Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Kasus Langka, Janin Tumbuh dalam Hati Wanita Ini

Annisa A   |   HaiBunda

Kamis, 06 Jan 2022 23:00 WIB

ilustrasi keguguran
Ilustrasi Kehamilan Ektopik / Foto: iStock

Kehamilan ektopik merupakan kondisi hamil di luar rahim. Pada kasus langka, janin dapat menempel di organ yang tak diduga seperti liver atau hati.

Seorang wanita berusia 33 tahun di Kanada mengalami kehamilan ektopik yang sangat langka. Kasus ini dibagikan lewat TikTok oleh Dr Michael Narvey, seorang pakar pediatri.

Melansir dari Daily Mail, wanita tersebut mendatangi dokter karena mengalami menstruasi yang tak kunjung usai meski sudah dua minggu. Ternyata setelah diperiksa, ia mengalami kehamilan ektopik di mana janin tersebut tumbuh di dalam liver atau hati.

Kehamilan ektopik terjadi ketika sel telur berhasil dibuahi oleh sel sperma tumbuh di luar tempat seharusnya, yaitu rahim. Pada kasus kehamilan ektopik, sel telur yang dibuahi 'meleset' ke tuba falopi.

Tuba falopi merupakan organ tubuh yang menghubungkan ovarium dengan rahim. Terkadang, kehamilan dapat terjadi di luar rahim seperti di tuba falopi.

Banner Pria Korea Syok Nikahi Wanita RI

Selain tuba falopi, janin juga bisa ditemukan menempel pada indung telur, leher rahim, atau di rongga perut. Namun pada kasus kali ini, janin justru berkembang di dalam liver.

"Ini merupakan kasus yang pertama bagi saya," kata Narvey.

"Wanita 33 tahun itu datang dengan riwayat menstruasi 14 hari, yang terjadi setelah 49 hari setelah waktu terakhir mengalami menstruasi. Apa yang mereka temukan di dalam liver adalah bayi. Dia mengalami kehamilan ektopik pada liver," sambungnya.

Apabila janin tumbuh di luar rahim, janin tidak akan berkembang dengan sempurna. Kemungkinan janin untuk bertahan juga sangat kecil. Kehamilan ektopik sangat berbahaya untuk janin serta wanita yang mengandung.

Kehamilan ektopik terbilang cukup sering terjadi. Menurut laporan Verywell, 1 dari 50 kehamilan di Amerika Serikat termasuk ke dalam kehamilan ektopik.

Sebagian besar kasus kehamilan ektopik terjadi pada tuba falopi. Sementara itu, kasus kehamilan ektopik pada rongga perut terbilang lebih jarang terjadi.

Kehamilan ektopik biasa ditandai dengan sejumlah gejala. Salah satunya yaitu pendarahan dari vagina, seperti yang dialami oleh wanita tersebut. Ia mengalami menstruasi yang tak kunjung usai.

Selain itu, seorang wanita dengan kehamilan ektopik bisa saja mengalami nyeri perut dan nyeri panggul, yang akan bertambah buruk seiring dengan perkembangan janin.

Dapat berkembang di luar rahim, bagaimana pengobatan untuk kehamilan ektopik? Baca di halaman berikutnya, Bunda,

Saksikan juga video cara mencegah kehamilan ektopik di bawah ini:

[Gambas:Video Haibunda]


MENGATASI HAMIL EKTOPIK

Close up picture of a pregnant woman showing a love sign on her belly in the first trimester, outdoor

Ilustrasi hamil/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Ocskaymark

Kehamilan ektopik membuat seseorang mengalami gejala sakit di perut bagian bawah dan flek berupa darah mirip haid. Ini bersumber dari saluran tuba falopi yang mulai terganggu hingga robek atau pecah (ruptur) akibat pertumbuhan kehamilan yang tidak pada tempatnya itu.

Untuk menghindari terjadinya masalah serius pada pasien hamil ektopik, maka harus dilakukan tindakan pengobatan yang tepat. Di mana jaringan ektopik yang ada pada tubuh pasien harus segera diangkat. Adapun beberapa pengobatan yang biasanya dilakukan ahli medis dalam menangani masalah kehamilan ini antara lain sebagai berikut:

1. Tindakan suntik methotrexate

Merupakan tindakan pengobatan yang dilakukan untuk menghentikan pertumbuhan serta menghancurkan sel ektopik yang sudah terbentuk di tubuh pasien.

2. Operasi lubang kunci / laparoskopi

Tindakan operasi ini biasanya dilakukan oleh ahli medis dengan cara mengangkat jaringan ektopik dan bagian tuba falopi yang menjadi tempat menempelnya jaringan ektopik berada.

3. Operasi laparotomi

Operasi laparotomi biasanya akan diambil dalam menangani masalah pasien yang mengalami perdarahan hebat dengan cara membuat sayatan besar di berup untuk mengangkat jaringan ektopik dan pecahnya tuba falopi.

Apakah seorang wanita bisa hamil lagi pasca mengalami kehamilan ektopik? Baca di halaman berikutnya.

BISA HAMIL LAGI?

Cropped photo of a pregnant lady sitting cross legged on the sofa with a calendar in her hands and using a pen while making notes

Ilustrasi/ Foto: iStock

Meski menyisakan satu saluran tuba falopi, hamil kembali pasca kehamilan ektopik masih berpeluang besar untuk terjadi. Bahkan mencapai persentase 80-90 persen setelah 18 bulan.

Ini bisa dilakukan setelah Bunda menjalani terapi selama tiga bulan. Tujuannya adalah membersihkan organ intim dari segala macam jenis infeksi yang bisa membahayakan kesehatan organ reproduksi dan kelanjutan hidup embrio.

Bunda juga masih memiliki satu saluran tuba falopi yang sehat dan bisa dilalui oleh sperma. Jangan lupa juga hindari rokok karena nikotin di dalamnya bisa mengganggu gerak cillia di tuba falopi. Lalu, jaga kesehatan diri dan suami, terutama kesehatan area intim.

Semua tindakan medis karena hamil ektopik tidak perlu terjadi apabila sejak awal perencanaan kehamilan sudah dilakukan pemeriksaan kesehatan. Mulai dari tidak ada risiko komorbid (penyakit bawaan), kebersihan area intim yang tidak ada infeksi kuman, dan tidak merokok.

Jika semua sudah dianggap sehat oleh dokter kandungan, silakan dimulai program kehamilan Bunda. Nah, saat positif hamil juga langsung periksakan diri ke dokter ya.

Jangan ragu untuk menggunakan USG transvaginal karena bisa terlihat secara detail apa yang terjadi di rahim. Dari USG ini pula bisa kelihatan jika ada kantung kehamilan di dalam rahim yang berarti menyingkirkan kemungkinan embrio menempel bukan pada dinding rahim.


(anm/som)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda