KEHAMILAN
Cacingan saat Hamil: Cara Mencegah dan Mengobati Agar Janin Aman
Melly Febrida | HaiBunda
Senin, 08 Sep 2025 17:20 WIBBeberapa waktu lalu ramai kasus memilukan seorang balita bernama Raya (4) dari Sukabumi, Jawa Barat, yang meninggal dunia setelah menderita infeksi cacing gelang. Tak pelak, ini pun membuat banyak orang menjadi bertanya-tanya dan waspada terhadap penyakit cacingan, tak terkecuali ibu hamil.
Ya, ibu hamil bisa saja terkena cacingan lho. Jangan anggap sepele cacingan ketika hamil karena dapat memperburuk anemia serta kekurangan gizi. Untuk itu ibu hamil perlu mengetahui cara mencegah dan mengobati cacingan agar janin aman.
Ibu hamil cacingan
Cacingan adalah infeksi cacing di usus. Ada berbagai cacing yang dapat menyebabkan seseorang cacingan. Kelompok yang paling umum adalah soil-transmitted helminths (STH) atau yang ditularkan melalui tanah.
Penularan terutama melalui konsumsi telur mikroskopis yang dikeluarkan melalui feses orang yang terinfeksi dan tersebar di lingkungan. Cacing dewasa hidup di usus tempat mereka menghasilkan ribuan telur setiap hari. Di daerah dengan sanitasi yang kurang memadai, telur-telur ini mencemari tanah.
"Cacing usus berdampak pada kesehatan perempuan dan anak perempuan usia reproduksi, dan studi ini mendukung fakta bahwa mengobati perempuan hamil dapat bermanfaat,” kata Dr. Antonio Montresor, Pejabat Medis, Departemen Pengendalian Penyakit Tropis Terabaikan WHO.
Menurutnya, WHO telah lama merekomendasikan pemberian obat cacing kepada perempuan usia reproduksi setelah trimester pertama kehamilan dan di daerah dengan prevalensi infeksi cacing 20 persen atau lebih tinggi.
Baca Juga : Amankah Ibu Hamil Makan Sayuran Mentah? |
Jenis cacing yang menyerang ibu hamil
Berbagai cacing yang dapat menyerang ibu hamil antara lain:
- STH yakni Ascaris lumbricoides (cacing gelang), Trichuris trichiura (cacing cambuk), dan hookworm atau cacing tambang (Ancylostoma duodenale atau Necator americanus).
- Enterobius vermicularis (pinworm/cacing kremi). Cacing kremi menginfeksi usus dan menyebabkan gatal pada anus (bagian bawah). Cacing kremi selama kehamilan dapat terasa tidak nyaman dan dapat mengganggu tidur karena gatal, tetapi tidak secara langsung membahayakan bayi.
- Schistosoma di daerah endemis tertentu, dari pajanan air tawar
Lebih dari 1,5 miliar orang, atau 24 persen dari populasi dunia, terinfeksi cacing yang ditularkan melalui tanah. Infeksi tersebar luas di daerah tropis dan subtropis, dengan jumlah terbesar terjadi di Afrika sub-Sahara, Amerika, Tiongkok, dan Asia Timur.
Sekitar 688 juta anak perempuan dan perempuan dewasa usia subur tinggal di daerah endemis cacing usus, di lebih dari 100 negara. Jumlah terbesar ditemukan di Afrika sub-Sahara, Amerika, dan Asia, di mana infeksi ulang sering terjadi di daerah dengan tingkat penularan tinggi.
Risiko cacingan pada ibu dan janin
Berikut ini sejumlah risiko yang dihadapi ibu dan janin jika cacingan saat hamil yang dirangkum dari berbagai sumber:
- Anemia defisiensi besi akibat cacing tambang. Ini dapat memperburuk kondisi ibu hamil seperti kelelahan, pusing, dan meningkatkan kebutuhan transfusi saat persalinan.
- Cacingan juga dapat berdampak pada janin. Berdasarkan analisis data multi-negara menunjukkan cacingan saat hamil berasosiasi dengan penurunan mortalitas neonatal dan sebagian mengalami berat badan lahir rendah.
Cara mencegah cacingan saat hamil
Bunda dapat melakukan beberapa langkah pencegahan agar terhindar dari cacingan saat hamil seperti di bawah ini:
- Cuci tangan dengan sabun sebelum makan atau menyiapkan makanan dan setelah dari toilet.
- Potong kuku pendek.
- Menggunakan alas kaki di luar/di tanah.
- Menjaga sanitasi dan kebersihan jamban. Akses air dan sanitasi yang lebih baik dapat menurunkan risiko STH.
- Mencuci bersih sayuran atau daging sebelum di masak, serta memasaknya hingga matang merata.
- Mengonsumsi air bersih yang aman.
- Menjaga kebersihan tempat tidur dan pakaian dalam dengan rutin mengganti, mencucinya menggunakan air panas, membersihkan permukaan, jangan menggaruk area anus.
- Melakukan cek kesehatan dan segera menangani anemia (zat besi/folat) sesuai anjuran nakes.
Pengobatan yang aman untuk ibu hamil
WHO merekomendasikan ibu hamil di daerah endemis diberikan albendazole 400 mg atau mebendazole 500 mg dengan dosis tunggal setelah trimester pertama. Apa kedua obat ini aman untuk ibu hami?
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mencatat data observasional skala besar tidak menunjukkan peningkatan cacat bawaan pada perempuan yang tidak sengaja menerima albendazole/mebendazole di kehamilan awal. Namun umumnya dihindari pada trimester 1, kecuali manfaatnya lebih besar dari risiko.
Albendazol merupakan obat kategori C untuk kehamilan. Data mengenai penggunaan albendazol pada ibu hamil terbatas. Bukti yang tersedia menunjukkan tidak ada perbedaan kelainan bawaan pada anak-anak dari ibu yang secara tidak sengaja diobati dengan albendazol selama kampanye pemberian obat massal (MDA) dibandingkan dengan mereka yang tidak.
WHO mengizinkan penggunaan albendazol pada trimester ke-2 dan ke-3 kehamilan. Namun, penyedia layanan kesehatan harus menyeimbangkan risiko pengobatan terhadap janin dengan risiko perkembangan penyakit pada ibu hamil jika tidak diobati.
Begitupula dengan Mebendazol yang juga merupakan obat kategori C untuk kehamilan. Dalam kampanye MDA di negara-negara dengan prevalensi cacing yang ditularkan melalui tanah, WHO telah menetapkan bahwa manfaat pengobatan lebih besar daripada risikonya, dan WHO mengizinkan penggunaan mebendazol pada trimester ke-2 dan ke-3 kehamilan.
Namun, pada ibu hamil yang terinfeksi cacing yang ditularkan melalui tanah, risiko pengobatan terhadap janin harus diimbangi dengan risiko perkembangan penyakit pada ibu tersebut jika tidak diobati.
Pada cacing kremi sering melibatkan mebendazole pada ibu (di luar trimester 1), sekaligus edukasi kebersihan seluruh anggota keluarga, dan pengulangan dosis untuk mencegah reinfeksi. Bunda dapat konsultasi jadwal ulangan dengan dokter.
Bagaimana dengan ivermectin? Ini obat pilihan di luar kehamilan. Keamanan pada kehamilan belum pasti sehingga banyak panduan untuk menghindari penggunaannya saat hamil, kecuali jika isiko penyakit sangat tinggi yang diputuskan spesialis.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)