KEHAMILAN
Kehamilan Disebut Dapat Membuat Otak Menyusut, Benarkah? Simak Faktanya
Alysa Audriani | HaiBunda
Sabtu, 18 May 2024 14:17 WIBTak dapat dipungkiri, seorang perempuan akan mengalami berbagai perubahan selama menjalani kehamilan. Hal ini meliputi tubuh yang membengkak, berat badan bertambah, hingga suasana hati yang sering kali berubah.
Akan tetapi, apakah Bunda tahu? Berdasarkan penelitian terbaru yang dirilis dalam , hasilnya menunjukkan bahwa otak perempuan juga dapat berubah saat hamil lho. Pasalnya, otak perempuan yang tengah hamil terbukti dapat ‘menyusut’.
Lantas, apakah hal ini perlu menjadi kekhawatiran bagi para ibu hamil? Simak terus untuk mengetahui jawabannya ya, Bunda.
Pengaruh kehamilan pada otak perempuan
Mungkin, timbul rasa cemas pada diri Bunda setelah mengetahui fakta bahwa otak dapat mengalami perubahan ketika hamil. Namun, tak perlu khawatir secara berlebihan ya. Sebab, otak yang berubah saat hamil ini tidak akan memberikan dampak negatif.
Justru, perubahan pada otak ini sedang mempersiapkan ibu hamil agar siap menjadi orang tua baru. Menurut penelitian tersebut, otak ibu hamil memiliki peningkatan aktivitas pada jaringan yang disebut sebagai default mode network (DMN).
Melansir dari laman Hospital Clinic Barcelona, default mode network ini merupakan sekumpulan wilayah yang saling berhubungan dan bertanggung jawab untuk sebagian besar aktivitas pada otak saat pikiran sedang beristirahat.
Sebaliknya, penelitian ini juga menemukan bahwa aktivitas materi abu-abu pada otak berkurang saat hamil. Hal ini dapat terjadi karena adanya pengaruh dari perubahan hormon.
Materi abu-abu ini merupakan inti dari neuron yang memiliki peranan penting dalam mengontrol otot dan bertanggung jawab untuk kemampuan melihat, mendengar, memproses ingatan dan emosi, serta membuat keputusan.
Manfaat kehamilan untuk otak perempuan
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kehamilan dapat membuat aktivitas materi abu-abu pada otak berkurang. Padahal, materi abu-abu memiliki fungsi untuk melakukan berbagai hal termasuk kognisi sosial atau kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain.
Namun, ternyata otak yang mengalami perubahan ini bukanlah suatu hal yang membahayakan lho. Justru, ibu hamil harus mempunyai pola pikir bahwa adanya perubahan ini dapat membuat otak menjadi lebih pintar dan efisien.
Tak hanya itu, otak yang berubah ini sebenarnya bukan menyusut, Bunda. “Ada perbedaan antara ‘pengurangan pada materi abu-abu’ dan ‘penyusutan otak’,” jelas Robert Froemke, PhD, ahli saraf di New York University’s Langone Medical Center, dikutip dari Healthline.
“Otaknya sendiri tidak menyusut. Sama sekali tidak jelas apa yang sebenarnya terjadi ketika materi abu-abu berkurang,” sambungnya.
Perlu Bunda ketahui bahwa materi abu-abu yang berkurang pada otak juga dapat memberikan berbagai manfaat. Berdasarkan opini para peneliti, ibu hamil yang mengalami berkurangnya materi abu-abu justru memiliki perasaan keterikatan yang lebih besar terhadap bayinya saat mereka lahir.
Bagi Bunda yang baru pertama kali menjadi orang tua, wajar bila membutuhkan adaptasi dengan kehadiran anak. Terkadang, orang tua baru pun dapat merasa stres ketika harus merawat Si Kecil. Akan tetapi, adanya perubahan pada otak ini dapat membantu agar para Bunda dapat mengurangi perasaan negatifnya terhadap sang anak lho.
Selain itu, otak akan membantu agar Bunda dapat bersiap untuk merespons bahasa tubuh bayi yang baru lahir dengan baik, misalnya ketika mereka sedang menangis. Perubahan pada otak ini juga dapat membantu Bunda untuk mendeteksi apabila terdapat ancaman sehingga dapat melindungi diri sendiri dan bayinya dengan lebih cepat.
Memori pada otak tidak akan hilang
Bila tengah menjalani kehamilan, biasanya perubahan pada tubuh akan kembali seperti semula setelah Bunda melahirkan. Namun, hasil penelitian juga mengatakan perubahan pada otak ini akan bertahan setidaknya selama dua tahun pasca melahirkan.
Meski begitu, Bunda tak usah khawatir karena perubahan ini tidak akan membuat memori pada otak menghilang.
“Penelitian ini menunjukkan tidak ada perubahan pada memori – setidaknya dalam hal-hal yang diuji oleh para peneliti,” ujar Robert.
Tak jarang, menjadi orang tua baru dapat membuat Bunda sering lupa dalam melaksanakan pekerjaan seperti membeli keperluan popok bagi anak. Namun, hal ini bukan dipengaruhi oleh perubahan pada otak ya. Hal ini memang wajar karena pengalaman menjadi orang tua baru dapat menimbulkan rasa stres.
Perlu diingat kembali bahwa sifat pelupa ini dapat terjadi karena Bunda sekarang memiliki prioritas dan tugas baru, yakni merawat anak. Sehingga, hal ini bukanlah akibat dari hilangnya memori pada otak.
“Mengasuh anak – khususnya menjadi ibu – adalah salah satu rangkaian peristiwa dan perilaku paling kompleks dan penuh tekanan yang kita alami di hidup kita. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika sejumlah perubahan terjadi pada otak kita saat kita menjadi orang tua,” tutur Robert.
“Merawat orang lain, terutama bayi, merupakan pekerjaan yang berat dan memerlukan banyak atau bahkan seluruh perhatian kita,” tambahnya.
Oleh karena itu, kini sudah jelas ya bahwa perubahan pada otak tidak akan memberikan dampak negatif pada ibu hamil. Justru, otak yang ‘menyusut’ ini dapat membawa banyak manfaat bagi Bunda.
Selain itu, perlu dicatat bahwa sifat lupa yang mungkin timbul saat Bunda baru menjadi orang tua merupakan hal yang wajar. Sebab, bagaimanapun juga Bunda sedang menyesuaikan diri dengan kondisi baru. Maka dari itu, hal ini bukan disebabkan oleh memori yang hilang karena adanya perubahan pada otak ya.
Demikian informasi mengenai otak yang dapat ‘menyusut’ ketika hamil. Semoga informasinya bermanfaat.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)