
kehamilan
5 Cara Menghadapi Mertua saat Hamil, Tanpa Drama & Jadi Lebih Nyaman
HaiBunda
Jumat, 09 Jun 2023 22:05 WIB

Kehamilan tak hanya mengubah hidup Bunda, tapi juga keluarga besar, termasuk orang tua suami atau mertua. Tak heran bila terkadang kita memiliki pandangan yang berbeda dengan mereka, termasuk hal yang berkaitan dengan kehamilan.
Hal tersebut sebenarnya wajar. Bunda tak harus menciptakan drama untuk bisa membuat situasi menjadi lebih nyaman ketika berbeda pandangan. Kenapa?
Begitu bayi kita lahir, justru kemungkinan besar mertua lah yang menjadi sumber dukungan. Mereka bisa saja banyak menolong kita dalam mengasuh Si Kecil nantinya.
Tapi bagaimana pun setiap mertua berbeda dan enggak semua perbedaan ini bisa dihadapi tanpa menjadi drama. Mereka mungkin memiliki banyak pertanyaan dan pendapat untuk dibagikan, dan mungkin membuat Bunda kewalahan atau tidak setuju dengannya. Pada akhirnya, ini justru bisa memengaruhi hubungan Bunda dengan suami.
"Jika kita merasa dekat, maka kita akan terus berusaha menjalin ikatan dengan mertua kita. Tapi, itu membutuhkan waktu dan emosi," kata peneliti sosial Terri Orbuch dikutip dari The Chicago Tribune.
"Sebagai perempuan, jika ada masalah, kita menganalisis dan berusaha memperbaiki hubungan kita. Ketika kita melakukannya, kita menganggap apa yang dikatakan mertua kita sebagai campur tangan atau ikut campur. Lalu kita marah. Itu mempengaruhi hubungan dengan suami," sambungnya.
Cara Menghadapi Mertua Saat Hamil
Perbedaan pandangan dengan mertua terkait kehamilan bisa saja mengganggu pikiran. Apalagi bila berakhir menjadi drama berkepanjangan, Bunda.
Penting untuk kita tahu cara menghadapi perbedaan ini. Berikut 5 pendapat psikolog tentang cara menghadapi mertua saat hamil, tanpa drama dan jadi lebih nyaman:
1. Buat rencana dan komunikasikan dengan mertua
Penting untuk membuat rencana dan mengomunikasikan hal-hal yang penting pada mertua. Misalnya tentang kemungkinan lahir dengan prosedur operasi caesar. Selain itu, Bunda juga dapat memberi tahu mertua tentang beberapa hal terkait kebiasaan zaman dulu yang sudah tak 'berlaku' lagi di zaman modern karena dianggap berbahaya.
"Pada masa kehamilan, banyak perubahan dan pemicu stres yang terjadi, dan akan sangat membantu bila Anda mengetahui di mana letak masalah utama, seperti hubungan dengan mertua,” kata Jill Garrett, Psy.D., seorang psikolog di Baptist Health, dalam sebuah wawancara dengan Romper.
2. Jangan diambil hati
Jika sesuatu yang dikatakan atau dilakukan oleh mertua sudah mengganggu, maka bersikaplah proaktif dalam mengomunikasikan sebelum hal itu terjadi lagi.
"Lakukan komunikasi itu dari waktu ke waktu dan jangan menunggu kebencian atau frustrasi muncul," kata psikolog di Northwell Health, Jessy Levin, PhD, MPH.
"Bila ada satu komentar, mungkin tidak perlu ditanggapi. Tetapi bila ada sesuatu yang mengganggu, bicaralah meskipun tidak nyaman. Menunggu sampai benar-benar kewalahan atau frustrasi hanya akan membuat Anda menjadi lebih emosional, kurang produktif."
3. Hargai sudut pandang mertua
Levin memberikan strategi untuk menghentikan komentar mertua yang dirasa menyakitkan, namun dengan cara yang baik. Caranya adalah menghargai sudut pandang mertua, Bunda.
"Awali percakapan ini dengan mengatakan, 'Saya mengerti mengapa ini terjadi atau mengapa menurut Anda penting bagi kami untuk melakukan ini, tetapi di sini saya berdiri.'" ujar Levin.
4. Mintalah bantuan dari suami
Nah, dalam hal mengatur hubungan dengan mertua, pasangan seharusnya menjadi sekutu nomor satu Bunda. Bila dirasa sulit mengendalikan situasi, mintalah bantuan suami.
"Lakukan komunikasi antara partner sebagai satu tim, dan lakukan pendekatan tim. Anggap pasangan Anda sebagai rekan setim dan bekerjalah untuk menentukan tujuan tim. Setiap orang memiliki dinamika yang berbeda dan tim dapat menentukan apa yang paling masuk akal dilakukan," ujar Garrett.
Cobalah untuk duduk bersama guna menjembatani perbedaan pendapat antara kita dan mertua. Pastikan jangan sampai mertua merasa 'dikeroyok' oleh Bunda dan suami hanya karena berbeda pendapat ya.
5. Tetapkan batasan, fokus pada hal lain
Sebelum atau saat terjadi perbedaan pendapat, kita perlu menetapkan batasan dan fokus pada hal lain. Bunda dapat melakukan hal-hal yang disukai selama kehamilan untuk mengingatkan diri sendiri tentang siapa diri kita, dan nilai-nilai yang kita pegang. Misalnya, isi waktu dengan hal bermanfaat daripada menghabiskan waktu berdebat dengan mertua.
"Miliki kesempatan untuk membahas apa yang Anda inginkan dalam skenario apa pun. Kemudian, komunikasikan secara tegas kepada orang-orang," kata Garrett.
"Jika seseorang tidak mengikuti batasan yang kita buat, maka kita tetap harus memegang teguh dan menjelaskan bahwa kita mungkin harus menjauh untuk fokus pada diri sendiri, agar bisa hidup selaras dengan nilai-nilai yang kita buat," sambungnya.
![]() |
Jangan Sampai Stres Saat Hamil
Tidak semua stres ada di batas normal dan dikatakan sehat. Ada juga stres yang tidak terkendali, sehingga dapat memengaruhi kesehatan, kehamilan, serta bayi di dalam kandungan.
Misalnya, bila memiliki tingkat stres yang tinggi, Bunda mungkin mengalihkannya dengan makan yang tidak sehat. Terlalu banyak stres juga dapat menyebabkan kecemasan, hingga depresi, yakni sebuah kondisi kesehatan mental yang dapat memengaruhi kehamilan dan kesejahteraan ibu hamil.
Dikutip What to Expect, tingkat stres yang tinggi juga dapat memperburuk kondisi kronis yang dimiliki serta membuat ibu hamil lebih rentan terhadap penyakit. Bila stres terjadi dalam waktu lama, bahkan setelah melahirkan, ini mungkin dapat menyebabkan tekanan darah tinggi dan penyakit jantung.
Perdebatan dengan mertua bisa terjadi karena dipicu perbedaan pendapat. Alih-alih stres, Bunda bisa menyikapinya dengan bijak agar tidak memengaruhi kehamilan ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(aci/ank)ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
Mulai dari Bahagia hingga Terkejut, Semua Emosi Ibu Hamil Mampu Memengaruhi Janin

Kehamilan
Gejala Pengentalan Darah saat Hamil, Bagaimana Risikonya bila Tak Tertangani?

Kehamilan
23 Aktivitas dan Gerakan yang Perlu Dihindari Ibu Hamil, Termasuk Terlalu Lama di Dapur

Kehamilan
5 Perilaku Bumil yang Tanpa Disadari Bisa Berpengaruh pada Janin

Kehamilan
Bumil Gen Z Disebut Lebih Rentan Berisiko Terkena Hipertensi, Apa Penyebabnya?


5 Foto