KEHAMILAN
Gejala Endometriosis Penyebab Perempuan Susah Hamil, Termasuk Sering Nyeri Parah saat Haid
Annisa Karnesyia | HaiBunda
Senin, 07 Oct 2024 09:15 WIBEndometriosis merupakan salah satu penyebab perempuan susah hamil. Mengetahui gejala dan penyebabnya menjadi sangat penting untuk mencegah endometriosis, Bunda.
Perlu diketahui ya, kasus endometriosis masih banyak ditemukan di dunia. Menurut ulasan Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2023, endometriosis memengaruhi sekitar 10 persen (190 juta) perempuan dan anak perempuan usia reproduksi di seluruh dunia.
"Ini adalah penyakit kronis yang dikaitkan dengan nyeri hebat yang memengaruhi kehidupan dengan menyebabkan nyeri saat menstruasi, berhubungan seksual, buang air besar dan/atau buang air kecil, atau menimbulkan nyeri panggul kronis, perut kembung, mual, kelelahan, dan terkadang depresi, kecemasan, serta infertilitas," tulis WHO dalam laman resminya.
Apa itu endometriosis?
Endometriosis adalah penyakit di mana jaringan yang mirip dengan lapisan rahim tumbuh beberapa tempat di dekat organ reproduksi perempuan. Kondisi tersebut dapat menyebabkan nyeri hebat di panggul dan mempersulit kehamilan.
Endometriosis atau sering disebut kista cokelat sudah dapat terjadi saat menstruasi pertama seorang perempuan dan berlangsung hingga menopause.
Menurut Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Sub Endokrinologi & Menopouse (Gangguan Hormon & Berhentinya Haid), Prof. Dr. dr. Andon Hestiantoro, Sp.OG-KFer, endometriosis merupakan jenis kista jinak yang dapat menempel di indung telur, di dinding rongga perut, dan di belakang rahim.
"Bila ditemukan kista pada perempuan yang sulit memiliki keturunan, maka 50 persen kemungkinan itu adalah kista cokelat," kata Andon kepada HaiBunda, beberapa waktu lalu.
Penyebab endometriosis
Menurut teori Sampson, endometriosis terjadi karena adanya darah haid yang membalik dan tertumpah ke dalam rongga peritoneum, dan kemudian melekat pada ovarium, peritoneum, usus dan organ-organ dalam tubuh.
Sekitar 70 hingga 80 persen perempuan mengalami darah haid yang tertumpah atau masuk (darah membalik) ke rongga perut. Namun, hanya sekitar 10 sampai 20 persen yang kemudian tumbuh menjadi kista cokelat. Sedangkan pada perempuan yang mengalami nyeri haid hebat, persentase endometriosis dapat mencapai 80 persen.
"Di dalam darah haid yang 'membalik' itu mengandung stem cell yang dapat membawa bibit endometriosis," ungkap Andon.
Selain darah haid yang 'membalik' ke dalam rongga perut, ada dua faktor penyebab yang disebut dapat menimbulkan endometriosis, yakni faktor genetik dan faktor lingkungan. Endometriosis karena faktor genetik dapat menyebabkan sistem imun menjadi lemah. Faktor genetik juga dapat menyebabkan aliran darah ke rongga panggul menjadi lebih banyak, hingga mengubah sifat darah haid.
Sementara itu, faktor lingkungan yang dapat meningkatkan risiko endometriosis adalah gaya hidup tidak sehat, keracunan logam berat, dan polusi udara. Secara khusus, satu laporan telah menemukan kaitan antara polusi udara dengan kista.
"Polusi udara dari kendaraan bermotor mengandung dioksin, yang rumus bangunnya mirip dengan hormon estrogen. Laporan di Belgia menemukan bahwa paparan dioksin dari asap pabrik menjadi penyebab kista cokelat pada perempuan," ujar Andon.
Gejala endometriosis
Endometriosis sering kali menyebabkan nyeri hebat di panggul, terutama saat haid. Sebagian perempuan juga merasakan nyeri saat berhubungan seks atau saat menggunakan kamar mandi, atau bahkan tidak merasakan gejala sama sekali.
Bagi Bunda yang khawatir mengalami endometriosis, ada baiknya mengenali gejala khas dari kondisi medis ini. Berikut gejalanya menurut WHO:
- Nyeri selama haid
- Nyeri selama atau setelah berhubungan seksual
- Nyeri saat buang air kecil dan besar
- Nyeri panggul kronis
- Perdarahan hebat selama haid atau di antara periode haid
- Kesulitan untuk hamil
- Perut kembung atau mual
- Kelelahan
- Depresi atau kecemasan.
Gejala endometriosis bervariasi dan cukup luas, sehingga dokter mungkin tidak akan mudah mendiagnosisnya. Sebagian perempuan yang mengalami gejala-gejala di atas juga sering kali tidak menyadari kondisi tersebut atau memeriksakannya ke dokter.
Pencegahan dan pengobatan endometriosis
Sampai saat ini belum ada cara yang dapat dilakukan untuk mencegah endometriosis, Bunda. Kondisi medis ini juga belum ada obatnya.
Tetapi, menjalani pola hidup sehat, termasuk menjaga berat badan ideal, bisa menjadi cara untuk mengurangi faktor risiko endometriosis. Secara khusus, dokter Andon menyarankan pasangan suami istri tidak menunda kehamilan sebagai upaya pencegahan kista ini tumbuh.
"Jangan menunda untuk hamil, karena kehamilan juga dapat membantu me-nonaktifkan endometriosis. Kehamilan bisa menghentikan pertumbuhan dan menghilangkan gejala kista. Jika diperlukan untuk menunda kehamilan, penggunaan kontrasepsi hormon dapat bermanfaat pula untuk mencegah terjadinya endometriosis," kata Andon.
Bila sudah didiagnosis endometriosis, maka Bunda dapat segera menjalani perawatan yang direkomendasikan oleh dokter. Berikut beberapa penanganan endometriosis:
- Pemberian obat-obatan untuk menekan hormon estrogen.
- Pemberian obat-obatan untuk mencegah produksi hormon estrogen di dalam jaringan endometriosis.
- Operasi pengangkatan kista atau dibersihkan supaya tidak kambuh lagi. Sebab, kalau indung telur masih aktif, Bunda bisa terkena kista lagi.
Selain ketiga cara di atas, perkembangan endometriosis juga dapat dihambat dengan proses kehamilan dan menopause. Saat hamil, ada kombinasi hormon estrogen dan progesteron, yang dapat menghentikan pertumbuhan dan menghilangkan gejala.
Perubahan hormon di masa menopause juga dapat menghentikan perkembangan endometriosis. Sebab, di usia menopause terjadi penurunan produksi hormon estrogen.
Demikian penjelasan tentang endometriosis serta gejala-gejalanya yang perlu diwaspadai. Semoga informasi ini bermanfaat ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ank/rap)