
kehamilan
Benarkah Jarang Berhubungan Intim selama Hamil Sebabkan Sulit Melahirkan Pervaginam?
HaiBunda
Kamis, 05 Sep 2024 22:20 WIB

Banyak informasi maupun mitos mengenai kesehatan ibu hamil yang beredar yang mengkhawatirkan ibu hamil. Salah satunya mengenai keterkaitan antara frekuensi bercinta dengan metode persalinan. Benarkah jarang berhubungan intim selama kehamilan bisa menyebabkan sulit melahirkan pervaginam?
Topik hubungan intim selama kehamilan begitu sensitif dan dapat menimbulkan ketakutan. Misalnya saja berhubungan intim dapat melukai janin atau jarang berhubungan intim jadi susah melahirkan secara normal. Faktanya, belum banyak bukti ilmiah yang mendukung keterkaitan frekuensi hubungan intim dengan kemampuan melahirkan normal.
Hubungan intim selama kehamilan
Dr. Janet Brito, terapis seks Latin bersertifikat menjelaskan bahwa berhubungan intim selama kehamilan aman dilakukan, kecuali jika dokter atau bidan menyarankan sebaliknya.
"Dorongan seks dapat meningkat pada tahap kehamilan tertentu, dan seks dapat memberikan beberapa manfaat," kata Brito dilansir Medical News Today.
Bahkan, berhubungan intim selama kehamilan dapat dilakukan di tiap trimester kehamilan. American Congress of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) mengatakan bahwa seks saat hamil tidak akan memengaruhi janin dalam kandungan. Tapi, tidak semua kondisi ibu hamil diperbolehkan melakukan hubungan intim.
"Sebagian besar aktivitas seksual aman bagi perempuan yang memiliki kehamilan sehat. Kantung ketuban dan otot rahim yang kuat akan melindungi janin. Tapi, jika memiliki komplikasi kehamilan atau pertanyaan terkait aktivitas seksual yang aman, bicarakan dengan dokter kandungan," tulis ACOG dalam laman resminya.
Manfaat seks selama kehamilan
Seks selama kehamilan dapat memberikan manfaat untuk ibu hamil dan pasangannya. Manfaat yang dapat diperoleh antara lain:
- Orgasme yang lebih baik. Peningkatan aliran darah ke alat kelamin membuat orgasme yang lebih kuat pada hamil.
- Menjaga kebugaran. Seks dapat membakar kalori dan membantu pasangan suami istri menjaga kebugaran.
- Ikatan antara pasangan. Aktivitas seksual selama kehamilan dapat membuat sejumlah pasangan merasa lebih dekat.
- Peningkatan sistem kekebalan tubuh. Sebuah studi tahun 2004 menemukan bahwa seks meningkatkan IgA yang merupakan antibodi yang membantu mencegah masuk angin dan infeksi lainnya.
- Perasaan bahagia meningkat. Orgasme melepaskan endorfin yang dapat membantu ibu dan bayi merasa bahagia dan rileks.
Dampak tidak berhubungan saat hamil
Beberapa Bunda mungkin merasa takut untuk berhubungan intim ketika hamil. Namun, mitos yang beredar jika jarang berhubungan intim selama kehamilan dapat membuat sulit melahirkan pervaginam.Â
Pada trimester pertama, wajar jika ibu hamil mengalami perubahan libido atau gairah seksual. Hormon progesteron dan estrogen yang melonjak secara tiba-tiba di trimester pertama dapat menimbulkan efek yang kontradiktif, artinya bisa membuat libido menurun.
"Stimulasi sensorik yang berlebihan mungkin membuat ibu hamil merasa gelisah dan tidak bersemangat. Mual di pagi hari dan kelelahan juga sering terjadi, dan keduanya tidak akan meningkatkan hasrat seksual," kata pendidik persalinan dan doula bersertifikat, Robin Elise Weiss, PhD, MPH, dikutip dari Very Well Family.
Jika ibu hamil memutuskan tidak berhubungan saat hamil sebenarnya tidak ada dampak yang serius. Namun, menurut Weiss, seorang perempuan mungkin akan mengalami perasaan bersalah ketika mendapati hasrat seksualnya menurun di awal kehamilan.
"Ibu hamil mungkin tiba-tiba merasakan tekanan untuk berhubungan intim sebelum tubuh berubah lebih jauh lagi, dan ini dapat memicu perasaan ragu-ragu, serta membuatnya merasa seolah-olah telah mengecewakan pasangannya," ujar Weiss.
Bagaimana keterkaitan hubuntan intim dengan persalinan pervaginam? Proses persalinan pervaginam dipengaruhi banyak faktor, antara lain kondisi kesehatan ibu dan janin, posisi bayi dalam kandungan, serta faktor-faktor lain seperti usia kehamilan dan riwayat medis ibu. Hubungan intim pada dasarnya tidak termasuk faktor yang menentukan keberhasilan persalinan pervaginam.
Selain itu, belum ada bukti ilmiah tentang jarang berhubungan intim selama hamil dapat menyebabkan sulitnya melahirkan pervaginam.
Kapan ibu hamil harus menghindari berhubungan intim?
Bidan atau dokter dapat menyarankan wanita untuk menghindari hubungan seksual selama kehamilan jika mengalami hal berikut:
- Masalah serviks yang dapat meningkatkan kemungkinan keguguran atau persalinan dini kehamilan bayi kembar.
- Plasenta previa, yaitu plasenta yang menutupi sebagian atau seluruh pintu masuk serviks.
- Inkompetensi serviks, yaitu serviks terbuka sebelum waktunya.
- Riwayat persalinan prematur.
- Kehilangan banyak darah atau pendarahan vagina yang tidak dapat dijelaskan.
- Kebocoran cairan ketuban.
- Ketuban pecah, yang dapat meningkatkan risiko infeksi.
Ibu hamil juga sangat penting untuk melindungi dirinya dan bayinya dari infeksi menular seksual (IMS). Ini berarti menggunakan kontrasepsi penghalang, seperti kondom selama semua aktivitas seksual.
Jika ibu hamil berisiko tinggi atau memiliki pertanyaan khusus terkait hubungan intim selama kehamilan, selalu konsultasikan dengan dokter atau bidan untuk mendapatkan saran yang tepat sesuai kondisi Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
7 Cara Mempercepat Persalinan Pervaginam, Stimulasi Payudara hingga Lakukan Akupresur

Kehamilan
Kapan Efek Induksi Alami dengan Hubungan Intim akan Segera Muncul?

Kehamilan
Berapa Lama Bunda Harus Rawat Inap di RS setelah Melahirkan secara Pervaginam?

Kehamilan
Triarona Eks JKT 48 Bahagia Wujudkan Impian Melahirkan Alami, Tanpa Induksi & Epidural

Kehamilan
7 Persiapan Melahirkan Normal Supaya Berjalan Lancar, Bunda Perlu Tahu


5 Foto
Kehamilan
2 Kali Keguguran, Intip 5 Potret Kebahagiaan Ashilla Zee Eks Blink Melahirkan Anak Pertama
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda