Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

2 Kandungan pada Produk Sunscreen yang Bisa Bahayakan Kehamilan, Hindari ya Bumil

Melly Febrida   |   HaiBunda

Sabtu, 17 Aug 2024 15:45 WIB

Mirror reflection of woman with skincare cream, spa lotion or dermatology ointment for melasma or acne treatment. Bathroom facial routine, healthcare and face of girl apply cosmetics beauty product
2 Kandungan pada Produk Sunscreen yang Bisa Bahayakan Kehamilan, Hindari ya Bumil/Foto: Getty Images/iStockphoto/PeopleImages
Jakarta -

Ibu hamil perlu memilih sunscreen yang aman agar dapat melindungi kulit serta menjaga kesehatan janin. Ada dua kandungan pada produk sunscreen yang ibu hamil harus hindari karena dapat membahayakan janin.

Tabir surya atau sunscreen merupakan produk perawatan yang penting digunakan selama kehamilan. Selama kehamilan, kulit Bunda mungkin menjadi lebih sensitif terhadap sinar matahari. Namun, ibu hamil juga perlu memperhatikan kandungan di dalamnya. Pastikan sunscreen yang Bunda pilih aman untuk janin.

Bahaya fenol dan paraben pada sunscreen untuk ibu hamil

Menurut peneliti, fenol dan paraben digunakan sebagai penyaring UV dalam sunscreen dan untuk mencegah pertumbuhan jamur dan bakteri berbahaya dalam riasan dan kosmetik. Sekitar 80% produk perawatan pribadi menggunakan paraben. 

Dilansir dari Healthday, sebuah penelitian memperingatkan bahwa bahan kimia yang umum ditemukan dalam tabir surya, tata rias, dan produk perawatan pribadi lainnya dapat membahayakan kehamilan.

Peneliti melaporkan dalam jurnal Environmental Health Perspectives bahwa fenol dan paraben dalam produk-produk ini meningkatkan risiko tekanan darah tinggi pada ibu hamil hingga 57 persen, khususnya pada usia kehamilan 24 hingga 28 minggu,

"Kami menemukan bahan kimia dalam sabun, losion, tata rias, tabir surya, dan produk perawatan pribadi lainnya serta produk konsumen [yang] meningkatkan risiko hipertensi" di antara sekelompok studi perempuan hamil di Puerto Rico, kata peneliti utama studi Julia Varshavsky, yang juga merupakan asisten profesor ilmu kesehatan di Northeastern University di Boston

Peneliti menjelaskan hubungan fenol dan paraben dengan hipertensi selama kehamilan sangat meresahkan. Tekanan darah tinggi selama kehamilan mengurangi aliran darah ke plasenta, sehingga janin mungkin kekurangan oksigen dan nutrisi. Akibatnya, janin mungkin menderita pertumbuhan terbatas, berat badan lahir rendah, dan kelahiran prematur.

Hal ini juga berbahaya bagi ibu hamil, meningkatkan risiko komplikasi seperti preeklamsia dan stroke. Setelah kehamilan, baik ibu maupun anaknya juga memiliki kemungkinan lebih besar memiliki tekanan darah tinggi, diabetes, serta penyakit jantung.

"Mencermati bahan kimia dalam produk perawatan pribadi sangat penting bagi ibu hamil khususnya karena wanita pada umumnya menggunakan setidaknya 12 produk perawatan pribadi sehari," kata Varshavsky. 

Untuk penelitian ini, para peneliti melacak kesehatan lebih dari 1.000 perempuan hamil di Puerto Rico bagian utara. Tes urine menunjukkan kadar 12 fenol dan paraben untuk setiap ibu hamil, yang tekanan darahnya diuji di awal dan akhir kehamilan.

"Secara keseluruhan, kami menemukan bahwa paparan fenol dan paraben selama kehamilan dikaitkan dengan perbedaan tekanan darah ibu dan, lebih jauh, bahwa paparan bahan kimia ini, baik secara terpisah maupun bersama-sama, meningkatkan risiko hipertensi selama kehamilan, terutama di akhir kehamilan," para peneliti menyimpulkan dalam penelitian tersebut.

Risiko paparan fenol dan paraben pada ibu hamil

Ada beberapa alasan mengapa bahan kimia tersebut dapat meningkatkan tekanan darah pada ibu hamil.

Peneliti mencatat, fenol dan paraben diketahui dapat meningkatkan peradangan dan stres oksidatif pada manusia, yang telah dikaitkan dengan tekanan darah tinggi.

Zat kimia tersebut juga diketahui mengganggu hormon pada manusia, dan hormon ini juga berperan dalam mengatur tekanan darah.

Varshavsky menyarankan agar ibu hamil atau bahkan saat tidak hamil untuk mempertimbangkan mengurangi penggunaan produk tertentu.

"Pendekatan yang saya ambil dalam kehidupan pribadi saya adalah mencoba mengurangi paparan jika memungkinkan, jadi ... saat saya hamil, saya memang mencoba membatasi jumlah produk yang saya gunakan lebih dari yang seharusnya," katanya. "Saya pasti akan menyarankan untuk mencoba fokus pada produk bebas pewangi dan produk yang telah diidentifikasi atau diberi label bebas paraben, misalnya, yang merupakan sesuatu yang sedang terjadi."

Varshavsky juga mencatat hal baik tentang fenol dan paraben adalah bahwa zat kimia ini memiliki waktu paruh biologis yang pendek, yang berarti manusia memetabolismenya dengan relatif cepat.

"Jadi, jika kita mengurangi paparan, kadarnya dalam tubuh kita akan turun cukup cepat," ujarnya.

Peneliti senior studi Stephanie Eick juga setuju. Ia adalah asisten profesor di Sekolah Kesehatan Masyarakat Rollins Universitas Emory di Atlanta.

"Temuan kami menunjukkan bahwa FDA dan EPA perlu melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam melindungi kesehatan masyarakat dari paparan bahan kimia berbahaya selama kehamilan," katanya dalam rilis berita Northeastern.

Menurutnya, ilmuwan, advokat, dan regulator perlu bekerja sama untuk meningkatkan pelabelan produk dan tanggung jawab industri untuk memastikan keamanan bahan kimia sebelum dipasarkan.

"Kita juga membutuhkan inovasi industri untuk mengidentifikasi alternatif yang lebih aman dan solusi hulu untuk masalah ini," kata Eick menambahkan.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda