HaiBunda

KEHAMILAN

10 Jenis Tes Darah Kehamilan dan Manfaatnya untuk Kesehatan Bumil Beserta Janinnya

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Rabu, 04 Sep 2024 07:52 WIB
Ilustrasi Tes Darah saat Hamil/ Foto: iStockphoto/Getty Images/Antonio_Diaz
Jakarta -

Tes darah merupakan salah satu jenis pemeriksaan medis yang penting dilakukan selama hamil. Tes ini umumnya dapat dijalani sejak trimester pertama.

Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), tes darah bisa dilakukan untuk mengetahui jumlah sel darah merah dan putih di dalam tubuh. Selain itu, tes ini juga untuk mengetahui golongan darah dan rhesus, Bunda.

"Selama trimester pertama kehamilan, Anda akan menjalani tes darah untuk mengetahui golongan darah, seperti tipe A atau tipe B. Selain itu, tes ini akan menguji rhesus," tulis ACOG, dikutip dari laman resminya.


Selain mengetahui rhesus, tes darah juga dapat mendeteksi adanya penyakit atau kelainan pada janin. Hasil tes bahkan dijadikan acuan untuk pengambilan keputusan terkait pengobatan selama kehamilan.

Sebelum melakukan tes darah kehamilan, ada baiknya Bunda konsultasi dulu ke dokter ya. Pastikan untuk mengetahui manfaat setiap tes darah ini.

Jenis tes darah kehamilan

Melansir dari berbagai sumber, berikut telah HaiBunda rangkum 10 jenis tes darah kehamilan dan manfaatnya untuk kesehatan ibu hamil atau bumil beserta janin:

1. Tes gula darah

Tes darah ini digunakan untuk mengukur kadar gula dalam darah selama hamil. Tes biasanya dilakukan sebanyak dua kali, yakni untuk memeriksa apakah Bunda mengidap diabetes atau rentan terkena diabetes. Tes selanjutnya dilakukan untuk mengetahui apakah Bunda mengalami diabetes saat hamil.

Kadar gula darah yang tidak normal dapat mengindikasikan diabetes gestasional. Diabetes selama kehamilan dapat memperberat kondisi kesehatan Bunda dan memengaruhi pertumbuhan janin.

Menurut ACOG, diabetes gestasional bisa menyebabkan janin tumbuh besar sehingga menyulitkan proses persalinan dan meningkatkan risiko perdarahan hebat setelah melahirkan. Bayi yang lahir dari ibu dengan riwayat ini juga dapat mengalami masalah pernapasan dan penyakit kuning.

2. Tes kadar hemoglobin (Hb)

Hemoglobin (Hb) merupakan protein yang terkandung dalam sel darah merah yang berfungsi untuk menyalurkan oksigen ke jaringan. Tes Hb sering digunakan untuk memeriksa anemia, suatu kondisi di mana tubuh Bunda memiliki lebih sedikit jumlah sel darah merah.

Menurut studi di Iranian Journal of Nursing and Midwifery Research tahun 2012, kadar Hb pada trimester pertama dan kedua dapat memprediksi preeklamsia dan air ketuban pecah dini.

Tes kadar Hb dapat dilakukan dua kali, yakni di trimester pertama dan ketiga, atau sesuai dengan rekomendasi dokter. Berdasarkan Badan Kesehatan Dunia (WHO), kadar Hb dikatakan rendah atau anemia pada kehamilan bila nilainya di bawah 11 g/dL.

3. Tes golongan darah

Tes golongan darah dan rhesus juga sangat penting dilakukan selama hamil, Bunda. Tes golongan darah dilakukan untuk mengetahui keberadaan antibodi, yakni bagian dari sistem kekebalan tubuh. Beberapa antibodi dapat berbahaya bagi janin selama kehamilan.

Golongan darah terdiri dari A, B, O, dan AB. Tes golongan darah ini juga berguna untuk berjaga-jaga bila Bunda perlu mendapatkan donor darah karena perdarahan hebat selama kehamilan atau persalinan.

4. Tes rhesus

Saat mengetahui golongan darah, Bunda juga akan mengetahui faktor rhesus, yang diklasifikasikan sebagai Rh positif atau Rh negatif. ACOG menjelaskan bahwa faktor rhesus merupakan protein yang dapat ditemukan di permukaan sel darah merah.

Salah satu kondisi yang perlu diwaspadai adalah inkompatibilitas rhesus, yakni kondisi di mana rhesus ibu hamil negatif, tetapi rhesus janinnya positif

"Jika ibu hamil memiliki Rh negatif dan Rh janin positif, tubuh ibu hamil dapat membuat antibodi terhadap faktor Rh. Antibodi ini dapat merusak sel darah merah janin," tulis ACOG dalam laman resminya.

"Hal ini biasanya tidak menimbulkan masalah pada kehamilan pertama, saat tubuh hanya membuat sedikit antibodi. Namun, kondisi tersebut dapat menimbulkan masalah serius pada kehamilan berikutnya, termasuk menyebabkan stillbirth."

Ilustrasi Tes Darah/ Foto: iStockphoto/Getty Images/Antonio_Diaz

5. Tes kadar hematokrit

Hematokrit merupakan kadar sel darah merah dalam darah yang penting karena membawa oksigen ke seluruh tubuh. Tes ini biasanya terdapat di pemeriksaan darah lengkap, Bunda.

Menurut ulasan di laman My Active Health, nilai hematokrit yang tinggi dapat menjadi tanda preeklamsia. Nilai hematokrit normal untuk perempuan yang tidak hamil adalah antara 36 hingga 44 persen. Selama kehamilan, nilai hematokrit biasanya menurun, di mana cairan dalam darah (plasma) meningkat sehingga membuat sel darah merah kurang terkonsentrasi.

Namun preeklamsia sering kali menyebabkan jaringan tubuh menyerap plasma darah. Darah menjadi lebih terkonsentrasi, sehingga menghasilkan nilai hematokrit yang tinggi secara tidak normal.

6. Tes infeksi dan penyakit menular

Tes darah saat hamil juga secara spesifik dapat mendeteksi adanya penyakit menular yang diidap oleh Bunda. Beberapa di antaranya adalah Rubella, Hepatitis B, HIV, dan sifilis. Berikut penjelasan lengkapnya:

  • Tes darah Rubella dilakukan untuk mendeteksi antibodi yang dibuat oleh sistem imun untuk membunuh virus Rubella. Rubella selama kehamilan dapat menyebabkan kerusakan otak hingga keguguran.
  • Tes Hepatitis B untuk mendeteksi antigen tertentu yang dibuat oleh virus di dalam darah. Virus hepatitis B dapat menyebabkan infeksi serius yang merusak organ hati.
  • Tes darah HIV umumnya dilakukan bersama dengan tes darah antenatal lainnya. Tes ini menjadi penting dilakukan karena HIV dapat melewati plasenta dan menginfeksi janin.
  • Tes darah sifilis dilakukan untuk mendeteksi antibodi terhadap bakteri sifilis. Bakteri ini juga dapat menular ke janin selama kehamilan.

7. Tes thalassemia

Menurut NHS Inggris, tes darah thalassemia dapat dilakukan sebelum usia kehamilan 10 minggu. Tes dilakukan untuk mengetahui apakah bayi akan terpengaruh bila Bunda merupakan pembawa thalassemia (carrier).

Menjalani tes darah ini di awal kehamilan dapat membantu Bunda dan Ayah dalam membuat keputusan tepat terkait risiko yang mungkin dialami selama kehamilan, termasuk kemungkinan anak mewarisi thalassemia.

Tes saat program hamil atau sebelum menikah lebih direkomendasikan lagi, Bunda. Bila diketahui ada riwayat carrier, maka pemeriksaan lanjutan dapat dilakukan selama kehamilan, yakni untuk mendiagnosis thalassemia pada janin dengan pengambilan sampel vilus korionik dan amniosentesis.

8. Tes protein plasma A

Tes darah ini dapat dilakukan di trimester pertama, Bunda. Tes dilakukan untuk mengukur zat protein plasma A dalam darah.

Melansir dari laman Johns Hopkins Medicine, protein plasma A diproduksi oleh plasenta pada awal kehamilan. Kadar abnormal dari hasil tes darah ini dikaitkan dengan peningkatan risiko kelainan kromosom.

9. Tes darah untuk mengetahui hCG

Human chorionic gonadotropin (hCG) merupakan hormon yang diproduksi oleh plasenta di awal kehamilan. Kadarnya akan meningkat dengan cepat selama beberapa minggu pertama kehamilan.

Pemeriksaan darah untuk mengetahui hCG dapat dilakukan di trimester pertama, Bunda. Ada dua jenis tes hCG, yakni kualitatif untuk mengetahui adanya kehamilan dan kuantitatif untuk mengetahui usia kehamilan.

Dilansir laman Mount Sinai, tes darah kuantitatif juga dapat membantu dalam diagnosis kehamilan abnormal, seperti kehamilan ektopik, kehamilan molar dan kemungkinan keguguran. Pengukuran ini juga dapat digunakan sebagai bagian dari tes skrining sindrom Down.

10. Skrining AFP

Tes darah ini mengukur kadar AFP dalam darah Bunda selama kehamilan. AFP merupakan protein yang biasanya diproduksi oleh hati janin, yang ditemukan di cairan ketuban. Protein ini melewati plasenta dan memasuki darah Bunda.

Kadar AFP yang tidak normal dapat mengindikasikan adanya kelainan pada dinding perut janin, kelainan kromosom seperti sindrom Down, kelainan tabung saraf seperti spina bifida, atau kehamilan kembar.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/ank)

Simak video di bawah ini, Bun:

Cegah Anemia saat Hamil, Konsumsi 5 Makanan Penambah Darah Ini, Bun

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Mengenal Penyakit Kanker, Penyebab Mpok Alpa Meninggal Dunia

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Harapan Almarhumah Mpok Alpa untuk Masa Depan Anak Kembarnya Semasa Hidup

Mom's Life Amira Salsabila

Mpok Alpa Meninggal Dunia, Banjir Ucapan Duka Cita dari Rekan Artis

Mom's Life Annisa Karnesyia

Ternyata Sushi Bukan Asli Jepang, Ini Negara Asalnya

Mom's Life ZAHARA ARRAHMA

Mpok Alpa Meninggal Dunia, Tinggalkan 4 Anak Termasuk Sepasang Kembar

Mom's Life Annisa Karnesyia

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Mpok Alpa Meninggal Dunia, Banjir Ucapan Duka Cita dari Rekan Artis

Kebiasaan Ngopi & Jajan Kantin Bikin Gaji Pegawai di Jakarta Hanya Numpang Lewat

Cerita Aulia DA Terkejut dan Bingung saat Didiagnosis Hamil Tapi di Luar Rahim

Ternyata Sushi Bukan Asli Jepang, Ini Negara Asalnya

17 Contoh Teks Pidato 17 Agustus Singkat Tingkat SD, Mudah Dipahami Murid Sekolah

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK