
kehamilan
Kisah Pilu Bunda di Gaza Alami Malnutrisi saat Hamil karena Dampak Genosida
HaiBunda
Kamis, 04 Sep 2025 15:30 WIB

Kondisi rakyat di Gaza, Palestina, semakin memprihatinkan karena dampak genosida atau sejak konflik dengan Israel pecah. Badan Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini mengonfirmasi kasus kelaparan untuk pertama kalinya di Gaza.
Menurut Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, warga Gaza mengalami kelaparan massal akibat blokade bantuan ke wilayah tersebut. WHO sendiri kembali menyerukan untuk gencatan senjata segera dan akses kemanusiaan tanpa hambatan guna menekan angka kematian akibat kelaparan dan malnutrisi di Gaza.
"Saya tidak tahu apa sebutannya selain kelaparan massal, dan itu ulah manusia, dan itu sangat jelas. Ini karena blokade," ujar Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers virtual dari Jenewa, dilansir laman The Guardian.
Salah satu kasus kelaparan yang menjadi sorotan terjadi pada ibu hamil di Gaza. Akibat kelaparan yang meluas, ibu hamil sulit mendapatkan makanan hingga mengalami malnutrisi.
Kondisi semakin diperparah karena terbatasnya akses untuk mendapatkan perawatan medis di tengah perang. Bahkan, tak jarang ibu hamil di Gaza mesti beberapa kali mengungsi untuk mendapatkan tempat yang aman.
Kisah Bunda hamil di Gaza hidup dengan ancaman kelaparan
Salah satu perempuan Gaza bernama Joud Zoura merasakan betul dampak genosida di tempatnya tinggal. Dilansir laman Drop Site News, Zoura telah berjuang selama hampir lima tahun melawan infertilitas. Pada 10 Oktober 2023, ia dan suaminya dijadwalkan bertemu dokter untuk konsultasi seputar prosedur bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF).
Namun, jadwal tersebut tak pernah terlaksana karena serangan Israel ke Gaza menyebabkan pembatalan permanen perawatan fertilitas di tempatnya akan melakukan kunjungan. Beberapa hari setelah perang dimulai, pusat medis tempat perawatannya bahkan hancur karena dibom.
Fasilitas medis yang tersisa di Gaza, yang menyediakan perawatan IVF telah dipenuhi oleh banyaknya korban luka. Zourab dan suaminya pun terpaksa meninggalkan rumah mereka akibat pengeboman tersebut
Namun, di luar dugaan, empat bulan setelah jadwal prosedur IVF-nya dibatalkan, Zourab hamil secara alami. Di satu sisi, Zourab merasa senang, namun ia juga sedih karena mesti menjalani kehamilan di tengah perang.
Selama hamil, Zourab mengidap anemia, kekurangan kalsium, dan dampak kesehatan buruk lainnya akibat malnutrisi, pengungsian paksa, dan paparan cuaca. Pada November 2024, Zourab melahirkan anak kembar bernama Tawfiq dan Naya. Saat ini, kedua anaknya itu dibesarkan di tenda pengungsian dengan kondisi hidup tak menentu.
Zourab menggambarkan anak-anaknya sebagai 'segala sesuatu yang indah dalam hidupnya dan berkah dari Tuhan'. Namun, ia tak dapat menghilangkan rasa bersalah karena membesarkan mereka dalam kondisi yang tidak aman dan tidak sehat, tanpa perawatan medis, tanpa air bersih, dan sering kali tanpa makanan.
Zourab diketahui terpaksa mengungsi empat kali saat ia hamil, dan tiga kali setelah ia melahirkan. Setelah bayi kembarnya lahir, ia tidak punya apa-apa untuk dimakan selain sup kacang lentil.
Anak kembarnya juga lahir dengan berat badan sangat rendah, masing-masing hanya 1 kilogram (kg) dan 1,4 kg. Zourab mengaku kesulitan menjaga anak-anaknya tetap hangat di dalam tenda yang rapuh.
Malnutrisi juga membuat proses menyusui terhenti karena ASI-nya mengering. Cobaannya semakin berat karena ia sulit menemukan susu formula untuk bayi yang baru lahir di Gaza.
Sebelum genosida, Zourab bekerja sebagai fotografer, sedangkan suaminya mengelola sebuah tempat pangkas rambut kecil. Mereka menjalani kehidupan yang sederhana namun stabil.
Kini, inflasi dan melonjaknya harga telah menguras seluruh tabungan mereka. Ia mengatakan tidak menerima dukungan selama kehamilan atau setelah melahirkan.
Blokade jalan dan pembatasan bantuan membuat kehidupannya menjadi sulit dijalani. Bayi-bayinya hanya diberi susu pada malam hari, sementara pada siang hari, ia memberi mereka lentil. Namun, putrinya tidak tahan terhadap lentil, yang memperburuk kondisi malnutrisinya.
"Saya merasakan sakit yang tak bisa digambarkan saat melihat mereka tumbuh seperti ini. Yang saya inginkan hanyalah memberi mereka kehidupan yang aman dan layak," ungkap Zourab.
![]() |
Ibu hamil berisiko di Gaza
Pengalaman Zourab dapat menunjukkan bagaimana ibu hamil dan anak-anak yang baru lahir telah terdampak oleh kekerasan, kelaparan, dan kekurangan medis di Gaza. Direktur jenderal Kementerian Kesehatan di Gaza, Dr. Munir Alborsh, mengatakan bahwa Israel telah melancarkan perang psikologis terhadap perempuan hamil yang jumlahnya sekitar 60.000 di Gaza.
Menurutnya, perang psikologis tersebut merupakan strategi yang bertujuan untuk menanamkan rasa takut di kalangan warga Gaza, sekaligus mendorong menuju keruntuhan demografi.
Pada bulan Juli, United Nations Population Fund (UNFPA) mengecam apa yang disebut sebagai 'bencana' bagi ibu hamil di wilayah Gaza. UNFPA mencatat bahwa angka kelahiran di Gaza telah anjlok 41 persen selama tiga tahun terakhir. Penurunan itu merupakan bagian dari genosida Israel yang dilakukan pada penduduk Palestina.
Sebuah ulasan yang diterbitkan belum lama ini di jurnal The Lancet mencatat bahwa ada 17.000 kelahiran hidup yang dicatat oleh Kementerian Kesehatan di Gaza dalam enam bulan pertama tahun 2025. Data juga mencatat 2.600 kehamilan yang berakhir dengan keguguran, di mana 220 di antaranya mengakibatkan kematian janin dalam kandungan, dan 21 bayi baru lahir meninggal dalam 24 jam setelah lahir.
Ulasan tersebut menyoroti dampak kekurangan pangan yang meluas terhadap ibu hamil yang hidup dalam kelaparan di Gaza. Ulasan juga menambahkan soal risiko kelahiran prematur, malformasi kongenital, dan berat badan lahir rendah, yang telah menjadi hal umum di sana. Semua terjadi lantaran ibu hamil menghadapi malnutrisi dan pengungsian paksa yang berulang.
Selain itu, pemboman militer Israel telah memaksa penduduk Palestina untuk berkumpul di tenda pengungsian, di mana akses air sulit didapatkan, sanitasi buruk, dan asupan kalori tidak mencukupi.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ank/rap)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
Hati-hati Diet Jelang Nikah, Bisa Sebabkan Malnutrisi saat Hamil dan Bahayakan Janin Bun

Kehamilan
Ciri-ciri Ibu Hamil Kurang Gizi yang Perlu Diwaspadai

Kehamilan
Perjuangan 50 Ribu Ibu Hamil di Gaza Palestina, 5.500 di Antaranya Segera Melahirkan

Kehamilan
Hamil di Tengah Perang, Bumil di Gaza Harus Siap Operasi Caesar Tanpa Anastesi

Kehamilan
Nasib Ibu Hamil Korban Perang di Gaza, di Ambang Kelaparan hingga Takut dengan Masa Depan Anak


5 Foto
Kehamilan
7 Potret Kehamilan Kedua Dinda Hauw, Shaka bakal Punya Adik Perempuan Nih
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda