HaiBunda

KEHAMILAN

Adenomiosis, Kenali Gejala, Penyebab dan Cara Mengobatinya agar Bisa Hamil

Melly Febrida   |   HaiBunda

Jumat, 23 Aug 2024 14:30 WIB
Adenomiosis, Kenali Gejala, Penyebab dan Cara Mengobatinya agar Bisa Hamil/Foto: Getty Images/iStockphoto/Kalinovskiy
Jakarta -

Adenomiosis adalah ketika sel lapisan rahim tumbuh ke dalam dinding otot rahim.  Bunda yang mengalaminya bisa merasakan nyeri haid yang parah serta menstruasi yang berat. Pada beberapa kasus, kondisi ini dapat memengaruhi kesuburan. Apa perempuan dengan adenomiosis bisa hamil? Yuk, kenali penyebab dan cara mengobatinya agar bisa hamil.

Adenomiosis memang sering dijumpai pada perempuan usia paruh baya dan yang pernah melahirkan. Tapi, kondisi ini juga bisa terjadi pada perempuan yang lebih muda.

Apa itu adenomiosis?

Dr. Amanda N. Kallen, Ahli Endokrinologi Reproduksi Bersertifikat menjelaskan bahwa adenomiosis mirip dengan endometriosis, dan dapat menyebabkan gejala yang sama. Adenomiosis merupakan kondisi ginekologis dengan sel-sel yang biasanya melapisi bagian dalam rahim tumbuh ke dalam otot rahim.


Adenomiosis menyebabkan gejala yang sama seperti endometriosis, seperti nyeri dan pendarahan hebat saat menstruasi. Namun dapat juga tanpa ada gejala. 

Meski adenomiosis dan endometriosis sangat mirip, tetapi ada perbedaan. Pada adenomiosis, sel-sel yang melapisi rahim tumbuh ke dalam otot rahim. Pada endometriosis, sel-sel ini tumbuh di luar rahim, terkadang di ovarium dan tuba fallopi.

Menurut analisis kualitatif dari 16 penelitian, sebagian besar perempuan menerima diagnosis adenomiosis dalam usia 32–38 tahun.

"Gejala adenomiosis bervariasi sepanjang siklus menstruasi karena naik turunnya kadar estrogen, yang memengaruhi peluruhan lapisan rahim," kata Kallen dilansir Medical News Today.

Gejala biasanya hilang atau membaik setelah menopause, ketika kadar estrogen seseorang menurun secara alami.

Penyebab adenomiosis

Penyebab adenomiosis hingga kini belum diketahui secara pasti. Tapi, para ahli medis mengajukan beberapa teori yang menyebabkan adenomiosis:

  1. Hormon: Hormon estrogen dianggap berperan dalam berkembangnya adenomiosis. Karena saat menopuase kondisi sering membaik ketika kadar estrogen menurun.
  2. Perkembangan janin: Adenomiosis mungkin ada pada seseorang sebelum lahir ketika rahim pertama kali terbentuk pada janin. 
  3. Inflamasi: Peradangan pada rahim kronis dapat menyebabkan sel-sel endometrium menyusup ke dalam dinding otot rahim.
  4. Trauma pada rahim: Operasi pada rahim sebelumnya seperti operasi caesar atau kuret diduga dapat memicu adenomiosis.

Faktor risiko adenomiosis

Dilansir laman Cleveland Clinic, adenomiosis paling sering terjadi pada perempuan dan orang  AFAB (female at birth). Namun, penyedia layanan kesehatan mendiagnosis adenomiosis lebih sering pada orang berusia 30-an yang mengalami pendarahan vagina abnormal atau nyeri haid.

Berikut beberapa faktor risiko adenomiosis:

  1. Berusia antara 40 dan 50 tahun.
  2. Pernah melahirkan setidaknya satu kali.
  3. Pernah menjalani operasi rahim sebelumnya seperti pengangkatan fibroid rahim atau dilatasi dan kuretase (D&C).
  4. Mengidap endometriosis.

Tanda-tanda gejala adenomiosis pada wanita

Gejala adenomiosis sangat bervariasi di antara orang-orang. Sekitar sepertiga perempuan tidak mengalami gejala apa pun, sementara yang lain, gejalanya dapat mengganggu kehidupan sehari-hari.

Gejala adenomiosis yang mungkin terjadi meliputi:

  1. Perdarahan menstruasi yang berat
  2. Periode yang sangat menyakitkan
  3. Nyeri saat berhubungan seks
  4. Perdarahan di antara periode menstruasi
  5. Kram rahim yang memburuk
  6. Rahim yang membesar dan nyeri
  7. Nyeri umum di area panggul
  8. Perasaan bahwa ada tekanan pada kandung kemih dan rektum
  9. Nyeri saat buang air besar

Cara mencegah terkena adenomiosis

Penyebab adenomiosis belum diketahui dengan pasti. Karena itu penyedia layanan kesehatan belum mengetahui apapun yang dapat dilakukan untuk mencegahnya. 

Namun, Bunda dapat melakukan beberapa langkah untuk menurunkan risikonya:

  1. Mengelola kadar hormon: Bunda dapat mengurangi risiko dengan menggunakan kontrasepsi hormonal yang dapat mengatur kadar estrogen.
  2. Menghindari trauma pada rahim: Risiko adenomiosis dapat dikurang dengan meminimalkan operasi yang tidak perlu pada rahim.

Cara mengobati adenomiosis agar bisa hamil

Jika Bunda merasakan nyeri di rahimnya selama pemeriksaan panggul, rahim terasa sedikit membesar, dokter kemungkinan mencurigai adenomiosis. Salah satu tes untuk mengetahuinya dengan USG adenomiosis yang memungkinkan dokter untuk memeriksa kantong jaringan lapisan rahim di otot rahim.

Namun, tes pun belum tentu memberikan diagnosis pasti. Adenomiosis hanya mungkin didiagnosis secara pasti setelah seseorang menjalani histerektomi dan dokter spesialis yang disebut ahli patologi memeriksa rahim di bawah mikroskop. Tanpa pengobatan, adenomiosis mungkin tetap sama atau memburuk.

Pengobatan tidak diperlukan jika seseorang tidak memiliki gejala, tidak sedang berusaha untuk hamil, atau mendekati masa menopause, yang merupakan saat kebanyakan orang merasa terbebas dari gejala mereka.

Namun, ada banyak pilihan pengobatan yang tersedia:

  1. Obat antiradang: Obat-obatan, seperti ibuprofen, dapat mengurangi rasa sakit dan ketidaknyamanan.
  2. Obat-obatan: Pil kontrasepsi oral, alat kontrasepsi dalam rahim progestin, atau suntikan (Depo-Provera) dapat membantu meredakan gejala. Selain itu, dokter dapat meresepkan agonis atau antagonis hormon pelepas gonadotropin, tetapi biasanya hanya dalam jangka pendek, karena dapat menyebabkan menopause palsu atau sementara. Dalam kasus yang jarang terjadi, profesional perawatan kesehatan dapat meresepkannya untuk jangka panjang jika seseorang tidak merespons pengobatan lain.
  3. Embolisasi arteri uterus: Ini melibatkan penempatan tabung di arteri utama di selangkangan dan menyuntikkan partikel kecil ke area yang terkena. Ini menghentikan suplai darah mencapai area tersebut, mengecilkan adenomiosis dan mengurangi gejala. 
  4. Histerektomi: Satu-satunya pengobatan definitif dengan operasi adenomiosis, yakni pengangkatan rahim secara menyeluruh. Ini mungkin merupakan pilihan yang tidak cocok bagi perempuan yang masih ingin hamil, kecuali semua terapi telah gagal dan ingin memprioritaskan penghilang rasa sakit daripada kehamilan.

Pantangan makanan adenomiosis

Adenomiosis umumnya terjadi pada perempuan berusia antara 35 dan 55 tahun. Penyakit ini terjadi ketika sel-sel endometrium tumbuh di dalam dinding jaringan bagian dalam rahim. Dinding otot rahim menebal atau membesar. 

Perempuan yang menderita adenomiosis dapat mengalami kesulitan untuk hamil atau mempertahankan kehamilannya. Jika pasien menjalani diet yang tepat, maka hal ini akan membantunya pulih dengan cepat.

Penderita adenomiosis sebaiknya menghindari makanan dan minuman ini:

  1. Jangan mengonsumsi alkohol, kopi, dan rokok. Hal ini akan memengaruhi kontraksi pembuluh darah yang mengakibatkan periode menstruasi yang tidak normal.
  2. Pasien harus menghindari makanan yang terlalu manis atau asin dan mengurangi makanan dingin.
  3. Jangan mengonsumsi makanan asam seperti cuka beras, acar, ceri, jujube, mangga, aprikot, plum, dan lemon.
  4. Jangan mengonsumsi makanan pedas seperti cabai, merica, bawang putih, dan bawang merah. Jenis makanan tersebut akan memperparah kongesti dan peradangan panggul.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Simak video di bawah ini, Bun:

5 Alasan Ibu Hamil Tidak Boleh Kelelahan di Trimester 1

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Bikin Haru! Momen Akur Paula Verhoeven & Baim Wong Hadiri Acara Sekolah Anak

Parenting Amira Salsabila

Ini Kalimat yang Harus Didengar Anak Laki-laki SMP Menurut Pakar

Parenting Nadhifa Fitrina

9 Camilan yang Bikin Kolesterol Tinggi di Usia 20-an Tahun

Mom's Life Amira Salsabila

Doa saat Menghadapi Kesulitan dan Kegelisahan, Bikin Hati Lebih Tenang

Mom's Life Amira Salsabila

Tanda Kanker Serviks Sudah Menyebar ke Organ Lain? Simak Faktanya

Kehamilan Dwi Indah Nurcahyani

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Bikin Haru! Momen Akur Paula Verhoeven & Baim Wong Hadiri Acara Sekolah Anak

9 Camilan yang Bikin Kolesterol Tinggi di Usia 20-an Tahun

Ini Kalimat yang Harus Didengar Anak Laki-laki SMP Menurut Pakar

Doa saat Menghadapi Kesulitan dan Kegelisahan, Bikin Hati Lebih Tenang

Tanda Kanker Serviks Sudah Menyebar ke Organ Lain? Simak Faktanya

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK