HaiBunda

KEHAMILAN

Stres Ibu Hamil Bisa Menjadi Stimulus Anak Cerdas, Ini Rahasianya Menurut Dokter

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Sabtu, 07 Sep 2024 18:00 WIB
Ilustrasi Ibu Hamil/ Foto: Getty Images/iStockphoto
Jakarta -

Stres saat hamil sering kali dikaitkan dengan dampak buruk pada perkembangan janin. Padahal, stres yang dikelola dengan baik nyatanya bisa membuat anak cerdas, Bunda.

Menurut Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi di RS Pondok Indah-Bintaro Jaya, dr. Rudi Simanjuntak, Sp.OG, ada dua jenis stres yang dapat memengaruhi perkembangan otak janin, yakni stres terkontrol dan stres tidak terkontrol atau berlebih.

Sebuah penelitian menyatakan bahwa ibu hamil yang berada dalam kondisi 'stres terkontrol' dapat memberikan dampak positif pada perkembangan otak janinnya. Stres terkontrol terjadi ketika otak digunakan untuk bekerja secara positif.


"Stres terkontrol itu contohnya kondisi ibu hamil yang melanjutkan sekolah, ambil thesis atau skripsi, itu anaknya bisa pintar lho," kata Rudi kepada HaiBunda, belum lama ini.

"Artinya, stres terkontrol ini mengakibatkan sel-sel menjadi terkontrol, sehingga memengaruhi proses perkembangan otak janin menjadi positif, jadi seperti distimulasi," sambungnya.

Ada stres terkontrol, ada pula stres yang tidak terkontrol atau berlebihan. Pada stres tidak terkontrol, perkembangan otak janin justru dapat terganggu. Sebab, pemicu stres ini berasal dari hal-hal negatif yang bahkan dapat membuat ibu menjadi depresi, Bunda.

"Kalau stres berlebihan itu contohnya bertengkar terus dengan suami atau kehamilan tidak diinginkan, sampai mengalami depresi hebat yang akhirnya pasti memengaruhi proses perkembangan otak janin," ujar Rudi.

Penelitian tentang kaitan stres ibu hamil dan anak cerdas

Telah banyak penelitian mengungkap kaitan stres saat hamil dan perkembangan otak janin, termasuk kecerdasannya setelah lahir. Salah satunya penelitian yang diterbitkan di jurnal Society for Research in Child Development tahun 2006.

Studi ini mempelajari ibu hamil yang sehat secara mental, berpendidikan tinggi, dan memiliki kehamilan berisiko rendah. Di pertengahan masa kehamilan, peneliti mengukur tingkat tekanan psikologis ibu hamil (stres, kecemasan, dan depresi). Setelah bayi lahir, peneliti lalu menguji perkembangannya saat bayi berusia 6 minggu dan 2 tahun.

Peneliti menemukan bahwa bayi yang dilahirkan dari ibu yang mengalami tekanan psikologis ringan hingga sedang memiliki perkembangan fisik dan mental yang lebih maju. Sementara itu, pada penelitian lain menunjukkan bahwa stres yang dialami ibu hamil, bisa membuat otak anak menjadi lebih cepat matang, dan memiliki konektivitas antar neuron yang lebih cepat.

Tekanan psikologis atau stres yang berdampak positif ini tentunya berasal dari sumber yang positif ya. Tingkat stres berlebihan yang bersumber dari hal negatif, tetap perlu diwaspadai karena dapat berdampak buruk pada janin.

Studi yang diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences tahun 2020 menunjukkan bahwa stres yang dialami ibu selama hamil bisa berdampak pada regulasi stres yang buruk di anaknya hingga 45 tahun kemudian. Studi sebelumnya dari peneliti yang sama juga menemukan bahwa stres prenatal dapat memengaruhi risiko depresi, psikosis (gangguan mental), dan penyakit jantung pada anak di kemudian hari.

Namun para ahli memperingatkan bahwa tidak semua stres saat hamil menyebabkan perubahan otak, dan tidak semua ibu hamil merespons stres dengan cara yang sama. Paling penting bukan hanya penyebab stresnya, tetapi bagaimana seorang Bunda menanganinya.

Menurut penulis studi yang juga profesor psikiatri dan kedokteran di Harvard Medical School, Jill Goldstein, hormon kortisol memainkan peran penting dalam tubuh dan perkembangan janin. Namun, ketika seorang perempuan terpapar stres yang intens atau berkepanjangan selama kehamilan, kadar kortisol yang berlebihan dapat mengganggu perkembangan otak anak yang belum lahir.

"Perubahan dalam sirkuit otak janin ini dapat menyebabkan hipersensitivitas terhadap stres di kemudian hari, serta masalah sistem kekebalan tubuh yang dapat menjadi dasar bagi kerentanan di masa mendatang terhadap penyakit," kata Goldstein, dilansir laman American Heart Association (AHA).

ilustrasi Ibu Hamil Stres Berlebih/ Foto: Getty Images/iStockphoto/PonyWang

Stres berlebih saat hamil dapat memengaruhi temperamen anak

Stres berlebih saat hamil tak hanya memengaruhi kecerdasan anak, tetapi juga temperamennya setelah lahir, Bunda. Hal ini diungkapkan dalam studi yang diterbitkan di Developmental Psychobiology tahun 2007.

Di studi ini, profesor psikologi medis di bidang Psikiatri dan Obstetri dan Ginekologi di Columbia University Irving Medical Center, Catherine Monk dan rekan-rekannya mempelajari pengaruh jangka panjang masa prenatal, terutama di kalangan perempuan yang menderita depresi, stres, dan kecemasan. Mereka menemukan bahwa beberapa janin akan merasakan stres yang dialami ibunya, dan reaktivitas janin berkorelasi dengan temperamen bayi saat berusia empat bulan.

Studi melibatkan 50 ibu hamil yang diberikan tugas untuk menyelesaikan Stroop Test atau tes psikologi. Sementara itu, detak jantung janin juga diperiksa oleh tim peneliti.

Hasil studi menemukan bahwa janin dapat merasakan stres yang dialami oleh ibunya yang secara klinis mengalami depresi atau kecemasan saat hamil. Hal tersebut dilihat dari perubahan detak jantung selama menyelesaikan Stroop Test.

Saat bayi tersebut berusia empat bulan, tim peneliti kembali melakukan penilaian. Kali ini, mereka menilai temperamen dengan mengamati seberapa reaktif bayi menghadapi serangkaian rangsangan baru, seperti suara, pemandangan, bau, dan beberapa pola penting lainnya.

Hasilnya, janin yang mengalami perubahan detak jantung lebih besar saat ibu mereka melakukan Stroop Test, cenderung menjadi sangat reaktif pada usia empat bulan.

Tips mengelola stres saat hamil

Stres berlebihan perlu dihindari selama kehamilan. Bunda bisa mengelolanya agar terhindar dari depresi yang dapat berdampak pada janin.

Studi yang dilakukan Monk menemukan bahwa dukungan sosial merupakan salah satu faktor terpenting untuk membantu perempuan mengelola stresnya selama hamil. Ibu hamil yang merasa terhubung dan mendapatkan bantuan dari teman dan anggota keluarganya lebih sedikit mengalami stres dibandingkan yang tidak memiliki support system.

"Mereka yang melaporkan merasa stres tidak memiliki support system yang secara emosional mendukung mereka, dan dapat berada di samping mereka untuk membantu," ujar Monk.

Selain dukungan dari orang terdekat, stres berlebihan saat hamil juga dapat dikelola atau dicegah dengan melakukan hal-hal positif. Misalnya, Bunda mengisi rutinitas dengan melakukan yoga prenatal, mendengarkan musik, atau menonton film. Jangan lupa juga untuk mendapatkan istirahat yang cukup serta menerapkan pola hidup sehat selama hamil agar terhindar dari stres ya.

Demikian kaitan stres ibu hamil dan kecerdasan anak setelah lahir. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/rap)

Simak video di bawah ini, Bun:

5 Alasan Ibu Hamil Tidak Boleh Kelelahan di Trimester 1

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Ciri-ciri Orang Cerdas, Kerap Ucapkan 20 Kalimat Ini

Mom's Life Amira Salsabila

Kenali Penyebab Hipertensi di Usia Muda & Cara Pencegahannya

Mom's Life dr. Bonita Effendi, Sp. P.D, BMedSc, M.Epid

Potret Luna Maya & Maxime Bouttier Hadiri Pernikahan Sahabat di Italia

Mom's Life Amira Salsabila

Potret Ade Govinda & Indiarisa Sambut Kelahiran Anak Pertama, Banjir Ucapan dari para Musisi

Kehamilan Pritadanes

Cerita Aline Adita Akhirnya Berhasil Hamil setelah 7 Th Jalani Promil

Kehamilan Annisa Karnesyia

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Curhat Inul Daratista Usai Kabarkan Adam Suseno Sudah Boleh Pulang dari RS

Kenali Penyebab Hipertensi di Usia Muda & Cara Pencegahannya

Potret Ade Govinda & Indiarisa Sambut Kelahiran Anak Pertama, Banjir Ucapan dari para Musisi

Ciri-ciri Orang Cerdas, Kerap Ucapkan 20 Kalimat Ini

Idol K-Pop Hadiri Paris Fashion Week, Cha Eun Woo hingga Mingyu SEVENTEEN

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK