Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Bayi Lahir Lewat Operasi Caesar Terencana Berisiko Alami Leukemia, Studi Ungkap Faktanya

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Sabtu, 09 Aug 2025 08:20 WIB

Ilustrasi Melahirkan
Ilustrasi Ibu Melahirkan/ Foto: Getty Images/iStockphoto
Daftar Isi
Jakarta -

Operasi caesar kini menjadi pilihan melahirkan karena dianggap minim rasa sakit. Tak hanya itu, banyak pasangan suami istri merencanakan anaknya lahir secara caesar dengan memilih tanggal yang diinginkan.

Operasi caesar terencana memang bisa dilakukan untuk alasan non-medis. Namun, Bunda sebaiknya mempertimbangkan kembali rencana ini karena bisa berdampak pada kesehatan bayi setelah lahir.

Studi terbaru yang diterbitkan di International Journal of Cancer pada Juli 2025 menemukan, bayi yang lahir lewat operasi caesar terencana berisiko mengembangkan kanker darah, yakni acute lymphoblastic leukemia (ALL). Risikonya 21 persen lebih tinggi dibandingkan anak yang lahir normal (pervaginam).

Penelitian yang dilakukan di Swedia ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang juga menemukan hubungan antara risiko LLA pada anak dan operasi Caesar. Penelitian terbaru ini secara spesifik menghubungkan sebagian besar risiko tersebut dengan operasi caesar terencana atau operasi yang dimulai sebelum persalinan.

Peneliti dan penulis utama studi Christina Evmorfia-Kampitsi mengatakan bahwa operasi caesar merupakan komponen vital dan sering kali menyelamatkan nyawa dalam perawatan obstetrik modern. Beberapa perempuan melahirkan melalui operasi caesar terencana karena beberapa alasan, seperti preeklamsia atau untuk melindungi kesehatan bayi karena mereka tidak mendapatkan cukup oksigen.

"Temuan kami seharusnya tidak perlu dikhawatirkan jika prosedur ini diindikasikan secara medis," kata Evmorfia-Kampitsi, dilansir Live Science.

Temuan studi terbaru: operasi caesar terencana dan risiko leukemia anak

Dalam studi ini, para peneliti mengamati persalinan pervaginam, serta operasi caesar terencana dan tidak terencana, pada lebih dari 2,4 juta kelahiran yang terjadi di Swedia selama 20 tahun. Peneliti juga memeriksa data terkait berat badan bayi baru lahir, cacat lahir, dan apakah ibu mereka kelebihan berat badan atau obesitas, diabetes, atau preeklamsia. Selain itu, peneliti tak lupa mengamati insiden ALL pada anak-anak dari waktu ke waktu, Bunda.

"Para peneliti juga mengelompokkan anak-anak berdasarkan dekade kelahiran mereka, untuk memperhitungkan perubahan dalam praktik kebidanan, tingkat operasi caesar, perubahan dalam cara diagnosis kanker anak, dan faktor-faktor lain yang mungkin berubah seiring waktu," ujar Evmorfia-Kampitsi.

Menurut studi, lebih dari 375.000 anak atau sekitar 15 persen lahir melalui operasi caesar, termasuk sekitar 213.000 yang terencana. Sementara itu, sekitar 1.200 dari 2,4 juta anak atau 0,05 persen diketahui mengembangkan kondisi ALL.

Risiko LLA lebih tinggi terjadi pada bayi yang lahir melalui operasi caesar jenis apa pun, dibandingkan yang lahir secara pervaginam. Risikonya paling tinggi terjadi pada bayi yang lahir melalui operasi caesar terencana.

Perlu diketahui, operasi caesar terencana dapat dibagi lagi menjadi 'direncanakan' dan 'akut' atau terdapat kebutuhan medis mendesak, seperti gawat janin. Kasus-kasus 'akut' tampaknya tidak terkait dengan peningkatan risiko kanker pada anak.

"Hasil ini harus ditafsirkan dengan hati-hati. Temuan utama kami tetap pada peningkatan risiko yang terkait dengan operasi caesar pra-persalinan yang direncanakan," ungkap Evmorfia-Kampitsi.

Penyebab operasi caesar terencana tingkatkan risiko leukemia

Secara teori, terdapat mutasi genetik yang dapat berkembang sebelum kelahiran dan menyebabkan anak-anak lahir dengan sel pra-leukemia. Namun, banyak anak yang lahir dengan sel-sel ini dan tidak benar-benar mengembangkan kanker stadium lanjut.

"Kemungkinan besar sebagian besar anak mampu menghilangkan sel-sel tersebut," kata profesor madya di Divisi Epidemiologi Pediatrik & Penelitian Klinis di University of Minnesota, Erin Marcotte.

Ada dua teori utama tentang bagaimana operasi caesar terencana bisa menyebabkan leukemia pada anak. Berikut penjelasannya:

Teori pertama

Teori pertama menunjukkan bahwa bayi yang lahir melalui operasi caesar kehilangan paparan mikroba baik di saluran vagina ibunya. Hal tersebut dapat menciptakan lingkungan yang lebih 'permisif' bagi perkembangan leukemia.

Perlu diketahui juga, bayi yang lahir melalui operasi caesar terencana berisiko terpapar lebih sedikit mikroba, dibandingkan bayi yang operasi caesarnya dimulai setelah persalinan karena, pada saat itu, ketuban telah pecah.

Teori kedua

Hipotesis kedua adalah bahwa bayi yang lahir melalui operasi caesar terencana kehilangan paparan jangka pendek terhadap hormon stres yang biasanya ditemui selama proses persalinan. Hormon-hormon ini diperkirakan dapat membantu menghilangkan sel-sel pra-leukemia.

Profesor klinis di University of Copenhagen, Kjeld Schmiegelow, berhipotesis bahwa stres akibat infeksi pada anak usia dini dapat membantu menghilangkan sel-sel pra-leukemia. Hal itu didasarkan fakta bahwa kortikosteroid (obat mengandung hormon) merupakan andalan pengobatan leukemia anak, dan serupa dengan hormon kortisol buatan tubuh.

Penelitian lebih lanjut tetap dibutuhkan untuk menguatkan temuan studi ini. Namun, studi setidaknya dapat memberikan informasi tambahan bagi ibu yang berencana untuk melahirkan caesar.

"Ketika operasi caesar dipertimbangkan tanpa indikasi medis yang jelas, maka penting untuk mewaspadai risiko jangka panjangnya," ungkap Evmorfia-Kampitsi.

Demikian studi terbaru yang menemukan kaitan operasi caesar terencana dengan risiko leukemia pada anak. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda