HaiBunda

KEHAMILAN

Persalinan Caesar Terencana Bisa Tingkatkan Risiko Leukemia Anak, Simak Penjelasannya

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Kamis, 30 Oct 2025 16:45 WIB
Ilustrasi Melahirkan dengan Operasi Caesar/ Foto: Getty Images/iStockphoto
Jakarta -

Operasi caesar kini banyak dipilih oleh para Bunda sebagai metode untuk melahirkan. Prosedur operasi caesar melibatkan sayatan yang dibuat di perut dan rahim untuk mengeluarkan bayi, Bunda.

Bila dahulu operasi caesar dilakukan karena kondisi medis, belakangan tindakan ini dipilih karena permintaan calon orang tua. Ada beberapa pasangan yang sengaja memilih persalinan caesar karena ingin anaknya lahir di tanggal yang cantik. Ada pula yang memilih prosedur ini karena minim sakit.

Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), ibu hamil boleh saja memilih operasi caesar atas dasar permintaan (maternal request), asalkan tidak ada indikasi medis dan usia kehamilan sudah di atas 39 minggu. Bila memang sudah direncanakan, Bunda dapat menyiapkan diri dari segi mental dan fisik.


"Bila pasien memutuskan untuk melakukan persalinan sesar atas dasar permintaan, ada beberapa hal yang direkomendasikan, seperti tidak ada indikasi lain untuk persalinan dini, dilakukan sebelum usia kehamilan 39 minggu, dan mengingat tingginya angka kelahiran sesar berulang, pasien harus diberitahu tentang adanya risiko plasenta previa, spektrum plasenta akreta, dan histerektomi gravid akan meningkat pada kelahiran caesar berikutnya," tulis ACOG di laman resminya.

Studi tentang persalinan caesar terencana dan risiko leukemia anak

Meski ibu hamil boleh menjalani persalinan caesar berdasarkan permintaan, bukan berarti tindakan ini tidak memiliki risiko ya. Studi belum lama ini menemukan kaitan antara persalinan caesar terencana dengan peningkatan kasus leukemia pada anak.

Dilansir laman Newsweek, studi yang dilakukan oleh para peneliti di Sweden's Karolinska Institutet mengungkap bahwa persalinan caesar terencana sedikit meningkatkan risiko beberapa kanker pada anak, terutama leukemia limfoblastik akut (LLA), kanker darah, dan kanker sumsum tulang.

Studi ini menganalisis catatan kesehatan dari hampir 2,5 juta anak yang lahir antara tahun 1982 dan 2015. Studi menunjukkan bahwa anak-anak yang lahir melalui operasi caesar terencana atau dijadwalkan, tampaknya memiliki risiko 21 persen lebih tinggi terkena LLA dibandingkan dengan mereka yang lahir melalui vagina (persalinan pervaginam).

"Operasi caesar merupakan bagian penting dan sering kali menyelamatkan nyawa dari perawatan kebidanan [dan] kami tidak ingin para ibu merasa cemas tentang operasi caesar yang diindikasikan secara medis," kata penulis utama dan peneliti di Institute of Environmental Medicine di Karolinska Institutet, Christina-Evmorfia Kampitsi.

"Namun, jika dikombinasikan dengan penelitian lain yang menghubungkan operasi caesar terencana dengan asma, alergi, dan diabetes tipe 1, maka prosedur non-indikasi medis ini perlu dibahas," sambungnya.

Secara lebih rinci, penelitian ini menggunakan data registri kelahiran dan kanker di Swedia. Tim peneliti mengindentifikasi 1,495 anak yang kemudian didiagnosis leukemia.

Menurut peneliti, anak-anak yang lahir melalui operasi caesar darurat (biasanya setelah persalinan dimulai), tidak menunjukkan peningkatan risiko yang sama seperti operasi caesar terencana. Para peneliti menduga bahwa hal tersebut mungkin terjadi karena persalinan darurat membuat bayi terpapar hormon stres alami dan bakteri dari vagina ibunya, yang berperan dalam perkembangan sistem kekebalan tubuh.

Sebaliknya, pada operasi caesar terencana, bayi yang lahir melewati paparan alami tersebut, sehingga berpotensi memengaruhi perkembangan sistem kekebalan tubuh anak. Peningkatan risiko juga tampak lebih nyata pada anak laki-laki dan anak-anak yang lebih muda, meskipun para peneliti mengingatkan bahwa beberapa hasil tidak sepenuhnya mencapai hasil yang signifikan secara statistik.

Di sisi lain, peneliti berpendapat bahwa temuan studi ini tentu saja bermakna. Apalagi, penelitian sebelumnya telah menunjukkan hubungan serupa, Bunda.

Menurut Kampitsi, leukemia limfoblastik akut jarang terjadi. Hal itu membuat para peneliti sulit mengumpulkan sampel yang lebih besar untuk diteliti.

"Namun, hasilnya mendekati signifikan, sejalan dengan apa yang telah ditunjukkan oleh penelitian sebelumnya. Ini juga tetap relevan ketika kami menyesuaikan dengan faktor-faktor relevan lainnya," ungkap Kampitsi.

Demikian studi terbaru yang mengungkap kaitan operasi caesar terencana dengan risiko leukemia pada anak. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/pri)

Simak video di bawah ini, Bun:

7 Tips untuk Membuat Persalinan Lebih Mudah

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

5 Potret Rumah Mewah Artis 4 Lantai, Dilengkapi Lift hingga Kolam Renang Rooftop

Mom's Life Nadhifa Fitrina

9 Barang Elektronik yang Tidak Boleh Dicolokkan ke Stopkontak Ekstensi

Mom's Life Amira Salsabila

Alasan Ilmiah Berat Badan Naik setelah Menikah

Mom's Life Arina Yulistara

10 Susu UHT untuk Anak 1 Tahun yang Aman Dikonsumsi

Rekomendasi Produk Kinan

Ingin Cepat Hamil? Begini Cara Memilih Pelumas yang Tepat untuk Berhubungan Intim

Kehamilan Melly Febrida

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Potret Pemeran Rahman di Film Zombie Abadi Nan Jaya Ardit Erwandha Bersama Istri

Sistem Half Day vs Full Day Preschool, Mana yang Lebih Baik untuk Anak

Alasan Ilmiah Berat Badan Naik setelah Menikah

10 Susu UHT untuk Anak 1 Tahun yang Aman Dikonsumsi

7 Contoh Kalimat Undangan untuk Ulang Tahun hingga Pernikahan via WA

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK