketika memasuki trimester kedua.

Oleh karenanya, aktivitas hubungan badan di waktu kehamilan trimester kedua tentunya diperbolehkan, ya, Bun. Namun tetap dengan berbagai pengecekan kondisi yang memastikan kesehatan ibu hamil.

Ibu hamil dengan kondisi riwayat keguguran, kelahiran prematur di kehamilan sebelumnya, ada baiknya untuk menghindari hubungan intim. Selain itu, apabila Bunda merasakan kontraksi dini dan pendarahan juga, penting untuk tidak melakukan kontak seks agar janin bisa tumbuh dan berkembangan dengan aman.

Cara aman berhubungan badan suami istri saat hamil

Selama kehamilan, Bunda dan pasangan perlu mengetahui dan memahami cara berhubungan badan yang aman. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dengan baik, yaitu:

1. Atur frekuensi berhubungan badan

Meskipun semasa mengandung, pasangan suami istri diperbolehkan berhubungan seksual secara penetrasi, perlu diingat juga untuk mengatur frekuensi aktivitas ini. Hal ini disebabkan, risiko infeksi saluran kemih bisa menghampiri apabila terlalu sering berhubungan badan saat hamil. Maka dari itu, disarankanlah seks semasa hamil tidak melebihi tiga kali dalam seminggu.

2. Batasi intensitas berhubungan badan saat trimester pertama

Saat memasuki kehamilan trimester pertama, Bunda sebaiknya membatasi intensitas aktivitas hubungan badan dengan pasangan. Hal ini dikarenakan dalam sperma terkandung senyawa prostaglandin yang dapat berdampak pada kelahiran prematur hingga keguguran.

Ditambah lagi dengan morning sickness di masa ini yang sedang dalam puncaknya. Kondisi ini berpengaruh pada penurunan hasrat seksual pada ibu hamil.

3. Pastikan kondisi kandungan dalam keadaan baik

Kondisi janin serta organ kandungan juga perlu diperhatikan keadaannya saat pasangan suami istri ingin melakukan penetrasi. Sebab, apabila terjadi infeksi, pecah ketuban, atau mulut rahim yang terbuka, maka berhubungan badan dapat memberikan dampak bahaya pada kelangsungan kandungan. Sebaiknya, konsultasikan dahulu dengan dokter untuk memastikan keamanan kandungan dan lakukan pemeriksaan rutin.

4. Pastikan riwayat perdarahan

Sebelum berhubungan badan saat hamil, harapnya pasutri penting untuk selalu memeriksa dan memastikan apakah ibu hamil memiliki riwayat pendarahan atau gangguan kesehatan tertentu. 

Pendarahan di kala kehamilan bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti plasenta previa, kondisi plasenta atau ari-ari menutupi jalan kelahiran. Dan kondisi ini perlu perhatian yang serius oleh dokter.

5. Pilih posisi yang tepat dan aman

Saat mengandung, perut ibu hamil adalah daerah tubuh yang rentan dalam melakukan kontak. Oleh sebab itu, hindarilah posisi seks yang memberikan tekanan pada area ini.

Perut yang semakin membesar di kala waktu kehamilan tentunya juga memaksa Bunda dan pasangan untuk memilih posisi berhubungan badan yang tepat dan juga aman untuk memberikan keamanan dan kenyamanan ibu hamil dan janin.

7 Posisi hubungan intim yang aman saat hamil muda

Selama masa kehamilan, Bunda dan Ayah dapat mencoba berbagai posisi hubungan intim yang sekiranya aman dilakukan saat kehamilan muda hingga nanti usia kandungan sudah bertambah.

Pemilihan posisi adalah satu hal yang paling penting saat pasangan suami istri memutuskan melakukannya di tengah kondisi kehamilan. Sebab, sebagian besar posisi terlalu beresiko dilakukan karena adanya tekanan pada perut istri dan bisa berdampak pada kandungan.

Adapun berikut ini 7 variasi posisi yang aman dilakukan saat berhubungan badan di masa kehamilan:

1. Woman on top

Woman on top merupakan posisi pertama yang perlu dicoba Bunda dan pasangan ketika ingin berhubungan intim yang aman di masa kehamilan muda dan seterusnya. Posisi ini begitu dianjurkan oleh banyak dokter obgyn dan konselor seks.

Melakukan hubungan badan dengan posisi satu ini tidak akan memberikan tekanan pada perut yang mengandung dan janin di dalamnya. Hal ini karena posisi woman on top memungkinkan seorang ibu hamil untuk mengontrol kedalaman dan kecepatan dari penetrasi dan stimulasi klitoris.

2. Spooning

Posisi spooning atau berbaring miring adalah salah satu posisi aman dalam melakukan hubungan badan semasa awal kehamilan hingga memasuki trimester akhir. Hal ini disampaikan oleh seorang terapis dan konselor seks, Profesor Dr Rajan Bhonsle, MD, dilansir dalam Times of India.

Dengan kondisi perut yang sensitif, yang kemudian semakin membesar di kemudian waktu, posisi ini memberikan kenyaman kepada ibu hamil di ranjang. Sebab, ritme pergerakan yang dilakukan tidak akan mengarah untuk lebih kasar, tidak seperti posisi missionary.

Saat melakukannya, cobalah untuk berbaring miring di sebelah pasangan atau membelakanginya. Posisi ini memungkinkan penetrasi yang dalam tanpa memberikan tekanan pada perut Bunda.

3. Doggy style

Doggy style juga dapat menjadi pilihan yang baik untuk Bunda dan pasangan lakukan saat berhubungan intim saat kehamilan muda.  Dalam posisi ini, penetrasi yang dilakukan memungkinkan perut terbebas dari tekanan.

Posisi ibu hamil dalam doggy style adalah dengan bertumpu pada tangan dan lutut, sementara pasangan akan melakukan penetrasi dari belakang. Maka dari itu, kenyamanan yang didapatkan juga akan lebih terasa dan meyakinkan untuk kembali berhubungan badan di lain waktu.

Untuk menambah rasa nyaman, Bunda juga bisa menggunakan bantal sebagai penyangga tangan dan perut agar tidak terlalu pegal.

4. Cowgirl

Posisi satu ini adalah variasi dari woman on top, yang kerap disebut kebalikan dari gaya missionary. Apabila berhubungan intim dengan posisi ini, memberikan Bunda kontrol penuh untuk mengatur kedalaman dan kekuatan dari penetrasi dan stimulasi

5. Duduk di tepi ranjang

Satu lagi posisi seks yang disarankan oleh Every Mother adalah dengan duduk di tepi ranjang. Dengan memanfaatkan bantal untuk menyangga tubuh ibu hamil, dan kaki yang menjuntai ke lantai, pasangan bisa dengan aman melakukan penetrasi.

6. Oral sex

Perlu diingat kembali bahwa melakukan seks tidaklah selalu dengan penetrasi, ya, Bun. Cara lain yang bisa dilakukan secara aman untuk melakukan stimulasi pada satu sama lain tanpa harus penetrasi adalah dengan oral sex. Oral juga bisa menghasilkan kepuasan intim di tengah kehamilan muda yang Bunda lewati. 

Akan tetapi perlu diingat bahwa dalam berhubungan intim, ibu hamil dihindari untuk berbaring telentang di kasur. Oleh karenanya, Baby 2 Body memberikan saran posisi oral sex yang bisa dilakukan yaitu dengan duduk di sofa atau di atas tempat tidur dengan sandaran kepala tempat tidur atau dinding. Bersandarlah sedikit ke belakang dan rileks saat pasangan menindih Bunda. 

Untuk memberikan oral kepada pasangan, Bunda mungkin akan merasa paling nyaman untuk berlutut di atas bantal dan mendekatkan tubuhnya ke tubuh pasangan atau cobalah meminta mereka duduk di tepi tempat tidur atau sofa.

Tetapi, aktivitas seksual satu ini berisiko pada penyebaran bakteri. Karenanya, oral seks harus dilakukan secara steril untuk kebersihan dan keamanan kandungan.

7. Mutual masturbation

Satu lagi pilihan non-penetrasi yang bisa dicoba adalah dengan saling melakukan masturbasi. Di sini ibu hamil dan pasangan akan melakukan stimulasi satu sama lain dengan bantuan tangan ataupun alat bantuan untuk mencapai titik puncak bersama.

Bunda, menjaga kesehatan dan keamanan selama hubungan intim sangat penting, terutama bagi ibu hamil. Meskipun terdapat beberapa risiko yang membahayakan saat melakukan hubungan intim di kehamilan muda, hal-hal itu akan dapat diminimalkan atau dihindari dengan pemahaman yang tepat. 

Berkomunikasi secara terbukalah dengan pasangan dalam memilih posisi-posisi yang nyaman. Tanyakan juga pada dokter untuk mengetahui lebih lanjut untuk memastikan keamanan dari janin serta Bunda yang mengandung. Dengan begitu, Bunda dan pasangan akan merasa lebih aman dalam melakukan hubungan badan di masa kehamilan. Semoga informasi di atas bermanfaat, ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda