Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Hindari Drama, Cara Jitu Jalin Hubungan Baik dengan Mertua selama Hamil

Melly Febrida   |   HaiBunda

Minggu, 18 Aug 2024 19:15 WIB

Ibu mertua
Hindari Drama, Cara Jitu Jalin Hubungan Baik dengan Mertua selama Hamil/ Foto: Getty Images/Eva-Katalin
Daftar Isi
Jakarta -

Memiliki hubungan yang baik dengan mertua itu dambaan setiap menantu. Terutama selama kehamilan, karena Bunda membutuhkan dukungan emosional. Namun, terkadang hubungan bisa menjadi sulit karena perbedaan pendapat. Demi menghindari drama, cara ini dapat menjalin hubungan baik dengan mertua selama kehamilan, Bunda.

Setiap mertua itu berbeda, dan tidak semua Bunda harus menghadapi drama dengan mertua. 

"Jika kita merasa dekat, maka kita akan terus berusaha menjalin ikatan dengan mertua kita. Tapi, itu membutuhkan waktu dan emosi," kata peneliti sosial Terri Orbuch dikutip dari The Chicago Tribune.

Cara jalin hubungan baik dengan mertua selama hamil

Ketika Bunda memiliki hubungan yang luar biasa dan sehat dengan mertua, atau hubungan yang tegang dan sopan, pada beberapa momen canggung kemungkinan muncul selama kehamilan.

Apabila Bunda merasa mertua ikut campur mungkin merasa marah, ini dapat memengaruhi hubungan dengan suami.

Beberapa cara ini dapat Bunda lakukan agar terjalin hubungan yang baik selama kehamilan.

1. Buat rencana dan komunikasi terbuka dengan mertua 

Bunda dapat merencanakan dengan siapa Bunda nanti ingin ditemani saat persalinan. Saat di rumah, apakah Bunda ingin privasi dengan baik selama beberapa hari atau semua orang bisa langsung menjenguk. 

Ibu hamil dapat merencanakan skenario yang melibatkan anggota keluarga sebelum persalinan, kemudian membicarakannya di awal untuk mencegah masalah yang lebih besar.

“Khususnya pada masa kehamilan dengan banyak perubahan dan pemicu stres, akan sangat membantu untuk mengetahui di mana saja masalah yang mungkin menjadi topik hangat, seperti mertua dan pemberian hadiah, misalnya,” kata Julia “Jill” B. Garrett, PsyD, psikolog di Baptist Health, dilansir dari Romper. 

2. Bersikap proaktif

Apabila ada sesuatu perkataan atau perbuatan mertua yang mengganggu Bunda, jangan diambil hati. Cobalah bersikap proaktif dalam mengomunikasikannya sebelum itu terjadi lagi.

Berkomunikasilah dari waktu ke waktu jangan menunggu hingga muncul rasa kesal atau frustrasi. Karena menunggu hanya akan mengarah pada pembicaraan yang lebih emosional dan kurang produktif.

3. Menghargai sudut pandang mertua

Jessy Levin, PhD, MPH, psikolog di Northwell Health, mengatakan bahwa jika ada sesuatu yang terus menerus disampaikan mertua dan menyakitkan menurut Bunda, maka ada strategi tepat untuk menghentikannya.

“Awali percakapan ini dengan mengatakan, ‘Saya mengerti mengapa ini terjadi atau mengapa Ibu berpikir penting untuk melakukan ini, tetapi inilah pendirianku.’”

Namun saat mengobrol, lingkungannya harus tenang jika menginginkan hasil yang terbaik.  Luangkan waktu untuk duduk ketika keadaan tidak terlalu menegangkan dan bicarakan masalah-masalah yang sensitif ini dengan rasa hormat dan empati, sehingga Bunda dapat memahami sudut pandang mertua.

“Dengarkan tanpa merasa harus menanggapi. Ketika orang-orang didengarkan, sering kali hal itu dapat membantu dalam membuat rencana yang melibatkan kompromi,” katanya.

3. Mintalah bantuan suami

Ketika ibu hamil harus mengelola hubungan dengan mertua maka suami harus menjadi sekutu Bunda. 

“Berkomunikasilah dengan pasangan sebagai satu tim, dan ambil pendekatan tim,” kata Garrett. 

Bunda harus menganggap suami sebagai rekan satu tim dan bekerja untuk menentukan tujuan tim. Setiap orang memiliki dinamika yang berbeda dan tim dapat menentukan apa yang paling masuk akal.

4. Menetapkan batasan dengan mertua selama kehamilan itu penting

Levin menyarankan untuk melakukan hal-hal yang Bunda sukai selama kehamilan untuk mengurangi stres dan meningkatkan peluang keberhasilan. 

Ingatkan diri Bunda tentang siapa diri Bunda dan nilai-nilai yang Bunda pegang. Misalnya, jika Bunda senang berkumpul dengan teman-teman dan pergi makan siang dengan teman-teman perempuan, gunakan waktu itu untuk fokus pada hal lain selain tarik-ulur (atau drama penuh) dengan mertua.

“Berikan kesempatan untuk merenungkan apa yang Anda inginkan dan dambakan dalam skenario apa pun, lalu mampu mengomunikasikannya dengan tegas kepada orang lain," sambungnya.

Jika seseorang tidak mengikuti batasan yang Bunda buat, maka Bunda tetap harus memegang teguh dan menjelaskan bahwa Bunda mungkin harus menjauh untuk fokus pada diri sendiri, agar bisa hidup selaras dengan nilai-nilai yang dibuat.

Hindari stres saat hamil

Hubungan mertua dan menantu yang penuh drama dapat membuat ibu hamil stres. Ini dapat mempengaruhi kesehatan, kehamilan, serta bayi yang ada di dalam kandungan.

Terlalu banyak stres juga dapat menyebabkan kecemasan, hingga depresi, yakni sebuah kondisi kesehatan mental yang dapat memengaruhi kehamilan dan kesejahteraan ibu hamil.

Dikutip What to Expect, tingkat stres yang tinggi juga dapat memperburuk kondisi kronis yang  dimiliki serta membuat ibu hamil lebih rentan terhadap penyakit. Apabila stres terjadi dalam waktu lama, bahkan setelah melahirkan, ini mungkin dapat menyebabkan tekanan darah tinggi dan penyakit jantung.

Berdebat dengan mertua karena perbedaan pendapat atau salah paham dapat mempengaruhi ibu hamil. Dari pada stres, Bunda dapat menyikapinya dengan bijak agar tidak memengaruhi kehamilan.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda