Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Mengenal Suntik Sperma, Alternatif agar Istri Cepat Hamil

Melly Febrida   |   HaiBunda

Senin, 15 Jul 2024 21:25 WIB

Ilustrasi Suami Istri
Mengenal Suntik Sperma, Alternatif agar Istri Cepat Hamil/Foto: Getty Images/iStockphoto
Daftar Isi
Jakarta -

Saat ini banyak cara untuk memperoleh keturunan, seperti fertilisasi in vitro (IVF) maupun inseminasi buatan pada manusia. Pernahkah Bunda mendengar tentang suntik sperma? Cara tersebut juga merupakan teknik pengobatan infertilitas sebagai alternatif agar istri cepat hamil. 

Suntik sperma atau Intracytoplasmic Sperm Injection (ICSI) sebenarnya merupakan salah satu bentuk fertilisasi in vitro (IVF). Penyedia layanan kesehatan paling sering menggunakan ICSI ketika infertilitas pria memengaruhi kemampuan seseorang untuk mengandung anak. Untuk biaya suntik sperma ke telur ini pun bervariasi.

Apa itu suntik sperma (intracytoplasmic sperm injection)?

Melansir laman Cleveland Clinic, pada ICSi ini melibatkan suntik sperma hidup ke dalam sel telur seseorang di laboratorium. Prosedur ini dapat menghasilkan embrio (sel telur yang telah dibuahi). 

Apa inseminasi dan ICSI ini sama? Inseminasi buatan adalah membantu memperpendek perjalanan sperma menuju indung telur agar terjadi pembuatan. Pada inseminasi buatan, cara memasukkan sperma ke rahimnya itu dialirkan langsung untuk mengurangi risiko gagal. Jadi proses pembuahan terjadi di dalam tubuh perempuan secara alami.

Sementara ICSI mendorong pembuahan melalui suntikan langsung satu sperma sehat ke dalam satu sel telur yang matang. Namun, ICSI tidak menjamin terjadinya pembuahan.

Dalam injeksi sperma intrasitoplasma (ICSI), satu sperma sehat disuntikkan langsung ke setiap sel telur yang matang. ICSI sering digunakan ketika kualitas atau jumlah air mani menjadi masalah atau jika upaya pembuahan pada siklus fertilisasi in vitro sebelumnya gagal.

Bagaimana dengan IVF? Penyedia layanan kesehatan pada ICSI dan IVF tradisional yang akan menanamkan sel telur (embrio) yang telah dibuahi ke dalam rahim. Kehamilan terjadi jika embrio menempel pada lapisan rahim.

Seberapa sukses dengan menggunakan suntik sperma? Sekitar 6 dari 10 prosedur IVF dilakukan menggunakan ICSI. Peluang Bunda untuk sukses hamil dengan ICSI sama dengan IVF tradisional. Diperkirakan 50 persen hingga 80 persen upaya ICSI menghasilkan pembuahan.

Kapan perlu dilakukan suntik sperma?

Suntik sperma paling bermanfaat pada pria yang mengalami infertilitas pria. Penyedia layanan kesehatan  mungkin merekomendasikan ICSI jika seseorang memiliki:

  1. Anejakulasi (ketidakmampuan untuk ejakulasi).
  2. Penyumbatan pada sistem reproduksi pria.
  3. Jumlah sperma rendah.
  4. Kualitas sperma buruk.
  5. Ejakulasi retrograde (air mani mengalir mundur ke kandung kemih).

Pria juga memerlukan ICSI jika:

  • IVF tradisional belum menghasilkan embrio.
  • Perempuan yang memasok telur berusia lebih dari 35 tahun.
  • Menggunakan sel telur atau sperma yang sebelumnya dibekukan (kriopreservasi) untuk mencoba hamil

Kelebihan dan kekurangan suntik sperma (Intracytoplasmic Sperm Injection)

Sebelum pasutri memutuskan metode yang digunakan untuk memiliki momongan ada baiknya mengetahui kelebihan dan kekurangannya. Seperti dalam memilih prosedur suntik sperma, tentu ada kelebihan dan kekurangannya. 

Seperti apa kelebihannya? Pada pria yang mengalami masalah ejakulasi dan masalah infertilitas pria lainnya dapat memilih suntik sperma. Pria yang mengalami masalah tersebut bisa mendapatkan manfaat dari pengobatan ICSI. Hal ini memberikan kesempatan kepada pasangan pria untuk menjadi ayah dari seorang anak dengan menggunakan spermanya sendiri. 

ICSI dapat dilakukan meskipun pria telah menjalani vasektomi. Dalam hal ini, sperma yang layak dapat diambil langsung dari testis menggunakan teknik pengambilan sperma khusus dan disuntikkan ke dalam sel telur.

Bagaimana dengan kekurangannya? Ada beberapa risiko dari ICSI yang perlu diketahui seperti dilansir IndiraIVF:

  1. Kerusakan embrio: Tidak semua sel telur yang dibuahi akhirnya berkembang menjadi embrio yang sehat. Ada kemungkinan beberapa embrio dan sel telur rusak selama proses ICSI.
  2. Kehamilan ganda: Pasutri yang menggunakan ICSI dan IVF berpeluang 30-35 persen lebih besar untuk hamil anak kembar dan 5-10 persen untuk mempunyai anak kembar tiga. Jika ibu mengandung anak kembar, risiko mengalami komplikasi tertentu selama kehamilan dan persalinan meningkat, meliputi tekanan darah tinggi, diabetes gestasional, kadar cairan ketuban rendah, persalinan prematur, atau perlunya operasi caesar.
  3. Cacat lahir: Terdapat 1,5-3 persen risiko cacat lahir besar pada kehamilan normal. Risiko cacat lahir sedikit meningkat dengan pengobatan ICSI, meskipun hal ini jarang terjadi. Beberapa cacat lahir yang berhubungan dengan ICSI adalah sindrom Angelman, sindrom Beckwith-Wiedemann, kelainan kromosom seks, dan hipospadia. Selain itu, risiko anak laki-laki mengalami masalah kesuburan sedikit meningkat. Ada kemungkinan infertilitas transfer genetik.

Melihat kelebihan dan kekurangan di atas, pastikan pasutri berkonsultasi dengan dokter mengenai kelebihan dan kekurangan penggunaan teknologi suntik sperma. Keberhasilan prosedur sepenuhnya bergantung pada masing-masing pasien dan kondisi kesehatannya. 

Efek samping suntik sperma (intracytoplasmic sperm injection)

Suntik sperma memiliki kelebihan dan kekurangan. Dilansir dari UCSFHealth, saat seseorang memilih untuk sperma ICSI perlu memperhatikan kemungkinan sejumlah kecil sel telur-biasanya kurang dari 5 persen- dapat rusak akibat penyisipan jarum.

Pasutri juga dapat memiliki bayi dengan kelainan kromosom X atau Y sekitar 0,8 persen, atau delapan per 1.000. Yakni sekitar empat kali lipat rata-rata yang terlihat pada pembuahan spontan. 

Masalah berikut ini dapat dikaitkan dengan kelainan kromosom seks:

  1. Peningkatan risiko keguguran.
  2. Masalah jantung pada bayi yang terkena dampak yang mungkin memerlukan pembedahan.
  3. Peningkatan risiko perilaku atau ketidakmampuan belajar.
  4. Peningkatan risiko infertilitas pada anak saat dewasa.

Beberapa penelitian telah membahas masalah keterlambatan perkembangan pada anak yang lahir dari ICSI. Namun, belum ada bukti konklusif bahwa hal ini benar.

Adakah perbedaan kualitas embrio atau tingkat kehamilan antara embrio ICSI dan non-ICSI?

Secara keseluruhan kualitas embrio ICSI dengan non-ICSI tampaknya tidak ada perbedaan. Demikian pula, tidak ada perbedaan tingkat kehamilan antara embrio ICSI dan embrio non-ICSI. 

Banyak spesialis infertilitas yang meyakini bahwa ICSI dapat meningkatkan hasil embrio dari sejumlah sel telur yang diperoleh meskipun ini belum terbukti. 

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda