HaiBunda

KEHAMILAN

6 Fakta seputar Gaya Misionaris, Bisa Bantu Meningkatkan Peluang Kehamilan

Melly Febrida   |   HaiBunda

Kamis, 31 Oct 2024 21:35 WIB
6 Fakta seputar Gaya Misionaris, Bisa Bantu Meningkatkan Peluang Kehamilan/Foto: Getty Images/iStockphoto/Farknot_Architect
Jakarta -

Pasangan suami istri (pasutri) akan melakukan berbagai usaha untuk meningkatkan peluang kehamilan, seperti dalam memilih gaya berhubungan seks. Salah satu gaya yang direkomendasikan adalah gaya misionaris, yang diklaim bisa membantu meningkatkan peluang kehamilan. Ketahui fakta seputar gaya misionaris

Bunda mungkin pernah mendengar bahwa beberapa posisi, seperti pria di atas (posisi misionaris), lebih baik daripada yang lain untuk hamil. Faktanya, tidak ada bukti yang mendukung teori ini. Sperma dapat mencapai serviks dan rahim dalam hitungan detik setelah ejakulasi, terlepas dari posisi seksnya. 

Dari sana, butuh beberapa menit bagi sperma untuk berenang ke tuba fallopi untuk bertemu sel telur. Jadi selama sperma dikeluarkan ke dalam vagina, posisi berhubungan seks tidak akan memengaruhi apakah Bunda akan hamil atau tidak.


Mengenal gaya berhubungan intim misionaris

Gaya misionaris merupakan posisi klasik, ketika posisi suami berada di atas dan istri berada dalam posisi berbaring. Posisi ini dianggap intim, banyak pasutri yang menggunakan posisi ini karena memungkinkan kontak mata langsung dan komunikasi fisik yang lebih mendalam. 

Gaya misionaris dianggap dapat mempercepat proses kehamilan karena memfasilitasi penetrasi yang lebih dalam, yang diyakini dapat meningkatkan peluang pembuahan.

Babatunde Gbolade, Konsultan ginekolog dan spesialis pengendalian kesuburan, menjelaskan bahwa memang akal sehat memberi tahu bahwa posisi ini mungkin menempatkan sperma tepat di sebelah serviks (lubang rahim) dengan penetrasi yang lebih dalam.

Namun, belum ada bukti yang menunjukkan bahwa penetrasi yang dalam dapat memengaruhi peluang untuk hamil. 

"Pemindaian mengonfirmasi bahwa ujung penis mencapai area antara serviks dan dinding vagina di kedua posisi. Posisi misionaris memungkinkan penis mencapai area di bagian depan atau belakang serviks," ujar Gbolade dilansir dari Baby Center. 

Ia menjelaskan mungkin posisi lain, seperti berdiri, atau wanita di atas, sama baiknya untuk memasukkan sperma tepat di samping serviks. Atau mungkin tidak ada bedanya sama sekali. Sayangnya belum ada cukup penelitian untuk memastikannya.

Mengapa posisi seks ini disebut posisi misionaris?

Melansir laman WebMD, posisi misionaris adalah posisi seks ketika salah satu pasangan berada di atas pasangan lainnya sehingga saling berhadapan. Pasangan yang melakukan penetrasi (suami) berada di atas dan biasanya memiliki kontrol lebih besar daripada istri yang berada di bawahnya.

Istilah ini digunakan pada akhir tahun 1960-an atau awal tahun 1970-an untuk menggambarkan hubungan heteroseksual di mana pria berada di atas dan perempuan di bawah. Saat ini, istilah tersebut memiliki makna yang lebih luas yang melampaui heteroseksualitas.

Menurut cerita rakyat, posisi seks misionaris mendapatkan namanya karena dahulu kala para misionaris  mengajarkan bahwa posisi yang didominasi pria adalah cara yang tepat untuk berhubungan seks. Namun, beberapa cendekiawan percaya bahwa ini adalah legenda urban. Apa pun masalahnya, istilah tersebut memiliki konotasi seksis dan rasis bagi banyak orang. 

Apa saja keunggulan posisi misionaris?

Posisi seks ini tidak hanya mudah dilakukan, tapi juga memiliki beberapa keunggulan, antara lain:

1. Komunikasi jadi lebih baik

Ahli seks selalu berpesan bahwa komunikasi di tempat tidur dengan pasangan itu sangat penting, tetapi sulit dalam dalam praktiknya.

Dalam posisi misionaris, Bunda dapat melakukan kontak mata dengan suami sambil berkomunikasi soal seks agar percintaan menjadi lebih panas.

2. Cocok dilakukan saat sedang malas

Istri tidak harus melakukan ekstra usaha ketika berada di posisi bawah. Bahkan ragam variasi misionaris bisa memberikan stimulasi klitoris yang memuaskan. Posisi perempuan yang di bawah dapat menerima rangsangan maksimal sehingga cocok dilakukan ketika Bunda sedang malas atau ingin lebih santai.

3. Tidak membahayakan

Posisi misionaris merupakan salah satu gaya bercinta dengan risiko cedera yang rendah. Bunda dan Ayah tak perlu melakukan gaya bercinta yang penuh risiko.

4. Jadi lebih intim

Berdasarkan hasil survei, 66,7 persen perempuan menjawab misionaris sebagai posisi favorit. Perempuan merasa lebih intim saat melakukan gaya misionaris. 

“Posisi tatap muka memungkinkan berciuman dan menahan kecenderungan untuk berteriak. Ini juga sangat seksi dan intim,” ujar Michael Aaron, Ph.D. selaku terapis seks asal New York, seperti dilansir dari Fatherly.

5. Meningkatkan gairah seks

Sebuah studi pada 2019 juga menemukan bahwa gaya misionaris memungkinkan pasutri melakukan kontak mata. Ini juga bisa meningkatkan gairah seks.

“Berhadapan satu sama lain saat berhubungan seks memungkinkan kontak mata dan ekspresi wajah yang lebih intens, yang dapat meningkatkan keintiman selama berhubungan seks,” kata Jennifer Litner, seksolog dan pendiri Embrace Sexual Wellness, dikutip dari Insider.

6. Meminimalkan kebocoran sperma

Usai pria ejakulasi, perempuan bisa tetap dalam posisi berbaring sehingga sperma tidak mudah keluar. Alhasil sperma memiliki kesempatan lebih besar untuk berenang menuju sel telur, yang tentunya dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya pembuahan.

Tips berhubungan intim dengan gaya misionaris agar meningkatkan peluang kehamilan

Pasurti yang mencoba untuk hamil dapat melakukan beberapa cara ketika mempraktikkan gaya misionaris:

1. Gunakan bantal di bawah panggul  

Salah satu cara agar penetrasi semakin maksimal adalah dengan meletakkan bantal di bawah panggul perempuan. Posisi ini akan membantu memiringkan panggul, sehingga sperma bisa lebih mudah mencapai leher rahim.

2. Berbaring setelah berhubungan

Perempuan sebaiknya tetap dalam posisi berbaring selama sekitar 15-20 menit. Dengan demikian, gravitasi membantu sperma bergerak lebih mendekat ke sel telur.

3. Waktu berhubungan yang tepat

Bunda sangat penting mengetahui siklus ovulasi jika ingin hamil. Melakukan hubungan intim dengan gaya misionaris di masa subur perempuan dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya pembuahan.

4. Komunikasi demi kenyamanan

Kenyamanan menjadi faktor penting dalam berhubungan intim. Berkomunikasi dengan pasangan mengenai keinginan untuk hamil dapat meningkatkan perasaan nyaman dan rileks, yang berpengaruh positif pada suasana hati dan mengurangi tekanan.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Simak video di bawah ini, Bun:

Berhubungan Intim saat Puasa secara Sengaja, Bagaimana Hukum & Dendanya?

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Ini Alasan Kenapa Bunda Tak Boleh Paksa Si Kecil Memeluk Saudaranya

Parenting Ajeng Pratiwi & Randu Gede

Keseruan Wendy Cagur dan Keluarga Liburan di Korea Selatan, Ini 5 Potretnya

Parenting Nadhifa Fitrina

Sunat Anak Laki-Laki: Usia yang Tepat, Estimasi Biaya, Manfaat, Risiko & Perawatannya

Parenting ZAHARA ARRAHMA

Kenali Ciri Stadium Awal Kanker Payudara dari Kulit Tubuh, Termasuk Tampak seperti Jeruk

Menyusui Amrikh Palupi

Seberapa Besar Peluang Hamil Anak Kembar dari 1 Embrio Melalui IVF? Simak Kata Ahli

Kehamilan Annisa Aulia Rahim

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Cerita Perempuan 30 Th Alami Kanker Serviks Stadium Akhir, Ini Gejala yang Dialami

Berobat Pakai Asuransi Bayar 10% Ditunda, Ini Penjelasan OJK

Arti Nama Axel dan 30 Rangkaiannya untuk Anak Laki-laki, Modern & Damai Maknanya

Ini Alasan Kenapa Bunda Tak Boleh Paksa Si Kecil Memeluk Saudaranya

Khayru Putra Gunawan Sudrajat Kerap Dibully saat Kecil, Kini Sudah Kuliah di Australia

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK