KEHAMILAN
Ciri-ciri Bentuk Rahim Normal dan yang Tidak Normal untuk Peluang Bisa Hamil
Annisya Asri Diarta | HaiBunda
Kamis, 11 Apr 2024 10:02 WIBMempersiapkan kehamilan termasuk langkah perjalanan pasangan muda pada umumnya. Salah satu aspek penting yang perlu dipertimbangkan adalah kondisi rahim atau uterus, tempat janin akan berkembang selama kehamilan.
Memahami kondisi dan kesehatan rahim dapat membantu memastikan persiapan yang optimal untuk kehamilan yang sehat dan lancar.
Rahim atau uterus merupakan bagian penting dari sistem reproduksi perempuan yang memiliki peran vital dalam kehamilan. Menjaga kesehatan reproduksi secara keseluruhan juga termasuk langkah yang perlu diperhatikan untuk persiapan kehamilan.
Hal ini mencakup menghindari paparan terhadap zat-zat berbahaya atau lingkungan yang tidak sehat, seperti bahan kimia beracun atau radiasi. Selain itu, memastikan bahwa vaksinasi dan pemeriksaan kesehatan rutin lainnya telah dilakukan juga dapat membantu melindungi kesehatan rahim dan keselamatan selama kehamilan.
Bentuk rahim normal dan yang tidak normal
Di sisi lain, memahami bentuk rahim dan variasi juga penting untuk mengetahui peluang untuk hamil dan menjalani kehamilan dengan lancar. Setiap bentuk rahim dapat dilihat dari karakteristiknya.
Terlihat dari ukuran dan bentuknya melalui konsultasi bersama dokter. Jika rahim terbilang normal, variasi ini biasanya tidak menjadi masalah besar dalam proses kehamilan.
Tetapi terdapat kondisi bentuk rahim tidak normal yang dapat memengaruhi peluang untuk hamil. Salah satu kondisi tersebut adalah rahim septum, rahim terbagi menjadi dua bagian oleh dinding tambahan di tengahnya. Kondisi ini dapat menyulitkan proses implantasi sel telur atau memengaruhi pertumbuhan janin selama kehamilan.
Lain halnya bentuk rahim, sebagian besar perempuan juga memperhatikan posisi rahim untuk melihat peluang kehamilan. Jika posisi rahim tidak biasa tidak menjadi masalah dalam proses kehamilan.
Namun bagi beberapa perempuan, posisi rahim yang miring atau terbalik dapat menjadi faktor yang mempengaruhi kehamilan. Dalam situasi seperti ini, konsultasi dengan dokter kandungan atau spesialis fertilitas diperlukan untuk mengevaluasi apakah posisi rahim memengaruhi kesuburan dan apa langkah-langkah yang dapat diambil untuk meningkatkan peluang kehamilan.
Jenis rahim pada perempuan
Mayoritas perempuan memiliki rahim yang berbentuk seperti buah pir atau segitiga terbalik. Ini adalah bentuk rahim yang paling umum dan tidak biasanya mempengaruhi kemampuan untuk hamil atau membawa kehamilan hingga cukup bulan.
Namun, sekitar 4 persen perempuan memiliki rahim yang tidak memiliki bentuk seperti itu. Ketidaknormalan ini disebut sebagai kelainan mullerian yang terjadi karena gangguan dalam perkembangan saluran reproduksi di dalam rahim sebelum kelahiran. Anomali Mullerian dapat disebabkan oleh faktor genetik atau mutasi acak.
Walaupun bentuk rahim yang tidak biasa ini dapat menjadi tantangan dalam proses kehamilan, sebagian besar masih mendukung kehamilan dengan atau tanpa intervensi. Terdapat 6 jenis bentuk rahim tersebut menurut Verywell Health. Simak selengkapnya, Bunda.
1. Rahim bicornuate
Rahim bicornuate adalah kondisi rahim memiliki lekukan di bagian atasnya, membuatnya tampak berbentuk hati atau seperti sepasang tanduk. Kondisi ini dapat membatasi ruang pertumbuhan dan perkembangan janin selama kehamilan. Walaupun perempuan dengan rahim bicornuate dapat hamil secara normal, mereka memiliki sedikit peningkatan risiko keguguran pada trimester kedua karena bentuk rahim yang membatasi perkembangan janin.
Selain itu, bentuk hati pada rahim bicornuate juga dapat menyulitkan bayi untuk mengambil posisi melahirkan dengan kepala menunduk yang dapat meningkatkan risiko persalinan dengan operasi caesar. Meski begitu banyak perempuan dengan rahim bicornuate melahirkan bayi secara alami tanpa komplikasi.
2. Rahim arkuata
Rahim arkuata adalah kondisi rahim memiliki sedikit kemiringan pada dinding atasnya yang disebut fundus. Perbedaan ini jauh lebih tidak terasa dibandingkan dengan penurunan pada rahim bicornuate.
Walaupun beberapa orang menganggap rahim arkuata sebagai variasi dari bentuk rahim normal, kondisi ini dapat membawa sedikit peningkatan risiko keguguran pada trimester kedua kehamilan.
Meski risiko ini kecil, penting bagi perempuan dengan rahim arkuata untuk mendapatkan perawatan prenatal yang tepat dan melakukan pemantauan secara teratur selama kehamilan untuk memastikan kesehatan bayi dan ibu tetap terjaga.
3. Rahim septate
Rahim bersepta identik dengan satu rahim yang dipisahkan oleh sekelompok jaringan, berbeda dengan septum yang memisahkan saluran hidung. Pada beberapa perempuan, jaringan ini membentang di sepanjang rahim, sementara yang lainnya, jaringan ini hanya memengaruhi sebagian rahim.
Memiliki rahim yang bersepta berpotensi menyulitkan kehamilan dan meningkatkan risiko keguguran pada trimester pertama. Selain itu, kondisi ini juga dapat meningkatkan risiko kelahiran sesar jika janin tidak mampu mendapatkan posisi melahirkan yang ideal.
Jika Bunda mengalami keguguran berulang atau kesulitan hamil karena rahim bersepta, penting untuk berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan tentang kemungkinan pembedahan untuk mengangkat jaringan yang memisahkan rahim. Proses tersebut sering kali dapat dilakukan dengan menggunakan teknik laparoskopi agar prosedurnya tidak terlalu invasif.
4. Rahim unicornuate
Rahim unicornuate adalah jenis rahim yang jarang terjadi hanya separuh rahim yang terbentuk. Akibatnya, rahim menjadi lebih kecil dan sering kali memiliki bentuk yang mirip dengan pisang.
Kondisi ini bisa disebabkan oleh kelainan perkembangan pada rahim selama masa embrio. Pada beberapa kasus, rahim unicornuate dapat menyebabkan kesulitan dalam kehamilan, seperti peningkatan risiko keguguran pada tahap awal kehamilan.
Hal ini karena kapasitas rahim yang terbatas membuatnya sulit bagi janin untuk berkembang dengan sempurna. Meski begitu, perempuan dengan rahim unicornuate masih dapat hamil dan melahirkan secara alami, walau terdapat risiko yang lebih tinggi untuk komplikasi seperti presentasi janin abnormal atau kelahiran prematur.
5. Rahim didelphys
Rahim didelphys merupakan kondisi langka seorang perempuan memiliki dua rahim yang dikenal sebagai rahim ganda, baik dengan dua bukaan serviks yang terpisah atau dengan dua rahim, leher rahim dan vagina yang terpisah.
Bentuk rahim ini dapat bervariasi setiap perempuan dan keberadaannya cenderung diturunkan dalam keluarga. Jika ada anggota keluarga yang memiliki rahim ganda, kemungkinan besar Bunda memiliki risiko untuk kondisi ini.
Beberapa kasus yang jarang terjadi, perempuan dapat mengandung di kedua rahimnya secara bersamaan. Meski begitu, ada sedikit peningkatan risiko untuk mengalami keguguran dan persalinan prematur pada perempuan dengan kondisi ini. Sebagian besar perempuan dengan rahim ganda dapat mengandung hingga usia kehamilan penuh dan melahirkan bayi secara normal.
6. Rahim Terkait DES
Paparan racun lingkungan selama masa kehamilan dapat menyebabkan perempuan memiliki rahim berbentuk T pada beberapa kasus. Hal ini sering kali terkait dengan paparan dietilstilbestrol (DES) yang merupakan salah satu bentuk estrogen sintetik. Meski beberapa perempuan dengan rahim berbentuk T tidak mengalami komplikasi yang signifikan, ada juga yang mengalami kesulitan untuk hamil dan jangka waktu hamil dengan cukup bulan.
Paparan DES saat dalam kandungan juga telah dikaitkan dengan risiko kesehatan lainnya, termasuk peningkatan risiko kanker serviks. Jika Bunda mengonsumsi DES saat mengandung, penting untuk berkonsultasi dengan dokter tentang dampaknya terhadap kesehatan. Ini adalah langkah yang penting untuk memastikan perawatan dan pengawasan yang sesuai untuk memantau potensi dampak jangka panjang dari paparan tersebut.
Kelainan rahim pada perempuan
Mengutip laman Cleveland, kondisi perempuan tidak dapat hamil karena tidak memiliki rahim atau rahimnya tidak lagi berfungsi dengan baik disebut infertilitas faktor rahim.
Kondisi ini bisa bersifat bawaan, yang berarti bahwa seseorang lahir tanpa rahim atau didapat. Hal ini berarti bahwa rahimnya telah dihapus atau tidak berfungsi seperti seharusnya karena berbagai alasan. Meski infertilitas faktor rahim dapat menjadi hambatan besar bagi kehamilan alami, ada beberapa opsi pengobatan yang tersedia.
Salah satu opsi terbaru dalam pengobatan infertilitas faktor rahim adalah transplantasi rahim. Walaupun masih jarang dilakukan, transplantasi rahim telah membuka pintu bagi perempuan dengan kondisi ini untuk dapat hamil, mengandung dan melahirkan bayi secara alami. Prosedur ini melibatkan transplantasi rahim dari donor ke penerima, yang kemudian memungkinkan penerima untuk hamil dengan bayi mereka sendiri.
Selain transplantasi rahim, ada juga pilihan pengobatan lain yang tersedia untuk mengatasi infertilitas faktor rahim. Hal ini termasuk penggunaan teknologi reproduksi seperti pembuahan in vitro (IVF) dengan penggunaan rahim pengganti atau pembuahan in vitro dengan embrio yang dibuahi dan disuntikkan ke dalam rahim pengganti.
Meski prosedur ini dapat membantu banyak orang dengan infertilitas faktor rahim untuk memiliki anak, mereka juga sering kali melibatkan biaya dan risiko yang signifikan.
Infertilitas faktor rahim merupakan kondisi yang relatif jarang terjadi, hal ini mempengaruhi sebagian kecil dari populasi perempuan yang belum mencapai menopause. Sekitar 3% perempuan yang belum mencapai menopause mungkin mengalami infertilitas faktor rahim.
Posisi rahim
Selain terdapat berbagai bentuk rahim yang khas, variasi dalam posisi rahim di dalam panggul dan perut juga cukup umum. Rahim diperkuat pada posisinya oleh sejumlah ligamen. Sekitar separuh perempuan memiliki rahim yang sedikit miring ke depan, menuju arah depan panggul. Namun sekitar 25% perempuan memiliki rahim yang miring ke belakang, bukan ke depan. Kondisi ini dikenal sebagai rahim terbalik atau miring.
Beberapa perempuan memiliki rahim yang miring sejak lahir, sementara yang lain mengalami perubahan posisi rahim seiring berjalannya waktu. Dalam kebanyakan kasus, rahim yang terbalik atau miring tidak mengganggu kemampuan seseorang untuk hamil atau hamil hingga cukup bulan. Namun dalam beberapa situasi, terutama bagi sebagian perempuan, posisi rahim yang tidak biasa ini dapat meningkatkan risiko keguguran.
Jika Bunda mengalami keguguran berulang tanpa penyebab yang jelas, disarankan untuk berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan untuk mempertimbangkan apakah penempatan rahim mungkin berkontribusi terhadap keguguran yang Bunda alami.
Demikian ulasan tentang bentuk rahim. Semoga bermanfaat untuk melakukan perencanaan kehamilan ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)