Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Apakah Kondom Bisa Bocor? Kenali Ciri-ciri, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Melly Febrida   |   HaiBunda

Sabtu, 11 Oct 2025 21:00 WIB

Ilustrasi Kondom
Apakah Kondom Bisa Bocor? Kenali Ciri-ciri, Penyebab, dan Cara Mengatasinya/Foto: Getty Images/iStockphoto
Daftar Isi
Jakarta -

Apakah kondom bisa bocor? Penggunaan kondom tak boleh disepelekan. Karet pengaman ini bisa bocor akibat robek, berlubang, atau selip. Insiden ini memang jarang terjadi, tapi menggunakan kondom yang bocor bisa tidak maksimal manfaatnya.

Kondom dapat rusak oleh benda tajam, paparan panas yang terlalu lama, atau sinar matahari langsung. Dalam uji laboratorium, beberapa kondom ditemukan dapat dilewati virus atau partikel mikro melalui lubang kecil yang tidak terdeteksi secara kasat mata.

Melansir laman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jika kondom digunakan dengan benar dan konsisten maka bisa aman dan sangat efektif dalam mencegah penularan sebagian besar infeksi menular seksual (IMS), termasuk HIV, dan kehamilan yang tidak direncanakan. 

Ciri-ciri kondom bocor atau rusak

Melansir laman Planned Parenthood, sperma tidak dapat melewati kondom selama terpasang dengan aman di penis. Satu-satunya cara sperma dapat bocor melalui kondom adalah jika ada lubang atau robekan di dalamnya. Jika tidak, sperma akan tetap terperangkap di dalam kondom. Itulah mengapa kondom sangat efektif dalam mencegah kehamilan dan IMS.

Untuk itu, usahakan untuk memeriksa kebocoran sebelum digunakan supaya membantu mencegah penyebaran IMS dan kehamilan yang tidak diinginkan. Penggunaan pelumas berbahan dasar minyak dapat melemahkan lateks pada kondom, sehingga lebih rentan robek dan bocor. Pelumas berbahan dasar air atau silikon direkomendasikan untuk digunakan bersama kondom guna memastikan efektivitasnya.

Bagaimana tahu kondom bocor atau rusak? Ini cara dan ciri-cirinya, Bunda:

  1. Untuk memeriksa kebocoran sperma setelah berhubungan seksual, pegang bagian dasar atau tepi kondom dengan erat dan tekan ujungnya dengan lembut.
    Jika ada udara yang terperangkap, udara tersebut harus segera keluar secara merata.
  2. Aliran udara yang kuat dan stabil menandakan kondom tidak berlubang atau bocor, sementara aliran udara yang lemah atau terputus-putus menandakan adanya robekan atau lubang pada kondom.

Lakukan tes ini beberapa kali terhadap sumber cahaya yang berbeda. Ini akan membantu mendeteksi lubang-lubang kecil yang mungkin tidak terlihat dalam cahaya normal.

Selain memeriksa kebocoran, jangan lupa untuk selalu memeriksa tanggal kedaluwarsa dan petunjuk penyimpanan sebelum menggunakan kondom.

Beberapa indikasi bahwa kondom mungkin bocor atau rusak antara lain:

  • Mudah robek saat digunakan, kondom terasa tipis atau putus tiba-tiba.
  • Ada lubang sangat kecil yang tidak terlihat kasat mata (mikro). Lubang ini kadang hanya terdeteksi lewat tes air atau saat fungsi gagal.
  • Kondom selip atau terlepas saat berhubungan atau saat menyelesaikan hubungan.
  • Terjadi penurunan elastisitas. Kondisi ini bisa karena kondom sudah kedaluwarsa atau disimpan dalam kondisi tidak baik.
  • Terjadi kebocoran cairan atau rembesan semen di sekitar tepi kondom.

Penyebab kondom bocor

Dokter spesialis obstetri dan ginekologi, Traci C. Johnson, MD, mengatakan bahwa kondom yang digunakan dengan benar hampir tidak akan robek. Namun, meskipun digunakan dengan benar, hal ini masih bisa terjadi. Jika pasangan menduga kondom rusak, segera hentikan hubungan seks dan periksakan kondisinya.

Melansir WebMD, kondom bisa bocor karena disebabkan beberapa hal, seperti:

  1. Mengenakan kondom dengan cara yang salah. Menggulung kondom seharusnya mudah. ​​Jika pasangan suami istri (pasutri) kesulitan, mungkin cara menggulungnya salah. Cobalah untuk menjepit ujung kondom saat menggulungnya. Ini membantu menciptakan ruang yang cukup untuk menampung ejakulasi.

  2. Menggunakan pelumas berbahan dasar minyak. Minyak melemahkan lateks. Kondom bisa robek jika menggunakan vaselin, minyak kelapa, atau baby oil sebagai pelumas. Gunakan pelumas berbahan dasar air atau silikon saat menggunakan kondom lateks dan sintetis. Namun, kondom berbahan kulit domba dan poliuretan dapat digunakan dengan semua jenis pelumas.

  3. Menggunakan kondom kedaluwarsa. Kondom kedaluwarsa tidak seefektif saat baru dan lebih mudah robek. Selalu periksa tanggal kedaluwarsa pada kemasan kondom sebelum membeli atau menggunakan kondom apa pun.

  4. Menggunakan kondom yang tidak disimpan dengan baik. Panas, sinar matahari langsung, dan gesekan adalah beberapa ancaman terbesar bagi daya tahan kondom. Hindari penggunaan kondom yang disimpan di dompet atau laci dasbor terlalu lama. Gesekan dan panas di area ini dapat menyebabkan kondom robek. Kondom sebaiknya disimpan di tempat yang sejuk dan gelap, jauhkan dari sinar matahari langsung.

  5. Menggunakan dua kondom secara bersamaan. Juga dikenal sebagai pengemasan ganda. Menggunakan dua kondom atau lebih sekaligus dapat menyebabkan kondom robek.

  6. Menggunakan ukuran yang salah. Ukuran kondom bervariasi, tetapi ukuran standar berfungsi untuk kebanyakan orang. Jika ukuran kondom salah, kondom mungkin tidak dapat menggulung sepenuhnya. Ukurannya juga mungkin salah jika terasa terlalu ketat atau terlalu longgar di penis.

  7. Membuka kondom dengan tidak benar. Hindari menggunakan benda tajam atau gigi untuk membuka pembungkus kondom. Untuk merobek pembungkus dengan aman, coba gunakan jari.

  8. Kantong udara. Menggunakan kondom dengan gelembung udara dapat merobek kondom. Saat menggulung kondom, selalu jepit ujungnya agar udara tidak masuk. Ratakan juga kondom secara merata setelah dipakai.

  9. Menyalahgunakan kondom saat berhubungan seksual dengan cara menggunakannya kembali, memasangnya terbalik, atau merobeknya dengan kuku dan perhiasan.

Risiko penggunaan kondom yang bocor

Ada berbagai risiko yang dapat terjadi jika tak memeriksakan kondom yang bocor, antara lain:

  1. Risiko kehamilan yang tidak diinginkan dan IMS seperti HIV, klamidia, dan gonore yang menulari melalui cairan tubuh seperti air mani, cairann vagiba, dan darah.
  2. Penggunaan kondom robek saat berhubungan intim dapat membuat air mani masuk ke dalam vagina yang menyebabkan kehamilan.

Karena itu, disarankan untuk tidak hanya memeriksa kondom secara visual sebelum digunakan, tetapi juga menggunakan alat kontrasepsi tambahan seperti spermisida untuk mengurangi risiko penularan.

Jika Bunda mencurigai terjadi kebocoran kondom, penting untuk berhati-hati. Kontrasepsi darurat seperti pil kontrasepsi darurat dapat membantu mencegah kehamilan jika dikonsumsi dalam 72 jam setelah berhubungan seksual.Namun, pilihan kontrasepsi darurat tidak mencegah infeksi menular seksual. 

Cara mengatasi kondom bocor

Jika pasutri menduga sperma bocor dari kondom, penting untuk segera bertindak.

  1. Hentikan hubungan seksual dan lepaskan kondom dengan hati-hati.
  2. Bersikaplah lembut agar sperma tidak tumpah.
  3. Jika memungkinkan, ikat simpul kondom dan buang.
  4. Mandi atau berendamlah untuk membersihkan sisa sperma yang mungkin tumpah.
  5. Terakhir, cari pertolongan medis untuk tes infeksi menular seksual dan kontrasepsi darurat.

"Meskipun Anda telah melakukan semua tindakan pencegahan yang diperlukan, masih ada kemungkinan kehamilan atau tertular infeksi menular seksual. Oleh karena itu, disarankan untuk melakukan tes secara teratur dan menggunakan alat kontrasepsi tambahan, seperti pil KB atau kondom, untuk mengurangi risiko konsekuensi yang tidak diinginkan," kata Johnson.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda