KEHAMILAN
5 Gangguan Kejiwaan yang Rentan Dialami Bunda Pasca Melahirkan, Simak Cara Mencegahnya
Melly Febrida | HaiBunda
Selasa, 30 Apr 2024 14:00 WIBKebahagiaan pastinya dirasakan orang tua saat bayinya lahir. Tapi di sisi lain, ibu yang baru melahirkan juga rentan mengalami berbagai gangguan kejiwaan. Ketahui apa saja jenis dan cara mencegahnya, Bunda.
Dilansir laman Mayo Clinic, kelahiran bayi itu dapat memicu berbagai emosi yang kuat. Mulai dari rasa gembira hingga takut dan cemas. Dan kelahiran juga dapat mengakibatkan sesuatu yang tidak Bunda duga yakni depresi.
Gangguan kejiwaan pasca persalinan
Melansir National Library of Medicine, secara tradisional gangguan kejiwaan pasca melahirkan diklasifikasikan sebagai baby blues (PB), psikosis pasca persalinan (PP), dan depresi pasca persalinan (PPD). Namun, spektrum fenomenologi pasca persalinan sangat luas.
Terdapat berbagai kelompok gangguan kecemasan dan stres yang terjadi pada pasca persalinan. Saat ini, gangguan pasca persalinan telah diklasifikasikan menjadi lima kategori utama, yakni:
1. Baby blues
Sebagian besar ibu baru akan mengalami baby blues atau maternity blues. Ini merupakan fase ketidakstabilan emosi setelah melahirkan.
Bably blues disebabkan perubahan hormonal yang diperparah dengan stres setelah melahirkan, kemudian dapat menyebabkan kecemasan, tangisan, dan kegelisahan yang hilang dalam dua minggu pertama setelah melahirkan. Ini juga bisa disebut dengan postpartum blues.
Baby blues sebenarnya merupakan bentuk depresi ringan dan bersifat sementara yang akan hilang begitu hormon sudah stabil. Hampir setiap ibu baru, hingga 85 persen di antaranya akan mengalami postpartum blues. Ibu baru mungkin merasa bahagia pada satu menit dan kewalahan serta menangis pada menit berikutnya.
“Tidak ada ibu yang selalu bahagia,” kata Lbauren Osborne, M.D, mantan asisten direktur Johns Hopkins Center for Women's Reproductive Mental Health dilansir laman John Hopkins Medicine.
Baby blues lebih sering terlihat di negara-negara barat karena kurangnya dukungan dan ikatan keluarga yang kuat. Gejalanya muncul dalam 10 hari pertama dan mencapai puncaknya sekitar 3–5 hari. Namun, baby blues yang menetap selama lebih dari 2 minggu mungkin membuat perempuan rentan terhadap gangguan mood yang lebih parah.
Umumnya gejala baby blues tidak mengganggu fungsi sosial dan pekerjaan perempuan. Baby blues juga bersifat self-limiting dan tidak memerlukan intervensi aktif kecuali dukungan sosial dan kepastian dari anggota keluarga
2. Depresi pasca persalinan
Depresi pasca persalinan (PPD) umumnya sulit dibedakan dengan depresi yang terjadi pada waktu lain dalam kehidupan perempuan. Namun, pada PPD, pikiran negatif terutama berkaitan dengan bayi baru lahir.
Pada sebagian ibu baru, perasaan tidak enak setelah melahirkan bukan sekadar kesedihan ringan. Sebanyak satu dari lima ibu baru mengalami depresi pasca melahirkan, suatu kondisi yang lebih serius namun dapat diobati. Dan yang dapat terkena depresi pasca melahirkan tidak hanya ibu, tapi juga dengan bayinya.
Sejumlah besar penelitian telah mengamati bahwa insiden gejala kecemasan yang lebih tinggi diamati pada PPD dibandingkan non-PPD. Onsetnya dapat berkisar dari beberapa hari hingga beberapa minggu setelah melahirkan, umumnya dalam 2-3 bulan pertama setelah melahirkan.
Riwayat depresi berat meningkatkan risiko PPD sebesar 25 persen, dan riwayat PPD di masa lalu meningkatkan risiko kekambuhan hingga 50 persen.
Menurut Lindsay R. Standeven, M.D., seorang psikiater bersertifikat, depresi dan kecemasan yang tidak diobati pada kehamilan dikaitkan dengan kelahiran prematur, refleks kejut yang lebih tinggi pada bayi, diabetes gestasional, dan banyak lagi.
“Depresi pasca persalinan adalah komplikasi kehamilan yang paling umum,” kata Standeven.
Ia juga bilang, depresi pasca melahirkan dapat mengancam jiwa. Bahkan menurut data di negara-negara yang melacak kejadian masalah tersebut, depresi pascapersalinan merupakan faktor penyebab 20 persen dari seluruh kematian ibu.
Gejala depresi pasca persalinan yang tidak diobati bisa bertahan selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. Pada sebuah penelitian, 25 persen partisipan masih mengalami depresi tiga tahun setelah kelahiran bayinya. Itu hanyalah satu alasan harus segera dilakukan penilaian dan pengobatan.
3. Psikosis pasca persalinan
Psikosis pasca persalinan merupakan keadaan darurat kesehatan mental yang langka. Kondisi ini sangat jarang terjadi, hanya memengaruhi 0,1 persen ibu baru. Jumlah tersebut meningkat hingga 30 persen pada ibu yang menderita gangguan bipolar.
PP mempunyai serangan yang akut dan tiba-tiba, biasanya terlihat dalam 2 minggu pertama setelah melahirkan atau, paling lama, dalam 3 bulan pasca persalinan, dan harus dianggap sebagai keadaan darurat psikiatris dan obstetrik.
Menurut Osborne, psikosis pasca persalinan dapat terjadi pada perempuan yang tidak memiliki riwayat penyakit kejiwaan sebelumnya,” kata Osborne.
Gejala psikosis pasca persalinan meliputi:
- Kebingungan dan gangguan kognitif yang mungkin datang dan pergi.
- Masuk dan keluar dari kesadaran.
- Perilaku yang sangat tidak terduga.
- Halusinasi atau delusi.
"Penting untuk tidak mengabaikan gejala-gejala ini, meskipun Anda tidak memiliki riwayat gangguan mood," kata Osborne.
Dia menekankan bahwa psikosis pasca persalinan adalah keadaan darurat psikiatris yang memerlukan perhatian medis segera karena menyebabkan tingginya tingkat bunuh diri dan membahayakan bayi.
Perawatan standar emas untuk psikosis pasca persalinan mencakup litium (penstabil suasana hati) dan obat antipsikotik.
4. Gangguan stres pasca trauma pasca melahirkan
Banyak penelitian yang menunjukkan terjadi sekitar 5,6 persen postpartum posttraumatic stress disorder atau gangguan stres pascatrauma pasca persalinan (PTSD). Hal ini umumnya ditandai dengan ketegangan, mimpi buruk, kilas balik, dan gairah berlebihan otonom yang dapat berlanjut selama beberapa minggu atau bulan, dan mungkin berulang menjelang akhir kehamilan berikutnya.
5. Gangguan kecemasan khusus pasca persalinan
Banyak penelitian yang mengamati bahwa gangguan kecemasan pasca persalinan (Anxiety disorders specific to the puerperium) kurang terdiagnosis dan faktanya lebih umum terjadi dibandingkan PPD.
Ciri yang paling umum pada kondisi ini adalah kewaspadaan di malam hari yang ditandai dengan ibu terbaring terjaga mendengarkan pernapasan bayi, dan seringnya memeriksa sehingga mengakibatkan kurang tidur. Banyak ibu yang terlalu khawatir tentang kesehatan dan keselamatan anak-anaknya yang dikenal sebagai neurosis maternitas
Cara mencegah gangguan kejiwaan pasca persalinan
Agar Bunda terhindar dari beragam risiko gangguan kejiwaan setelah melahirkan, ada beberapa cara ini bisa Bunda terapkan sebelum dan setelah melahirkan sampai kondisi benar-benar stabil. Berikut beberapa di antaranya:
1. Istirahat yang cukup
Menjadi ibu baru apalagi jika tidak memiliki support system memadai seperti asisten rumah tangga, babysitter, atau kerabat dekat, akan membuat Bunda kesulitan untuk istirahat.
Padahal, istirahat adalah salah satu cara untuk membuat perempuan yang baru melahirkan terhindar dari risiko stres. Saat beristirahat, khususnya tidur, tubuh dan pikiran akan berhenti sejenak dari pikiran-pikiran yang menyedihkan atau membuat stres.
Usahakan untuk tidur malam selama 8 jam dan tidur 1 jam di siang hari untuk mencukupi kebutuhan istirahat, ya Bunda.
2. Luangkan waktu untuk diri sendiri
Setelah persalinan, Bunda pasti akan disibukkan dengan mengurus Si Kecil. Meski begitu, cobalah luangkan waktu untuk diri sendiri dan melakukan berbagai kegiatan yang menyenangkan atau me time.
Minta bantuan Ayah agar Bunda bisa pergi ke tempat yang disukai atau sekadar bersantai di rumah tanpa gangguan Si Kecil. Ini merupakan kesempatan untuk merefleksikan diri dan memberikan validasi kepada diri sendiri bahwa setiap ibu tak bisa menjadi ibu yang sempurna.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
Simak video di bawah ini, Bun:
4 Perbedaan Baby Blues dan Postpartum Depression
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Siap-siap! Seperti Ini Tanda Melahirkan Pembukaan 1 hingga 10
Detik-detik Bumil Melahirkan Secara Dramatis, Leher Dimasukkan Selang!
11 Tips Supaya Bunda Melahirkan Normal dan Lancar
7 Tips agar Bunda Bisa Melahirkan dengan Mudah dan Lancar
TERPOPULER
Terpopuler: Potret Romantis Nycta Gina dan Rizky Kinos Travelling Bareng
7 Potret Artika Sari Devi & Baim Tetap Mesra Meski Sudah 17 Tahun Menikah
Aline Adita Ungkap Miliki Uterus Didelphys atau Rahim Ganda hingga Akhirnya Hamil setelah 12 Th
Apakah Menantu Perempuan Wajib Mengurus Mertua yang Sakit? Cek Kewajiban Menurut Islam
58% Orang Sering Pakai Kosakata Bahasa Inggris Ini Meski Tak Paham Arti, Cek Daftarnya!
REKOMENDASI PRODUK
11 Rekomendasi Blush On Cream Tahan Lama dan Low Budget
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
7 Merek Pelumas Vagina yang Aman untuk Berhubungan Intim & Cara Memilihya
Dwi Indah NurcahyaniREKOMENDASI PRODUK
9 Rekomendasi Susu UHT untuk Anak & Panduan Memilih yang Terbaik
KinanREKOMENDASI PRODUK
Review Professional Air Fryer Oxone vs Glasstop Smart Fryer, Mana Pilihan Bunda?
Tim HaiBundaREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Lipstik Glossy Tahan Lama, Cocok Dipakai Seharian
Amira SalsabilaTERBARU DARI HAIBUNDA
Benarkah Pekerja Gen Z Paling Rentan Burnout dan Stres saat Bekerja?
5 Potret Kentaro Sakaguchi, Aktor Tampan Jepang yang Jadi Lawan Main Lisa BLACKPINK
Terpopuler: Potret Romantis Nycta Gina dan Rizky Kinos Travelling Bareng
7 Potret Artika Sari Devi & Baim Tetap Mesra Meski Sudah 17 Tahun Menikah
20 Contoh Interaksi Sosial dalam Kehidupan Sehari-hari: Pengertian, Ciri, Syarat, Faktor, hingga Tujuan
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
Rekening Koran Diakses Penyidik, Nikita Mirzani Bakal Somasi Bank Ini
-
Beautynesia
5 Penyakit Serius yang Rentan Dialami Perempuan, Waspada!
-
Female Daily
Setelah Diadakan di Surabaya, LPS Financial Festival Bakal Hadir di Medan!
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
8 Foto Rumah Pinkan Mambo, Dari Luar Serba Hitam Dalamnya Mewah & Cozy
-
Mommies Daily
Seks Saat Premenopause: Tips Nyaman, Nikmat, dan Memuaskan dari Psikolog!