Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Apakah Hamil di Luar Kandungan Bisa Haid? Kenali Tanda-tanda yang Dirasakan Tubuh

Melly Febrida   |   HaiBunda

Rabu, 26 Jun 2024 10:40 WIB

Ilustrasi USG
Apakah Hamil di Luar Kandungan Bisa Haid? Kenali Tanda-tanda yang Dirasakan Tubuh/Foto: iStockphoto/ getty images/ PonyWang
Jakarta -

Saat Bunda hamil tidak mungkin mengalami menstruasi. Namun, bagaimana dengan hamil di luar kandungan apa bisa haid? Yuk kenali tanda-tanda yang dirasakan tubuh.

Hamil di luar kandungan atau yang dikenal dengan hamil ektopik terjadi ketika sel telur yang sudah dibuahi tidak menempel pada rahim, namun di luarnya. Mungkin menempel pada tuba fallopi, rongga perut, atau leher rahim.

Pada saat hamil ektopik, tes kehamilan tetap dapat menunjukkan hasil positif karena hormon HCG sudah ada di dalam tubuhnya. Namun sel telur yang telah dibuahi tidak dapat tumbuh dengan baik di tempat lain selain rahim. 

Menurut American Academy of Family Physicians (AAFP), kehamilan ektopik terjadi pada sekitar 1 dari setiap 50 kehamilan berdasarkan penelitian 20 dari 1.000 kehamilan. Kehamilan ektopik juga menjadi penyebab utama kematian selama 3 bulan pertama kehamilan di AS.

Kehamilan ektopik paling sering terjadi di tuba fallopi, yang membawa sel telur dari ovarium ke rahim. Jenis kehamilan ektopik ini disebut kehamilan tuba. Sedangkan kehamilan ektopik terjadi di area tubuh lain, seperti ovarium, rongga perut, atau bagian bawah rahim (leher rahim), yang terhubung ke vagina.

Kehamilan ektopik tidak dapat berjalan normal. Sel telur yang telah dibuahi tidak dapat bertahan hidup, dan jaringan yang tumbuh dapat menyebabkan pendarahan yang mengancam jiwa jika tidak ditangani.

Siapa yang berisiko mengalami kehamilan ektopik? Kehamilan ektopik lebih sering terjadi pada perempuan yang:

  1. Mengalami kesulitan hamil (infertilitas).
  2. Mengidap endometriosis. Ini adalah saat jaringan rahim tumbuh di area lain di panggul.
  3. Memiliki penyakit menular seksual. Hal ini dapat menyebabkan infeksi dan jaringan parut pada panggul.
  4. Pernah menjalani operasi tuba.
  5. Menggunakan IUD.
  6. Pernah mengalami kehamilan ektopik di masa lalu.
  7. Memiliki banyak pasangan seks.
  8. Merokok.
  9. Usia lebih tua.

Hamil tetap menstruasi?

Praktisi Kesehatan Holistik, Debra Rose Wilson, Ph.D., mengatakan bahwa ibu hamil tidak bisa menstruasi. Kemungkinan darah yang keluar karena Bunda mengalami bercak atau pendarahan karena alasan lain.

Atau Bunda mungkin mengalami 'bercak' selama awal kehamilan, yang biasanya berwarna merah muda terang atau cokelat tua.

"Prinsipnya, jika pendarahan cukup banyak hingga memenuhi pembalut atau tampon, itu tandanya Anda mungkin tidak hamil. Jika hasil tes kehamilan Anda positif dan mengalami pendarahan hebat, segera dapatkan bantuan medis," kata Wilson dilansir Healthline.

Jika Bunda mengalami pendarahan saat hamil, itu ada hubungannya dengan hal lain selain menstruasi biasa.

Bunda yang hamil bisa saja mengalami pendarahan lain yang mungkin terlihat seperti menstruasi. Dilansir dari KidsHealth, pendarahan tersebut mungkin disebabkan:

  1. Penanaman. Ketika sperma 'bertemu' atau membuahi sel telur, sel telur tersebut kemudian akan ditanamkan ke dalam lapisan rahim. Hal ini cenderung terjadi pada waktu Bunda biasanya mendapat menstruasi.
  2. Kehamilan ektopik. Hal ini terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi ditanamkan di tempat lain selain di dalam rahim, seperti ovarium (organ yang menyimpan sel telur). Kehamilan ektopik adalah keadaan darurat medis.

  3. Keguguran. Ini adalah hilangnya embrio atau janin sebelum cukup berkembang untuk bertahan hidup. Ini juga disebut keguguran.

Perempuan dengan kehamilan ektopik mungkin mengalami pendarahan tidak teratur dan nyeri panggul atau perut (abdomen). Rasa sakitnya seringkali hanya di satu sisi. 

Gejala sering muncul 6 hingga 8 minggu setelah periode menstruasi normal terakhir. Jika kehamilan ektopik tidak terjadi di tuba fallopi, gejalanya bisa muncul kemudian. Gejala klasik kehamilan ektopik adalah:

  • Sakit perut (perut).
  • Tidak ada periode terkini
  • Pendarahan vagina yang tidak berhubungan dengan suatu periode

Pada kehamilan ektopik, Bunda juga bisa mengalami darah yang bocor dari tuba fallopi. Jika darah bocor dari tuba fallopi, Bunda mungkin merasakan nyeri bahu atau ingin buang air besar. Gejala spesifik bergantung pada tempat pengumpulan darah dan saraf mana yang teriritasi.

Jika sel telur yang telah dibuahi terus tumbuh di tuba fallopi, dapat menyebabkan pecahnya tuba. Kemungkinan terjadi pendarahan hebat di dalam perut. Gejala-gejala dari peristiwa yang mengancam jiwa ini termasuk sakit kepala yang sangat ringan, pingsan, dan syok.

Seringkali, tanda peringatan pertama kehamilan ektopik adalah pendarahan ringan pada vagina dan nyeri panggul.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda