
kehamilan
Memahami Postpartum PTSD, Gangguan Mental karena Alami Proses Melahirkan yang Sulit
HaiBunda
Rabu, 02 Oct 2024 09:00 WIB

Melahirkan salah satu momen berharga yang dialami seorang ibu setelah mengandung Si Kecil selama 9 bulan. Tapi, tak semua mampu menjalankan status baru sebagai ibu setelah Si Kecil lahir. Tak sedikit ibu yang mengalami gangguan stres pascatrauma yang dapat terjadi pada perempuan setelah melahirkan atau postpartum PTSD.
Dikutip dari laman Womensmentalhealt, gangguan stres pasca trauma atau post-traumatic stress disorder (PTSD) terjadi pada sekitar 10 persen dari seluruh perempuan pada suatu saat dalam hidup mereka. PTSD cenderung lebih sering terjadi pada perempuan selama masa suburnya. Namun belakangan ini kejadian PTSD lebih banyak terjadi atau berhubungan dengan persalinan.
Memahami postpartum PTSD
Dikutip dari laman Postpartumdepression, gangguan stres pasca trauma (PTSD) adalah suatu kondisi yang menunjukkan gejala serupa dengan bentuk PTSD lainnya. Ketika perempuan mengalami trauma yang dirasakan sebelum, selama, atau setelah melahirkan, hal ini dapat menimbulkan gejala yang kronis dan menakutkan.
Oleh karena itu, perempuan yang mengalami postpartum PTSD butuh perawatan dini seperti konsultasi dengan profesional kesehatan mental, dokter maupun psikolog. Perawatan dini untuk PTSD pasca persalinan sangat efektif dalam memulihkan kualitas hidup ibu dan meningkatkan kemampuan ibu untuk menjalin ikatan dengan anaknya.
Faktor penyebab PTSD pasca persalinan
Dikutip laman Postpartumdepression, PTSD pasca persalinan adalah kondisi kesehatan mental yang menyerang wanita setelah melahirkan. Kondisi ini berkembang dari pengalaman traumatis yang terjadi sebelum, selama, atau segera setelah kelahiran. Insiden traumatis ini bisa saja nyata atau hanya dirasakan saja.Â
Apa pun yang terjadi, akibatnya adalah masalah kesehatan mental kronis yang menimbulkan gejala kecemasan atau panik dan menyebabkan korbannya terus-menerus hidup dalam ketakutan dan bahaya.
PTSD secara umum disebabkan karena mengalami satu atau beberapa kejadian traumatis yang membekas di pikiran. Dalam kasus PTSD pasca persalinan, kejadian traumatis yang memicu gejala-gejala ini secara langsung melibatkan kehamilan, persalinan, atau peristiwa lain yang berkaitan dengan persalinan.
Beberapa contoh pengalaman traumatis yang dapat menyebabkan PTSD pasca persalinan antara lain:
- Pekerja anak yang sulit, lama dan menyakitkan.
- Penggunaan forceps atau vakum pada bayi pada saat persalinan.
- Harus menjalani operasi caesar darurat ancaman atau krisis kesehatan bagi ibu atau bayinya selama kehamilan atau persalinan.
- Prolaps tali pusat yakni komplikasi yang terjadi selama persalinan, biasanya sebelum atau selama melahirkan.
- Bayi tersebut ditempatkan di unit perawatan intensif neonatal (NICU).
- Kurangnya dukungan atau komunikasi selama persalinan menyebabkan perasaan putus asa.
- Kondisi fisik mengalami perdarahan pascapersalinan, histerektomi, preeklamsia atau eklamsia, trauma perineum parah, atau segala bentuk kondisi jantung.
Faktor risiko PTSD pasca persalinan
Tapi, yang perlu Bunda catat adalah meski seorang wanita  mengalami trauma selama kehamilan atau persalinan tidak berarti dia akan mengalami PTSD pasca persalinan.  Ada kemungkinan faktor risiko lain yang membuat wanita lebih rentan mengalami gejala PTSD setelah peristiwa traumatis saat melahirkan. Berikut adalah beberapa faktor risiko PTSD pasca persalinan yang potensial:
- Riwayat trauma masa lalu seperti pemerkosaan, kekerasan seksual atau kecelakaan.
- Riwayat gejala PTSD akibat trauma masa lalu.
- Riwayat kecemasan atau depresi
Jika seorang wanita diingatkan akan ancaman, kecemasan, atau bentuk tekanan lainnya, hal ini dapat memicu gejala PTSD dan berkembang menjadi apa yang disebut PTSD pasca persalinan. Oleh karena itu, ingatan sederhana tentang trauma dapat mengaktifkan gejala PTSD pasca persalinan.
Gejala PTSD pasca persalinan
Bunda harus tahu kalau PTSD pasca persalinan memiliki serangkaian gejala berbeda dengan depresi pasca persalinan, kecemasan, atau kondisi kesehatan mental pasca persalinan lainnya. Berikut kumpulan gejala PTSD pasca melahirkan yang paling umum dialami ibu baru:
- Mengalami kembali trauma secara berulang-ulang dengan cara yang mengganggu dan tidak terkendali.
- Menderita karena trauma masa lalu sampai mimpi buruk yang dialami.
- Diingatkan akan trauma melalui peristiwa pemicu.
- Secara aktif menghindari apapun yang dapat memicu trauma seperti orang atau tempat tertentu.
- Merasa gelisah, sangat waspada, atau sadar akan ancaman dan bahaya yang dirasakan.
- Bereaksi secara berlebihan terhadap ancaman atau bahaya yang dirasakan seperti terkejut secara berlebihan oleh suara atau sentuhan.
- Merasa terputus dari kenyataan dan orang lain.
- Menderita kecemasan dan serangan panik tanpa alasan.
- Kesulitan tidur, berkonsentrasi atau mengingat sesuatu.
Secara keseluruhan, Bunda dengan PTSD pasca persalinan yang parah akan merasa seolah-olah mereka berada dalam kondisi tertekan terus-menerus. Hal ini dapat menyebabkan semua gejala fisik, mental, emosional dan perilaku di atas.
Gejala PTSD pasca persalinan seharusnya bersifat sementara dan dapat diobati. Namun, jika diagnosis tidak tercapai dan pengobatan tidak dilakukan, PTSD pasca persalinan dapat berdampak buruk pada kesehatan mental dan pribadi dalam jangka panjang. Area yang paling terkena dampaknya adalah fungsi kehidupan sehari-hari dan pemeliharaan hubungan pribadi.
Pengobatan PTSD pasca persalinan
Lantas bagaimana acara pengobatan PTSD pasca persalinan, apakah bisa diobati?. Menurut laman Postpartumdepression, gejala PTSD pasca persalinan sangat bisa diobati. Banyak wanita yang menerima pengobatan karena trauma mereka terus menjalani kehidupan normal dan tidak pernah mengingat atau mengingat kembali peristiwa tersebut lagi.Â
Berikut langkah yang harus dilakukan untuk PTSD pasca persalinan.
Mengenali gejalanya
Perempuan perlu mengenali gejala-gejala yang mereka alami dan mencari pengobatan untuk mengatasi ketakutan mereka, mengurangi tingkat tekanan dalam hidup mereka dan memastikan ikatan mereka dengan anak-anak mereka.Â
Perawatan dini
Setelah mengetahui gejalanya, hal yang perlu Bunda lakukan adalah perawatan dini untuk PTSD pasca persalinan. Â Hal ini dapat mencegah kondisi tersebut bermanifestasi dalam bentuk destruktif lainnya, seperti gangguan makan, kecanduan, perilaku kompulsif, atau bunuh diri.
Psikoterapi
Pilihan psikoterapi untuk terapi perilaku kognitif (CBT), terapi bicara yang membantu orang mengelola masalah dengan mengubah cara berpikir dan berperilaku. Bisa juga melakukan Pemrosesan Ulang Gerakan Mata (EMDR) yakni teknik perawatan kesehatan mental yang melibatkan gerakan mata saat memproses memori traumatis. Tujuannya untuk membantu pasien pulih dari trauma atau pengalaman menyedihkan lainnya. Dua terapi tersebut dapat dilakukan oleh psikiater, psikolog atau profesional kesehatan mental lainnya.
Konsultasi ke dokter
Buat Bunda yang merasa mengalami PTSD pasca persalinan, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan mental setelah Bunda melihat tanda dan gejalanya.
Jika memiliki tanda-tanda postpartum PTSD sebaiknya Bunda konsultasi ke dokter, psikiater, psikolog atau profesional kesehatan mental lainnya ya Bunda. Semoga penjelasannya bermanfaat ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
Â
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
Cegah Depresi Postpartum, Perempuan Diimbau Tak Boleh Kesepian setelah Melahirkan

Kehamilan
5 Gangguan Kejiwaan yang Rentan Dialami Bunda Pasca Melahirkan, Simak Cara Mencegahnya

Kehamilan
Depresi Postpartum: Penyebab, Gejala, Cara Mengatasinya & Bedanya dengan Postpartum Blues

Kehamilan
Pentingnya Perawatan Kesehatan Mental Bunda setelah Melahirkan

Kehamilan
7 Persiapan Melahirkan Normal Supaya Berjalan Lancar, Bunda Perlu Tahu


5 Foto
Kehamilan
2 Kali Keguguran, Intip 5 Potret Kebahagiaan Ashilla Zee Eks Blink Melahirkan Anak Pertama
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda