KEHAMILAN
Tidak Divaksin saat Hamil, Ibu Kehilangan Bayi Baru Lahir yang Meninggal karena Batuk Rejan
Annisa Karnesyia | HaiBunda
Sabtu, 06 Sep 2025 08:00 WIBBunda bisa mendapatkan beberapa jenis vaksin selama hamil. Salah satunya adalah vaksin Tdap (Tetanus, Difteri, acellular pertussis), yang dapat melindungi bayi dari batuk rejan dalam beberapa bulan pertama setelah lahir.
Vaksinasi selama hamil yang tidak didapatkan bisa berisiko pada bayi setelah lahir. Kejadian tersebut belum lama ini dialami seorang bayi di Inggris yang meninggal karena batuk rejan akibat.
Dilansir BBC, laporan UK Health Security Agency (UKHSA) menyebut bahwa seorang bayi yang ibunya tidak divaksinasi batuk rejan saat hamil telah meninggal dunia setelah tertular infeksi tersebut. Kematian yang diduga terjadi antara bulan Januari dan Juni 2025 ini merupakan kasus fatal pertama akibat batuk rejan di Inggris tahun ini.
Kematian ini menyusul peringatan pemerintah tentang rendahnya tingkat vaksinasi, termasuk di kalangan anak-anak, serta meningkatnya keraguan terhadap vaksin. Tidak ada satu pun vaksin utama untuk anak-anak di Inggris yang mencapai target 95 persen di tahun lalu. Sementara itu, tingkat vaksinasi di kalangan ibu hamil saat ini mencapai 72,6 persen.
Perlu diketahui, batuk rejan adalah infeksi bakteri pada paru-paru dan saluran pernapasan yang dapat berakibat fatal, terutama bagi bayi. Mereka yang disarankan mendapat vaksinasi untuk mencegah batuk rejan adalah ibu hamil, bayi, dan anak kecil.
UKHSA menyatakan bahwa vaksinasi selama kehamilan merupakan kunci untuk melindungi bayi secara pasif di minggu-minggu pertama kehidupan. Bayi sendiri pertama kali ditawarkan suntikan untuk melindungi dari batuk rejan pada usia delapan minggu.
"Vaksinasi adalah pertahanan terbaik terhadap batuk rejan dan sangat penting bagi ibu hamil dan bayi untuk menerima vaksin pada waktu yang tepat, idealnya antara usia 20 dan 32 minggu," kata wakil direktur UKHSA, Dr. Gayatri Amirthalingam.
Vaksin untuk melindungi batuk rejan pada ibu hamil
Batuk rejan atau pertusis bisa serius bagi bayi dan dapat menyebabkan komplikasi yang mengakibatkan rawat inap dan bahkan kematian. Ibu hamil dapat membantu melindungi bayi mereka dari batuk rejan dengan mendapatkan vaksinasi, Bunda.
Melansir dari laman NHS Inggris, ibu hamil biasanya bisa mendapatkan vaksin batuk rejan sekitar waktu USG di pertengahan kehamilan (biasanya pada usia kehamilan 20 minggu). Namun, Bunda hamil sudah bisa mendapatkannya mulai usia kehamilan 16 minggu.
Nah, untuk membantu memberikan perlindungan terbaik bagi bayi, ibu hamil disarankan untuk mendapatkan vaksin sebelum usia kehamilan 32 minggu. Jika melewatkannya, Bunda masih dapat mendapatkan vaksin di kemudian hari.
"Mendapatkan vaksinasi saat hamil sangat efektif dalam melindungi bayi dari batuk rejan di beberapa minggu pertama kehidupannya. Kekebalan yang ibu dapatkan dari vaksin akan diteruskan ke bayi melalui plasenta dan memberikan perlindungan pasif hingga mereka cukup umur untuk mendapatkan vaksinasi batuk rejan rutin pada usia 8 minggu," demikian tulis NHS dalam laman resminya.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) juga mengungkap pentingnya vaksinasi batuk rejan atau pertusis pada ibu hamil. Menurut CDC, vaksinasi selama setiap kehamilan penting untuk mentransfer antibodi pelindung sebanyak mungkin kepada setiap bayi.
Berikut beberapa manfaat vaksin pertusis atau secara spesifik vaksin Tdap selama kehamilan:
- Membantu melindungi ibu dari tertular dan menularkan pertusis kepada bayinya
- Memberikan kekebalan pasif kepada bayi
- Mencegah lama rawat inap dan kematian bayi akibat pertusis
Sebelum mendapatkan vaksin Tdap, Bunda sebaiknya berkonsultasi dulu dengan dokter ya. Demikian penjelasan terkait kisah bayi meninggal akibat batuk rejan setelah ibunya tidak divaksin saat hamil. Semoga informasi ini bermanfaat.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ank/rap)